5. Sebuah Permintaan

3.7K 430 35
                                    


" Selamat Pagi " Sapa Sasuke bersama dengan Sasori yang menyambutnya dipintu depan kediaman Haruno.

Mebuki dan Kizashi tersenyum pada sang calon menantu, sepertinya ia datang terlalu pagi karena mereka berdua tengah sarapan. Sasuke berjalan kearahnya sembari tersenyum tipis.

Sasori sebenarnya baru turun dari kamar. Karena para pembantu rumah tangga tengah sibuk sarapan dibelakang pada akhirnya dia lah yang membukakan pintu.

" Maaf karena aku jadi mengganggu kalian " Mebuki mengibaskan tangannya sembari mengecup pipi kanan dan kiri Sasuke. Kalau yang datang setampan ini pagi-pagi siapa sih yang tidak ingin diganggu.

" Sakura belum bangun, padahal jam sembilan nanti syuting hari pertamanya " Kata Kizashi. Sasuke melirik lantai atas, pantas saja diruang makan hanya ada mereka berdua. Sasori juga sepertinya baru turun dari kamarnya, terlihat sekali saat pria itu baru mengambil piring untuk makan.

" Bangunkan saja Sasuke. Aku sudah mengetuk pintunya tiga kali tapi belum ada jawaban " Sahut Sasori.

Sasuke menghela nafasnya, ia juga berdiskusi pada kakak iparnya perihal jadwal Sakura. Ada beberapa hal penting yang ingin ia sampaikan maka dari itu ia datang pagi-pagi sekali kesini.

" Biarkan saja, dia berlatih skrip sampai pukul tiga dini hari " Mebuki menatap Sasuke yang terlihat tidak senang.

Kizashi pun demikian, itulah yang sebenarnya ia takutkan ketika anaknya menjadi pemain film layar lebar. Sakura akan begadang untuk pengambilan scene, pergi keluar kota , belum lagi untuk jadwal tour yang padat.

" Mungkin kalau dengan Papa Sakura akan dengar " Mebuki menatap si sulung.

Sedari awal dukungan yang selalu mereka berikan karena ingin si bungsu senang. Kenyataannya, suami dan anak laki-laki satu-satunya itu sama sekali tidak menyukai Sakura terjun ke dunia hiburan.

Maka dari itu Sakura sama sekali tidak berada diagensi manapun sampai akhirnya keluarga Uchiha menerimanya dengan lapang atas keberhasilannya selama ini.


Sasuke menatap calon mertuanya. Awalnya ia memang iseng memilih Sakura, tapi melihat hangatnya keluarga mereka membuat dirinya berubah haluan. Ia ingat sekali saat Itachi dan Izumi menghiburnya dengan mengatakan kalau Sasuke tidak akan kekurangan apapun saat bersama Sakura.

Walaupun terlihat membenci dirinya, kenyataannya Sakura hanyalah sosok gadis mandiri yang pekerja keras. Sakura mungkin tidak membencinya, tapi hanya kaget karena keputusannya.

Keluarga mereka sudah kaya raya sejak lahir, apapun yang diinginkannya terkabulkan. Namun pemikiran dewasanya membuat Sasuke kagum. Ia bahkan sudah puluhan kali gagal casting untuk mencapai ini semua.

Sudah saatnya Sakura berhenti karena Sasuke akan , dan setelah semalaman ia berpikir keras akhirnya Sasuke mencapai sebuah keputusan bahwa dirinya menginginkan ini semua. Ia butuh orang seperti Sakura, mandiri, cantik, dan dengannya Sakura tidak akan kekurangan apapun.

" Nanti Papa bicarain lagi, kamu tahu kan bagaimana cintanya adik kamu sama dunia seni peran " Sasori menghela nafasnya. Selalu saja seperti itu, Sakura memang kesayangannya tapi kalau sudah membaca skrip sampai dini hari itu tidak ada toleransi.

" Boleh aku yang membangunkannya? Ada hal penting yang ingin aku bicarakan " Kata Sasuke mengajukan dirinya sendiri. Mebuki dan Kizashi memberikan senyum pada Sasuke yang berdiri dari posisinya.

" Sasuke, mungkin dengan kamu Sakura akan mengerti " Kizashi memberinya tatapan penuh harapan.

Sasori yang tadinya fokus dengan makanan mulai mendongak untuk menatap Sasuke. Pria itu memang bisa diandalkan, tidak tahu adiknya akan suka atau tidak setidaknya Sasuke mau membantu mereka.

POSSESSIVE (SASU x SAKU) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang