6. Ketemu

120 7 0
                                    

Hubungan virtual Regan dan Navya kini sudah hampir tiga bulan, tentunya dengan rentetan masalah setiap harinya, bukan Navya jika ketika rindu tidak mencari masalah.

Navyaa
akakkk
kangenn:((
hayuu ketemuu yuu

Regantara
sabarr ya cantikkuuu
nanti kita bakal ketemuu kok

"Nanti kapan anjrit, nanti keburu putus kali iye!" gerutu Navya dengan wajah murung, bagaimana bisa ia merindukan seseorang yang tidak pernah ia temui sebelumnya?

***

"Ngapain sih anjir, gausah mau deh sama virtual, dia cuma main main!" ketus Alda.

"Liat gue, jomblo tapi terhormat," sahut temannya satu lagi, Fara.

Sejak siang tadi, Navya dan teman-temannya memang sedang berkumpul di rumah Nanda.

"Kalian ngomongin apaan sih?" di setiap circle pertemanan, tentunya selalu ada yang paling lemot, dan itu adalah Zey.

"Ze, mending lo ambil air minum sono!" titah Alda kesal, sekalipun diceritakan pasti Zey tak akan paham.

"Mending lo jauhin deh dia sebelum di ghosting!" Navya mengernyit bingung, apa salahnya ketika dia menyukai seseorang yang ada di dunia virtual?

"Semua virtual pasti endingnya bakal gagal, liat aja gue contohnya." sahut Fara dengan mengingat kembali masa masa dimana ia sangat bucin dengan mantan pacar virtualnya.

"Gue gak serius, gue cuma mau ngisi kegabutan gue, salah?" tanya Navya. Alda menatapnya dengan ragu, seakan tau bahwa ada kebohongan yang disembunyikan oleh Navya.

"Lo udah baper akut sama dia, Nav." ketus Alda.

***

Setelah pulang dari rumah Nanda, Navya memutuskan untuk mampir ke mini market sebentar, lagipula sekarang belum terlalu malam.

Dalam keadaan pandemi seperti ini, mini market pun tak juga sepi, tetap saja ramai pembeli, bahkan menaati protokol kesehatan pun tidak, masih ada yang tidak mengenakan masker dan tidak berjaga jarak.

"Navya!"

Navya langsung berbalik badan dan melihat siapa yang memanggil namanya barusan, dan seketika itu juga jantungnya berdegup kencang.

"Kamu sama siapa disini?" tanya orang itu, Navya memutar bola mata malas.

"Ya sendiri," jawab Navya singkat.

"Yaudah sini bareng sama Papa," ajaknya hendak menggandeng tangan Navya.

"Engga usah, lanjut aja sama—" ucapan Navya terpotong, matanya menajam saat melirik orang yang ada disamping Papanya.

"—Si pelakor!" tanpa basa-basi, Navya langsung berlari meninggalkan mereka berdua.

"Kenapa gue harus ketemu si bangsat sih anjir," gerutu Navya dengan jantung yang masih berdetak tak karuan. Selalu saja, saat ia bertemu Papanya pasti akan seperti ini.

"Ah shit!"

***

ketika cinta pertamanya sudah pergi,
apa semua yang akan menjadi cintanya juga harus pergi?

aku sering bertanya pada langit malam, kenapa setiap baru saja bahagia, aku harus kembali terluka?

orang di sekelilingku seakan-akan memaksa ku untuk terjatuh
mereka menganggap aku hanya sedang memperankan drama
dia bahkan siapapun tak mengerti



Virtual [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang