.
.
."Apakah mungkin..?" Yunho berucap, "Sirkus Mimpi bukan hanya soal membeli pemain sirkus yang unik semudah membeli baju di etalase toko, melainkan telah terjadi sesuatu yang lebih besar dibalik tenda hitam dan putih itu, Mingi?"
Mendengar itu, Mingi hanya bisa diam. Yunho mengatakan hal yang sangat mungkin terjadi di dalam Sirkus Mimpi. Dia mengetahuinya bahwa dapur mereka sangatlah kotor, hal semacam yang dikatakan Yunho jelas bisa terjadi juga. Jika memang benar ada sesuatu yang lebih 'besar' telah terjadi di dalam Sirkus Mimpi, maka Mingi akan mulai menormalkan surat surat kabar yang punya ungkapan kebencian di setiap paragraf nya untuk Sirkus Mimpi.
Namun disisi lain, Mingi juga khawatir. Jika yang dikatakan Yunho itu benar, maka mereka semua akan ditangkap. Selain karena 'hal besar' itu melainkan juga karena dugaan eksploitasi binatang. Mingi bahkan sudah kehilangan ingatan kapan terakhir para hewan sirkus itu (selain Belka) makan dengan benar dan sesuai porsi liar mereka.
"Aku rasa Mingi," Yunho berucap lagi, "Hongjoong mengetahuinya dan dia masih enggan memberitahu baik diriku maupun dirimu."
"Kenapa? Justru bukankah ini berhubungan langsung denganku?" Tanya Mingi.
"Entahlah.. dia ingin melindungi mu, kah? Atau dia hanya kasihan, atau malah dia memanfaatkan situasi itu untuk rencana lanjutannya." Balas Yunho.
"Rencana lanjutan apa?"
Mingi bertanya dan Yunho menoleh sedikit terkejut, bukan karena Mingi namun karena Yunho sendiri belum pernah mengatakan soal Hongjoong sebagai seorang pemberontak yang kini sepertinya menjadi buron nomor satu di negara asal mereka. Yunho juga belum pernah mengatakan pada Mingi bahwa Hongjoong memiliki pandangan berbeda pada dunia. Soal upayanya menghancurkan pemerintah, dia yang mendeklarasikan anarkisme untuk dirinya sendiri, dan tentu saja, soal dunia tanpa cidera, Utopia.
"Mingi, apakah aku belum pernah mengatakan bahwa Hongjoong seorang anti-pemerintahan?" Tanya Yunho.
"Kurasa? Aku hanya tau dia anti-hierarki, tapi bukankah itu sama? Aku rasa dia hanya seorang pemberontak yang tidak tahu apa yang sedang dia lakukan." Balas Mingi.
Yunho menggelengkan kepala sambil tertawa. "Dia sadar betul apa yang dia lakukan Mingi. Dengan keadaan sadar berdiri, mendongak di depan para petinggi yang mengacungkan pistol padanya. Dia lebih gila daripada yang bisa kamu bayangkan, bukan seseorang yang sebatas memberontak lalu pergi melarikan diri, bersembunyi, tak melakukan apapun agar dia tidak dikejar. Hongjoong, sejauh yang aku tahu, seseorang yang akan memperjuangkan apa yang menurutnya patut diperjuangkan."
"Apa yang dia perjuangkan?"
"Kesetaraan sesama manusia." Balas Yunho. "Dia menentang adanya hierarki, dia membenci perang dan perbudakan.. dan yang paling penting adalah itu tadi, dia seorang anti-pemerintahan."
"Semua orang bukankah membenci perang?"
Yunho mengangguk. "Namun hanya sedikit orang yang mampu dan mau melalukan sesuatu atas itu. Sama seperti halnya ketika setiap orang bisa dengan berani menempatkan dirinya sebagai pahlawan atau korban dalam cerita kehidupannya, namun hanya berapa banyak dari kita yang berani menyebut diri sebagai seorang penjahat dalam kisah kehidupannya?"
"Hongjoong adalah salah satunya, dia bilang padaku bahwa dia tak peduli menjadi seorang penjahat, karena menurutnya, untuk memulai sebuah revolusi, harus ada yang mau menjadi pelaku pertama, yang kemudian akan disalahkan seluruh umat karena perilakunya, entah itu baik maupun buruk."
"Dia mencukupi kriteria tidak waras untuk disebut orang yang gila." Balas Mingi.
Yunho tertawa, tawa lepas yang jika sekiranya saja dia tunjukkan di lingkungan keluarganya, ketika nama Elsworth masihlah suatu penghormatan tertinggi di hidupnya, maka akan Yunho dapatkan gunjingan karenanya. Bukan hal sopan bagi seorang bangsawan tertawa seakan tidak ada beban di atas pundaknya seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Klub 513 | Long Journey | Ep.1 : Desire (Departure)
Fanfiction"Keep an eyes on the Horizon. We will touch that Utopia." 1914 (Kala setiap insan dihadapkan oleh pilihan sulit bersama setan dan malaikat dalam diri mereka) -Pelik jiwa yang menjerit bersembunyi dibalik senyum palsu- Mereka tahu jika tidak ada yang...