3. Upil Regan

216 11 0
                                    

Semakin hari, hubungan Navya dan Regan pun semakin dekat, dekat dalam artian lebih sering berkabar via telfon, bahkan setiap malam. Sudah menjadi kebiasaan Navya untuk bertukar cerita dengan Regan sebelum tidur, bisa dikatakan bahwa Navya sudah ketergantungan dengan sleep call.

"Cowo emang suka ga peka ya kak?" sindir Navya sebal, padahal entah sudah berapa kode yang sudah ia buat di story whatsapp-nya.

"Gak peka gimana sih maksudnya?" tanya Regan belagak sok tidak tau.

"Nyenyenye," balas Navya.

Regan hanya tertawa kemudian tiba-tiba meminta beralih ke video call. Terlihat jelas wajah Regan di layar ponsel tersebut.

"Mana muka cantiknya, Regan mau liat pipi chubby nya!" protes Regan, karna memang Navya sengaja mematikan kamera, ia bahkan tidak sedang mengenakan hijab.

"Ayoo mana, pake selimut aja sayang," seketika itu juga Navya menjatuhkan ponselnya dan menutup wajahnya dengan bantal, biasalah salting.

Kemudian terlihatlah wajah Navya dengan pipi memerah padam, hanya hal kecil saja sudah bisa membuatnya sangat bahagia ketika berkomunikasi dengan Regan.

"Nah gitu kan cantikk, ih pipinya makin chubby." seru Regan dengan tersenyum menatap wajah Navya.

"Apaan, e-engga, ini tirus!" bantah Navya dengan cemberut, wajahnya yang sedang sebal seperti itu malah membuat Regan gemas dan ingin mencubit pipinya.

"Inget ya, kamu gak boleh diet! Nanti kalo diet, aku gak sukaa," kata Regan dengan mata yang membulat, seperti menakuti anak kecil.

Bukannya takut, Navya malah tertawa dengan pemandangan di hadapannya itu, ia bisa merasakan aura positif yang membuatnya nyaman.

"Mau liat ikan punya Regan gak? Nihh Regan liatin," kemudian Regan berjalan keluar dari kamarnya dan memperlihatkan aquarium yang berjejer di rumahnya, Regan memang sangat suka memelihara ikan, terutama ikan cupang.

"Bagus kan ikannya? Mau gaa? Nanti Regan kirimin ke kamu hahaha," katanya dengan menaik-turunkan alisnya.

"Gamau ah, nanti ikannya mati kayak ikanku yang lain." Regan tertawa lagi, tawa Regan benar-benar menjadi candu untuknya.

"Aku harap hubungan virtual kita bisa berhasil, sampai benar-benar bersama dalam ikatan yang sah."

"Heh jangan bengong, nanti Regan kasih upil nih!" lamunan Navya seketika buyar, dan makin tertawa lebar, laki-laki ini sangat random dan tentunya menghibur, inilah salah satu alasan Navya mungkin tidak akan siap untuk kehilangannya.

***

sudah ku bilang setiap part pendek. . .

dia nyata
dia ada di dunia
dia pernah hadir di hidupku
namun sayang tidak sempat berjumpa. . .

ku kira aku sanggup
ternyata aku terlalu lemah untuk mengikhlaskan. . .

ku kira dia yang ending, ternyata sebatas konflik di tengah jalan cerita hidupku. . .

untuk melepasmu aku sanggup, tapi untuk merelakan segala kenangan sangat mustahil. . .

kamu terlalu indah untuk musnah dari pikiran. . .

Virtual [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang