65. Enam Lima

79.9K 12.4K 1.5K
                                    

Happy reading ❤️
Komenan kalian mood banget😭
Fansnya Bumi banyak ye🤙

****

Rival kumpul bersama teman-temannya di parkiran pagi ini. Sedikit mengantuk, karena tadi malam begadang video call dengan Bumi. Telinganya hampir budeg diceramahi panjang lebar oleh camer-nya itu, lebih parah lagi ceramahnya pakai bahasa Inggris. Mana paham dia? Yang bisa Rival lakukan hanya menyimak plonga-plongo. Mana muka Bumi sangat menyeramkan.

"Kecut banget muka lo, Val," ungkap Lego sedikit iba melihat muka galau Rival.

"Mentalnya breakdance gara-gara Om Bumi," sahut Gilang menahan tawa.

Genta menghela napasnya pelan. Kasihan juga melihat orang yang biasanya cengengesan berubah galau. "Percaya sama gue. Seiring waktu Om Bumi bakal biasa-biasa aja," ujar Genta menenangkan.

"Biasa-biasa aja apaan?! Tadi malem gue video call sama dia. Dua puluh menit diceramahi pake bahasa Inggris. Satu jam sisanya cuman diem tapi tatapannya membunuh banget, mana tangannya pegang golok. Lo bayangin dah diceramahi bahasa Inggris sama goloknya diacung-acungin kaya ngancem?!" gerutu Rival mencurahkan segalanya. "Ngerinya sampe to the bone!"

Gilang dan Lego tertawa ngakak mendengar cerita itu. Kasihan juga Rival memiliki calon mertua ganas.

"Ck! Diem lo. Gue lagi kesel, jangan sampe lo berdua gue makan yee!" ancam Rival sambil melotot garang.

"Cahya tuh," beritahu Genta saat melihat ke arah gerbang. Cahya diantar oleh Bumi.

Dari jauh Rival bisa melihat bagaimana Bumi mencium kening Cahya sambil mengucapkan,

"Kalo ada masalah bilang langsung sama Papa. Kalo ada yang bikin lecet, langsung nelpon Papa, okey?!"

Cahya mengangguk sambil tersenyum lalu melambaikan tangan. Sebelum pergi bahkan Bumi sekilas memberikan Rival tatapan tajam.

"Lo nggak nyamperin, Val?" tanya Genta penasaran.

Rival menggeleng lalu menunduk lesu. "Pengen banget aslinya, tapi gue masih takut sama Om Bumi."

"Terobos aja lah, Om Bumi nggak bakal tau," hasut Lego semangat.

"Ck. Lo belum tau aja koneksinya Om Bumi kaya apa. Dia bisa ngumpulin informasi apa aja dalam hitungan detik," beritahu Genta. Ia hapal betul bagaimana berbahayanya Bumi. Dari kemarin lelaki itu datang ke arena saja sudah menunjukkan betapa hebatnya dia.

Lego manggut-manggut. "Bener juga. Rival selingkuh auto tebas pasti."

Rival diam saja. Ia memperhatikan Cahya yang sedang jalan. Cewek itu akan melewati tempat parkir. Tidak mungkin jika Cahya tak melihatnya ada di sini.

Tepat saat Rival menatapnya, Cahya juga menatapnya. Kedua pasang mata itu beradu pandang.

"Cahya lo nggak mampir?!" ceplos Gilang membuat Rival menyikut lengannya. "Cowok lo rindu setengah matang sama lo sampe bikin story Ig."

Cahya tersenyum tipis menahan perih di bibirnya. Ia juga tak tahu Rival sampai seperti itu, karena memang kemarin handphonenya disita Bumi.

"Nggak, Lang. Mau ke kelas aja," tolak Cahya halus.

"Hati-hati. Kalo ada apa-apa langsung ngadu gue, nggak usah dihadepin sendiri. Gue ada buat lo," ujar Rival tegas di matanya begitu banyak kekhawatiran.

Cahya mengangguk pelan. Hatinya tersentuh hanya karena kalimat itu.

"Kasihin, Gen. Dia lagi nggak boleh deket-deket sama gue," kode Rival menyuruh Genta memberikan Cahya barang yang tadi sudah ia titipkan.

RIVAL (UP BAB BARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang