PART 21 "NGIDAM"

2.5K 189 8
                                    

S.2 Next 2

usia kandungan Andin yang masih berada di trimester pertama membuat perempuan cantik itu selalu muntah dan mual di setiap pagi hingga menjelang siang, dan itu membuat Al menjadi tidak tega untuk meninggalkan sang istri yang sudah resmi cuti satu Minggu yang lalu.

"Aku gak usah ke kantor aja deh, ya..? dirumah aja rawat kamu..," ucap Al yang tidak tega melihat Andin yang lemas, karena sedari tadi muntah-muntah.

"kamu harus ke kantor. Aku gak apa-apa kok, nanti juga mualnya hilang, kamu gak perlu khawatir ya" bujuk Andin lembut pada sang suami.

"Aku ikut cuti kayak kamu aja deh, biar Rendy aja yang handel, biar bisa jaga kamu,"

"No, sayang, kasihan Rendy cman sendirian, lebih baik kamu sekarang berangkat ke kantor deh, Andin biar mama yang jaga" cepat mama Sarah berkata saat baru saja sampai di kediaman Andin dan Al  bersama papa Surya yang sudah rapi dengan setelan kerjanya.

"Apa mama gk keberatan?" tanya Al yang tak enak hati.

Mama Sarah menggeleng. "Andin kan anak mama Al, jadi mana ada mama keberatan. Ya sudah, kamu berangkat sana bareng sama papa juga. Andin aman kok, sama mama" ujar Mama Sarah yang kemudian di angguki Al meski dengan berat hati.

"Sayang, papa berangkat kerja ya, kamu baik-baik dirumah kalau mau apa-apa bilang, nanti papa belikan" ucap papa Surya mengecup kening sang putri yang terduduk lemas di sofa.

"So-soan mau beliin, kemarin aja protes Mulu." cibir Andin membuat surya menatap tajam anaknya yang sayangnya di abaikan oleh ibu hamil itu.

"Aku juga berangkat ke kantor dulu ya, ndiin, kamu kalau mau apa-apa hubungin aku" kini giliran Al yang berpamitan.
Mengecup kening Andin dengan sayang, kemudian mendaratkan kecupan pada perut Andin yang masih rata.

Seperginya kedua laki-laki beda usia itu, mama Sarah membuka kotak makan yang tadi dibawanya, lalu memberikan itu pada Andin yang kini sudah berbinar, tak sabar ingin segera melahap apa yang sang mama bawa.

"Mama kenapa bawanya sedikit banget sih..!" komentar Andin seraya memasukkan satu suapan salad buah buatan Sarah.

"Nanti mama bikin lagi buat kamu" ucap mama Sarah lembut. Dengan berbinar, Andin mengangguk semangat dan melanjutkan kembali memakan saladnya hingga kotak makan itu bersih tak tersisa.

❤️ ❤️ ❤️ ❤️ ❤️

Jam dua siang Al pulang dan langsung mendatangi Andin yang tengah duduk bersantai di kamar, menonton televisi yang menayangkan drama kesukaannya. Kebiasaan baru Al semenjak kehamilan Andin adalah sering mengecup kening istrinya, kemudian mengecup perut ratanya seraya berbisik pada sang jabang bayi mengatakan bahwa ia sudah pulang.

"Susu hamil sama vitamin nya sudah di minum belum..?" tanya Al yang baru saja ikut duduk di samping Andin.

"udah kok" jawab Andin singkat tanpa menoleh pada sang suami.

"Pintar..!aku mandi dulu sebentar, ya" ucap Al seraya bangkit berjalan menuju kamar mandi.

Setelah menyiapkan pakaian santai untuk Al ganti, Andin kembali duduk bersandar pada ranjang menikmati kembali tontonan nya yang sedikit terganggu.

Drett...Drett...Drett...

Suara HP yang bergeletak begitu saja di atas nakas mengalihkan Andin dari layar di depannya. Andin meraih ponsel tersebut lalu mengangkatnya dengan enggan, menempelkan benda tersebut pada telinga sebelah kiri.

"Siapa nih..?" tanya Andin malas-malasan.

"Hallo, Andin cantik..gue Rafael kating dosen jurusan manajemen" jawaban yang diberikan dari seberang telepon sana membuat Andin mengernyitkan kening.

"Yang mana ya, kok gue gk tau..?"

"jahat banget lo, ndinn, sampai gak ingat. Gue yang itu loh, yang waktu itu makan siang bareng lo.

"O, iya iya gue ingat, Lo yang ganteng itu kan..?"

"Biasa aja sih lo ndinn, iya gue yang itu, ingat Lo sekarang..?"

"ingat donk, masa lupa sama cowok ganteng,klau gue lupa sih, rugi dong gue, hahaha"

"Haha biasa aja Lo ndin. btw lo apa kabar, kok sekarang jarang kelihatan..?"

"kabar gue baik kok kak. masa sih Lo gk lihat gue..? padahal gue sering loh, lihat lo"

"Masa sih..? lihat dimana emang?" begitu jelas si penelepon amat penasaran.

Al tak lama keluar dari kamar mandi hendak mengeluarkan suara, tapi dengan cepat Andin melarang dengan cara menggeleng dan menyimpan telunjuknya dibibir.
Al yang awalnya bingung pun, kemudian mengangguk dan duduk disamping Andin sambil mengeringkan rambutnya yang basah.

"Gue lihat lo di masa depan kak"ucap Andin seraya mengedip-ngedipkan sebelah matanya pada Al yang sudah melotot dan langsung merebut hp Andin, kemudian memutuskan sambungan.

"Barusan siapa?" tanya Al tak suka.

"kak Rafael" jawab Andin singkat.

"jangan kamu gombalin dong, yang nanti dia baper gimana coba"

"Ya, biarin aja, kan yang baper dia bukan aku." cuek Andin. Al hanya menggelengkan kepalanya, kemudian mencubit pipi Andin yang berisi dengan gemas

"mas, aku pengen kebab Turki" ucap Andin menatap dengan memohon.

"ya udah, nanti aku beliin buat kamu"

"pengen nya sekarang" rengek Andin manja.

"Oke, ayok kita beli. sekarang kamu siap-siap." cepat Andin mengangguk dengan gembira dan langsung berganti pakaian.

Satu jam perjalanan cukup jauh membuat Andin pusing dan kembali mual-mual. Awalnya Al memiliki untuk kembali ke rumah dan memesan lewat layanan online, tapi Andin menolak dan tetap kekeh ingin pergi ke tempatnya sendiri. Akhirnya mau tidak mau Al menuruti, meskipun harus beberapa kali berhenti dipinggir jalan, karena Andin yang mabuk. Dan disini lah sekarang mereka berada, dikedai kebab Turki yang terkenal dikota ini.

"Pak, dua ya" pesan Al pada si pedagang. Andin duduk di kursi plastik yang tersedia diikuti Al setelahnya.

"Mas, pengen itu" telunjuk Andin mengarah pada penjual batagor yang melintas didepan sana.

"Kamu yakin..?" tanya Al yang di angguki oleh Andin. Al menuruti keinginan sang istri yang tengah mengidam.

Al hanya bisa menepuk jidat saat lagi dan lagi Andin menunjuk penjual makanan yang melintas, ditangannya sudah ada hampir sepuluh macam makanan yang berbeda mulai dari batagor, siomay, kebab, rujak mangga, cilok, bakpau, cireng, kue cubit, hingga tahu krispi. Sesampainya di rumah, wanita hamil itu bukan memakan semua yang diinginkan nya ketika di jalan tadi melainkan malah mengambil cup es krim yang berada di kulkas dan melahapnya dengan tenang di sofa, sambil menonton siaran televisi.

"Ndiinn, terus ini makanannya gimana, siapa yang mau ngabisin..?" tanya Al menatap bergantian kantong-kantong berisi makanan dengan Andin.

"Kamu aja yang habisin mas, aku udah kenyang"

"kalau kamu kenyang kenapa kamu beli ini semua ndiinn!" geram Al yang masih berusaha selembut mungkin, karena tidak ingin membuat Andin menangis.

Menghela nafas seraya mengusap-usap dadanya,Al memakan makanan yang tadi di  beli dengan perasaan dongkol, menggerutu dalam hati sambil menatap Andin yang asik dengan es krim di tangannya. Tidak sama sekali wanita hamil itu merasa bersalah.

Jangan lupa di vote dan coment biar author semangat melanjutkan..🙏
Thank you

from revenge to loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang