Regan meraih kunci motor dan hoodie nya, kemana lagi jika tidak nongkrong bersama teman-temannya.
"Reg, lo putus sama Dea?" Regan menghentikan langkah kakinya dan menatap Kakak laki-lakinya dengan alis terangkat satu.
"Ngapain lo kepo?" tanya Regan balik.
"Dea cerita sama gue, dia ngajak ketemuan tuh di tempat biasa," goda kakaknya yang bernama Ditya itu.
"Lo aja yang ketemu," sahut Regan acuh.
"Ayolah Reg Reg, kasian dia tuh." Regan menghembuskan nafas kasar kemudian mengiyakan.
***
"Regan! Ah aku kira kamu gak bakal dateng," Regan tersenyum tipis kemudian duduk dihadapan mantannya, Dea.
"Please, kasih aku kesempatan sekali lagi ya? aku masih sayang sama kamu, kemarin itu aku khilaf Reg." katanya dengan menggenggam tangan Regan.
"Sorry, gue gak bisa." tolak Regan dengan melepaskan genggaman tangannya.
"Kenapa Reg? Aku tau kamu masih sayang sama aku, ayo kita balikan dan baikin hubungan kita." Dea terus memaksa hingga ia mengeluarkan air mata palsu, Regan yang memang terlalu mudah percaya pun tak tega melihatnya.
"Oke, kita balikan, jangan nangis." ucap Regan seraya menghapus jejak air mata palsu Dea itu. Dea tentunya sangat senang mendengar hal itu. Sebodoh itu Regan?
"Ayo gue anterin pulang," ajak Regan dengan menggandeng tangan Dea.
***
Sedangkan Navya, ia terus saja menggerutu kesal dengan teman sekelasnya yang terus mengganggu hidupnya.
"Lo mau ngapain lagi sih!?"
"Gue mau nanya tugas, gue mau ngerjain bareng sama lo." Navya menggeram menatap Erik.
"Gue gak mau!" jawab Navya tegas, jika Regan tau Navya sedang bersama Erik, pasti ia akan marah.
Regan adalah tipikal cowok yang posesif tapi egois.
"Kenapa? Dilarang sama cowok lo itu?" Navya membuang pandangannya, ia hendak masuk ke dalam rumah tetapi Erik malah menahan lengannya.
"Lepasin bego!"
"Dia itu cuma virtual, mending sama gue, nyata."
"Gak usah ngarep!"
Erik tersenyum miring sambil menatap punggung Navya yang makin menjauh.
"Virtual bakal kalah dengan yang nyata."
***
kenapa ga di satuin aja biar jadi satu chapter yang panjang. . . soalnya aku skip skip. . .
dahla
KAMU SEDANG MEMBACA
Virtual [End]
Teen FictionKata orang, jangan pernah berjuang demi seseorang yang kamu temui secara virtual. Laki-laki tidak mungkin serius dengan hubungan virtual, tapi menurutku hal itu salah, tidak semua hubungan virtual bisa di pukul rata dengan kalimat, "Baper kok sama k...