.
.
.Di tengah badai laut, tangisan bayi terdengar. Seorang wanita dengan terhuyung memasukkan bayi itu ke dalam sebuah kotak.
"Jangan menangis. Setelah ini kau akan mengalami hal yang lebih berat. Ibu mencintaimu, jadilah pemuda yang kuat dan temukan tempat bernaung untukmu sendiri, sayang. Awasi cakrawala dan kau akan baik baik saja, Tuhan akan menunjukkan jalan lewat hembusan angin dan air pasang di laut lepas." Ucap wanita itu. Dia melempar kotak itu ke laut tepat sebelum ombak membalik kapal yang dia tumpangi.
*
Fajar menyingsing, angin dingin laut menerpa kulit kusam yang terlalu lama diterpa oleh matahari milik sorang pria yang kini berada di atas perahu kayunya di tengah laut untuk mencari ikan. Dia tak sendiri, ada beberapa orang lainnya yang juga bekerja sebagai pencari ikan sama sepertinya. Dia lemparkan jala jahitannya sendiri ke air, bersamaan dengan mulutnya yang memanjatkan doa, berharap semoga dia beruntung hari ini. Setelah beberapa lama, ketika dia menarik kembali jala miliknya, dia mendapati sesuatu yang terapung apung.
Karena penasaran, dia mendayung perahu nya ke dekat benda itu dan terkejut ketika mendengar suara tangisan bayi. Cepat cepat dia mengangkat kotak itu dari laut dan meletakkannya di atas perahu kecilnya. Dengan sedikit paksaan, kotak itu terbuka, dan dia menemukan seorang bayi laki laki yang pucat. Isi kotak itu terendam air, tapi tidak sampai menenggelamkan kepala si bayi.
Pria tua itu mengangkat si bayi dari kotak dan memeluknya erat. Memberikannya rasa hangat. Karena temuannya itu, dia kembali ke darat, lantas melaporkannya pada prajurit yang menjaga daerah tempat ia tinggal.
"Bisa saja bayi itu memang dibuang oleh kedua orang tuanya." Ucap seorang prajurit."Tidak Tuan, saya yakin jika bayi ini adalah korban dari tragedi tenggelamnya kapal. Kotaknya mengapung dari arah Barat, saya rasa itu kapal Portugis." Jelas si pria tua.
"Lalu apa yang harus kami lakukan? Membawa bayi itu ke penampungan? Anda seharusnya fokus pada pekerjaan Anda. Bukannya malah berlagak peduli dengan bayi tanpa nama itu." Ucap si prajurit.
"Tapi.. dia masih bayi.. dia harus mendapat Ibu yang mau menyusuinya—"
"Anda bahkan tak memiliki uang untuk membayar pajak, bagaimana mungkin Anda bisa meminta kami mencarikannya Ibu yang mau menyusuinya?" Sela si prajurit, "kembalilah bekerja." Lanjutnya sambil menodongkan senjatanya.
Si pria tua menunduk memohon ampun, lantas dia pergi dari hadapan prajurit itu sambil terus menggendong bayi malang yang pasti sangat kelaparan itu. Dia kembali ke tempat kerjanya, dia bingung ingin dia titipkan pada siapa bayi ini karena tidak mungkin dia membawanya ke atas perahu.
"Ada masalah apa Tuan Owen? Saya lihat Anda— hm? Bayi siapa yang ada di gendonganmu itu?" Tanya seorang wanita yang merupakan istri dari saudagar kaya—pemilik perusahaan buruh nelayan tempat Owen bekerja. Wanita cantik yang tengah mengandung itu tampak begitu khawatir dengan kondisi bayi di pelukan si pria yang lebih tua."Maafkan saya Nyonya Elsworth, bayi ini saya temukan ada di dalam sebuah peti yang mengapung di laut ketika saya menangkap ikan. Saya rasa dia adalah korba kapal yang karam di laut Mediterania." Jelas Owen.
"Saya sudah melaporkannya pada prajurit tapi mereka malah menodongkan senjata pada saya. Saya harap Anda mau menjaganya sebentar hingga saya selesai bekerja sore nanti. Saya ingin mencarikannya Ibu yang mau menyusuinya, dia pasti sangat kelaparan." Lanjut Owen.
Dengan iba Nyonya Elsworth lantas mengambil bayi itu dari pelukan Owen. Dia tengah mengandung anak pertamanya setelah 10 tahun pernikahan. Karena itu dia sangat menghargai jiwa setiap bayi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.1 : Desire (Departure)
Fanfiction"Keep an eyes on the Horizon. We will touch that Utopia." 1914 (Kala setiap insan dihadapkan oleh pilihan sulit bersama setan dan malaikat dalam diri mereka) -Pelik jiwa yang menjerit bersembunyi dibalik senyum palsu- Mereka tahu jika tidak ada yang...