Akhir semester genap sudah di depan mata dan Naya akhir-akhir ini disibukkan dengan tugas dan fokus belajarnya serta selama beberapa Minggu semenjak kejadian Taksa berkunjung ke rumahnya. Taksa bagai manusia di telan bumi, hilang entah kemana tak pernah muncul di hadapan Naya. Dari desas desus gosip sekolah Taksa tengah pergi ke luar negri entah apa yang di urus Naya tidak tahu dan tidak mau tahu juga.
Beberapa hari ini pula Naya selalu menghabiskan waktu bersama Bayu, entah itu menemani ke perpustakaan atau hanya sekedar pergi ke kantin mereka selalu bersama. Naya sudah melupakan kejadian yang lalu dan kembali menjadi Naya yang tenang.
"Mau pulang?" Bayu menghampiri Naya yang tengah sibuk dengan hp nya.
"Lu mau pulang juga?"
"Kebetulan gua mau pulang, ayo gua antar pulang Nay" Naya mengiyakan ajakan Bayu dan mereka pulang bersama.
Sesampainya di rumah Naya melihat ada Alam yang baru saja pulang dan menoleh melihat putrinya pulang bersama pria asing.
"Itu ayah gua" ujar Naya kepada bayu
"Hallo om, saya Bayu teman sekolah Naya" sapa Bayu basa-basi terhadap Alam.
"Oh iya nak, terimakasih sudah antar Naya pulang"
"Saya pamit om, kebetulan mau jemput mama saya"
"Iya nak hati-hati"
Setelah berpamitan Bayu langsung pergi dan Naya tersenyum kepada Alam lalu menghampiri Alam.
"Ayah pulang?"
"Tentu dong, lama sekali Ayah tidak pulang jelas Ayah rindu dengan Naya" Alam tersenyum lebar terhadap putrinya dan mengacak kepala rambut Naya.
"Oiya kenapa bukan Taksa yang antar pulang?" Tanya Alam
"Sejak kapan Ayah akrab dengan dia" tanya Naya To the point
"Taksa itu anak baik loh Nay, setiap dia pergi sama kamu dia selalu laporan ke ayah bahkan selalu memfoto kegiatan kamu" Naya menghembuskan nafas beratnya lalu pamit untuk ke kamar.
Sesampainya di kamar Naya langsung teringat Taksa, laki-laki yang aneh itu sejak kapan akrab dengan ayahnya dan sejak kapan dia menjadi paparazi. Memikirkannya membuat hati Naya merasa seperti kehilangan sesuatu, entah apa tapi rasanya menjalani hari-hari yang hambar walaupun sering Bayu menghiburnya.
"Ck, untuk apa gua mikirin laki-laki brengsek itu. Bahkan dia pergi ga ada kata-kata pamitan sama gua"
.
Berpenampilan kalem dan make up tipis Naya benar-benar seperti bukan dirinya sekarang, bisa-bisanya setelah bangun pagi Naya mendapatkan notif dari Bayu kalau weekend ini dia ingin mengajak Naya ke suatu tempat.
Bohong jika hati Naya tidak membuncah, jelas perasaan itu masih tersimpan dan bahkan mungkin tidak akan pernah hilang. Entah seburuk apapun Bayu tapi menurut Naya dialah yang mampu mencuri hatinya.
Alam sudah pergi lagi ke luar kota tadi pagi dan Naya juga sempat bilang mau pergi bersama Bayu dan Alam pun mengizinkan asal jangan pulang terlalu malam.
Degup jantung Naya bekerja dua kali lipat saat melihat Bayu turun dari mobil nya dan menghampiri Naya dengan gaya nya yang kasual.
"Ayo Nay" ajak Bayu dan Naya langsung mengangguk dan memasuki mobil Bayu.
Selama di perjalanan mereka juga hanya diam tidak banyak bicara. Sebenarnya bukan tanpa alasan mereka keluar sekarang, dikarenakan ada tugas yang belum selesai dan Bayu menginginkan Naya membantu tugasnya maka mereka sekalian pergi keluar untuk mengerjakan tugas bersama.
Setelah mengerjakan tugas, Mereka singgah di cafe dan berbincang-bincang ringan. Tiba-tiba ada laki-laki pakai masker yang duduk di antara Bayu dan Naya.
"Waww Naya. Ganti cowo?" Ucap laki-laki tersebut.
"Bento?" Jika tidak salah ingat pria yang duduk di depannya ini adalah Bento teman Taksa yang waktu lalu ia temui di pesta Ulang tahun Bela.
"Mentang-mentang ditinggal Taksa lu jalan sama pria lain" desis Bento
"Naya bukan pacar Taksa" balas cepat Bayu.
"Broo gua kesini disuruh Taksa buat jemput tuan putrinya jadi gua bawa Naya ya" ucap Bento lalu menarik pergi Naya.
Dengan cepat Bayu mencegah hal itu, jelas Bayu tidak terima acara dattingnya di ganggu oleh Bento. Padahal niat Bayu malam ini ingin mengungkapkan perasaannya kepada Naya tapi semuanya gagal karena Bento.
"Lo ga ada hak buat bawa Naya seenaknya" desis Bayu
"Gua kan tadi udah bilang Bayu" balas jengah Bento
"Gua ga ngizinin lo bawa Naya!"
"Lo siapanya? Bapaknya? Bukan kan? Gua males debat oke, gua bawa" dengan cengkraman kuat Bento menarik Naya dan membawanya ke mobil Bento.
"Lo apa-apaan sih Bento?"
"Lo yang apa-apaan? Gua bantu Lo Naya!" Balas sebal Bayu
"Bantu Lo bilang? Bantu dari mana?"
"Eh Naya lu mau apa digorok kepala Lo sama Taksa? Mau Lo??" Naya bungkam dan menatap lurus ke depan.
"Taksa lagi ada urusan di luar negeri dia lagi ga bisa ngehubungi elo jadi gua disuruh jaga elo, sebenernya gua males. Tapi gua pikir-pikir nanti kalau lu diculik gua yang kena masalah"
"Gua bukan bocah!"
"Yang bilang lu bocah juga kaga ada Nayaa"
Naya menghembuskan nafasnya kala ia sampai di kamarnya. Entah kenapa pemikirannya tidak lepas dari seorang Taksa. Padahal ia tidak punya perasaan apapun dengan Taksa tapi tetap saja muka serta ucapan Taksa sering berputar di kepala Naya seperti kaset jadul.
Kalaupun dia punya perasaan dengan Taksa, Naya tidak ingin hal itu terjadi. Karena Naya tahu Taksa tidak mungkin bersungguh-sungguh dengan dirinya.
"Ayo Naya jangan mikirin Taksa terus!!"
![](https://img.wattpad.com/cover/226142585-288-k295234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE ( HIATUS )
Fiksi Remaja"dia pacar gue!" Dari satu kalimat tiga kata sebelas huruf tersebut, hidup Alnaya berubah 180°. ⚠️Slow update Sebelum baca cerita ini, lebih dulu baca cerita ku yang berjudul ALAM