PART 18 "DASAR MUSEUM"

3.8K 236 15
                                    

Next 18

Sore hari...
Andin,mama dan Michelle sudah sampai di mansion. Mereka sudah membeli bahan-bahan untuk membuat strawberry Chocolate cake dan puding mangga. setelah sampai di mansion mereka bertiga langsung menuju dapur untuk membuat cake dan puding yang diinginkan.

Didapur Andin menyiapkan bahan-bahan untuk membuat cake dan puding ,sedangkan Michelle menyiapkan alat-alat nya dan mama merapikan perbelanjaan yang mereka beli tadi. Andin pun membuat strawberry Chocolate cake nya, dia memasukkan semua bahan yang terdiri dari telur, gula, tepung dll. Tak terasa 1,5 jam sudah berlalu, waktu menunjukkan pukul 18.30 dan semuanya pun sudah selesai dibuat, strawberry Chocolate cake dan puding mangga nya sudah jadi sesuai dengan gambar yang ada di tab, Andin, mama dan Michelle pun merasa puas.

"Akhirnya jadi juga..! waahh lihat cake nya sangat cantik sama seperti orang yang membuatnya..! pasti rasanya juga enak, aku jadi tidak sabar..!" ucap Michelle tersenyum sambil menatap strawberry Chocolate cake yang dibuat Andin dari dekat.

"Menjauhlah dari cake nya kau hampir menyentuhnya dengan hidungmu" ucap mama menarik kerah belakang baju Michelle agar menjauh dari cake sehingga membuat Michelle seperti anak kucing yang di angkat.

"Aduhhh Tante,..apa Tante ingin Michelle mati tercekik..? leher Michelle sakit tahu" ucap Michelle sambil memegangi lehernya.

"Astaga mich, maafkan Tante ya..mana coba tante lihat..!sini biar Tante tiup.." ucap mama yang kemudian melihat leher Michelle dan meniupnya. Andin hanya menahan tawanya melihat tingkah lucu Michelle dan mertuanya itu.

"Huh...lain kali bilang saja sama Michelle tan, jangan asal main tarik kerah baju Michelle" ucap Michelle kesal sambil memayunkan bibirnya.

"Iya iya Tante minta maaf deh, tadi kan tante hanya refleks karena hidungmu hampir menyentuh cake nya tadi" ucap mama mengelus pipi Michelle.

Tiba-tiba Kiki datang...
"permisi nyonya, makan malam sudah diletakkan di meja makan" ucap Kiki dengan sopan.

"Baiklah. Oia dimana Al..?" tanya mama pada Kiki.

"pak bos sedang tidur nyonya" jawab Kiki sambil menunduk.

"Apa, tidur..? haiss anak itu hidupnya benar-benar santai sekali ya.." ucap mama sambil berkacak pinggang.

"Apa saya perlu membangunkan nya nyonya..?" tanya Kiki

"Tidak perlu, biar Andin saja yang membangunkannya" ucap mama lalu di balas anggukan oleh Kiki, sedangkan Andin yang mendengar perintah mama mertuanya hanya membulatkan matanya karena terkejut, baginya ini sama saja dengan membangunkan harimau yang sedang tidur.

"Andin kau kenapa nak? apa kau tidak ingin membangunkan Al..?" tanya mama menepuk pundak Andin yang membuatnya sadar dari lamunannya.

"Aaa..? tidak maa, aku akan membangunkan mas Al" jawab Andin canggung.

"kalau begitu mama dan Michelle mau membersihkan diri dulu. dan Kiki tolong bawa cake sma pudingnya ke meja makan ya..?" ucap mama.

"Baik nyonya" jawab Kiki setelah mama dan Michelle menuju ke kamarnya masing-masing untuk membersihkan diri, begitu juga dengan Andin dia bergegas ke kamarnya untuk membersihkan diri baru setelah itu membangunkan Al.

~∆~∆~∆~∆~∆~

Setelah selesai membersihkan dan merias dirinya, Andin beranjak dari meja riasnya dan melangkah keluar menuju kamar Al. Sampai didepan kamar Al, Andin merasa sangat gugup karena kali ini dia diperintahkan membangunkan seekor harimau yang sedang tidur. Dia berdiam diri sejenak didepan pintu kamar Al untuk mengumpulkan keberaniannya, setelah semua keberaniannya terkumpul ia pun mengetuk pintu kamar Al.

Tok...
Tok...
Tok...
"mas Al..?" panggil Andin tapi tidak ada jawaban dari Al. Andin pun mencoba mengetuk pintu dan memanggil Al sekali lagi, tapi hasilnya sama saja, nihil.. akhirnya Andin memutuskan untuk masuk ke dalam kamar Al.

Pintu terbuka terlihat Al sedang tertidur sangat pulas dan sangat tenang di ranjangnya. Andin pun berjalan mendekat ke Al, sampai didekat Al, tanpa sadar Andin menatap wajah Al yang menurutnya sangat tampan itu.
*Hmmm?.. lihatlah wajah tampannya itu tidak serasi dengan hatinya yang sangat kejam. Coba dia setiap hari tenang seperti ini pasti hidupku tidak akan sulit seperti sekarang* batin Andin, tangan kanannya tiba-tiba sudah ingin mencubit pipi Al karena kesal tapi untung saja dia sadar dengan apa yang akan dilakukannya dan langsung menarik kembali tangannya.

*Apa yang ingin kau lakukan Andin? kau hampir saja mencubitnya dan membuatmu mati ditempat..!! dasar bodoh,..bodoh..bodoh..!* batin Andin sambil memukul-mukul kepalanya atas tindakan yang ingin ia lakukan.

*Baiklah saatnya untuk membangunkan harimau ini, wahai seluruh anggota tubuhku mohon kerjasama dan bantuannya, dan ya tuhan lindungilah aku* batin Andin dia pun menggoyangkan tubuh Al dengan pelan.

"Mas Al ayo bangun" ucap Andin sambil menggoyangkan tubuh Al. Al yang merasa sedikit terganggu hanya menggeliat dan membalikkan dirinya ke arah kiri yang membelakangi Andin.

*Astaga pria ini..!batin Andin kesal dia pun membungkuk karena Al tidak sampai jangkauan tangannya "mas Al ayo bangunnn..!" ucap Andin sambil menggoyangkan tubuh Al kali ini dengan sedikit kencang,
"Hmmm..!" ucap Al yang masih belum mau bangun lalu menarik tangan Andin. Andin pun terjatuh dan tertidur di ranjang Al dengan posisi terbaring ke kiri sedangkan Al berbaring ke kanan dengan memeluk Andin seperti bantal guling dan membenamkan wajahnya di dada Andin.

Deg..Deg..Deg.. begitulah detak jantung Andin saat ini, jantungnya berdetak dengan cepat, pipinya merona dan dadanya terasa sesak sampai-sampai ia tidak bisa mengatur nafasnya dengan baik. sedangkan Al hanya semakin tidur dengan nyaman karena wangi parfum Andin yang merilekskan tubuhnya. Al semakin membenamkan wajahnya di dada Andin. Andin pun tidak tinggal diam dia mencoba mendorong Al tapi sayangnya dia tidak bisa lepas dari tangan kekar suaminya itu.

"mas Al lepaskan aku..!" ucap Andin sambil memberontak mendorong Al.

"Hmmm..nyaman sekali" gumam Al dan semakin membenamkan wajahnya di dada Andin.

Andin yang mendengar gumamnya Al pun semakin terangsang, seluruh tubuhnya serasa panas sampai akhirnya dia tidak tahan lagi diperlukan seperti itu, lalu mencubit perut Al dengan sangat kuat.
"Awhh" sontak Al terkejut karena kesaktian dia membuka matanya tetapi tidak melepaskan guling nya yang tidak lain adalah Andin.

"Apa ini..?" batin Al yang melihat dua gunung kembar yang putih dan mulus dihadapannya dengan polosnya Al menyentuh dada Andin. Andin yang sudah tahu kalau Al sudah bangun,dia marah besar atas perbuatan Al "mas Al..! lepaskan aku..!" ucap Andin dengan nada tinggi dan penuh penekanan

Al yang mendengar suara Andin pun langsung melepaskan dan menjauh dari Andin.
"Andin..?" ucap Al lalu menatap bingung ke arah Andin. Andin langsung beranjak dari ranjang dan berdiri dengan melipat dua tangannya di dada.

"Dasar museum..!" ucap Andin lalu berbalik dan berjalan keluar dari kamar itu.

"Apa..?" ucap Al bingung dia bertanya-tanya pada dirinya sendiri dan akhirnya dia mengingat semua perbuatannya pada Andin.
*Jadi yang wangi dan nyaman itu benar-benar dada Andin..?!* batin Al seketika wajahnya memerah seperti buah tomat. Ternyata Al tadi sedang bermimpi tentang ia dan Andin tidur bersama dan dia membenamkan wajahnya di dada Andin dan hal itu ternyata benar-benar terjadi.

*Astaga pasti dia sangat marah padaku* batin Al lalu mengacak-acak rambutnya dan mengusap wajahnya kasar.

sedangkan Andin sudah duduk dimeja makan bersama mama dan Michelle. Dia masih mengingat perbuatan Al padanya yang membuat pipinya merona semerah buah tomat.

"ndiinn apa kau sakit..?" tanya Michelle khawatir karena melihat pipi Andin yang sangat merah.

"Ah tidak..aku baik-baik saja" jawab Andin sambil memicingkan matanya, dia tidak berani menatap wajah Michelle dan mama mertuanya itu karena malu.

"sudahlah....jangan mengusik andin, dia pasti habis melakukan sesuatu dengan Al" ucap mama, Michelle yang menyadari sesuatu pun langsung bersemangat untuk menggoda Andin.

"Cieee...Cieee.. Andin...ekhmm ciuit" ucap Michelle menggoda Andin sampai menirukan suara burung. Andin pun semakin malu dan pipinya semakin merona dia hanya bisa menundukkan kepala karena rasa malunya itu.

jangan lupa di vote dan coment,.. biar author semangat melanjutkan nya..
thank you

from revenge to loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang