Dengan konsentrasi yang tinggi Naya mencoba memasukkan paku ke botol dengan tali yang di ikat di pinggangnya dan pinggang Bela Olif Dijah.
"Geserr!!! Kanan bel! Kanan"
"Yang kuat Nay yang kuat!!"
"Dikit lagi! Dikit lagi!!!"
Begitulah teriakan teman-teman sekelasnya yang menyemangati mereka. Semuanya berteriak senang karena team Naya memenangkan gelombang pertama dan artinya teamnya akan masuk final.
"Ternyata Lo bisa di ajak kerjasama juga" ucap sinis Bela
"Iya Bel, gue kira dia cuma bisa diam kek orang tolol" sahut Olif dan dibalas tertawaan dari Bela dan Dijah. Untuk Naya, ia tak menanggapi omongan teamnya dan memilih menyingkir dan mencari tempat sepi.
"Gue liat Lo tadi menang, selamat ya" Naya melirik sekilas ke arah Taksa yang ujuk-ujuk duduk di sampingnya.
"Si cebong dia orang nggak gangguin Lo kan?"
"Kalau gangguin Lo, bilang sama gue! Biar abis mereka orang di tangan gue" sombong Taksa. Naya hanya memutar matanya jengah mendengar ucapan Taksa yang tak berguna sama sekali dan memilih meningkatkan Taksa.
"Cewek gak punya sopan! Eh?" Gerutu Taksa sebal, namun tetap mengikuti langkah Naya.
"Lo ngapain sih?" Tanya sebal Naya.
"Ngikutin Lo"
"Iya ngapain?"
"Serah gue lah, kaki-kaki gue" sahut Taksa dengan muka santai yang minta di tampol.
"Gue mau ke kamar mandi, mau ikut?"
"Bolehhhh" seru Taksa girang sambil tersenyum mengerikan.
"Dasar mesum!" Balas Naya sambil berlalu
"Lah tadi ngajakin? Gimana sih?"
•
Perlombaan-perlombaan sudah hampir selesai semua dari mulai makan kerupuk, gigit koin, lempar balon, estafet air, estafet karet, memasukkan paku dalam botol berkelompok dll. Dan dari banyaknya perlombaan Naya hanya mengikuti satu dan itu pun terpaksa. Walaupun hanya juara 2 tapi cukup bagi pemain amatir seperti Naya.
"Besok gue tanding lawan kelas Bayu! Gue harap Lo ada di pihak gue" ucap tiba-tiba Taksa.
Posisi mereka sekarang sedang duduk di pinggir lapangan sekolah memandang tengah lapangan yang asyik dengan perlombaan.
"Lo denger ga sih Nay? Atau gara-gara gue bilangin gue suka suka senyum Lo, Lo jadi budeg"
Brukk
"Aduhh" pekik Taksa kesakitan, akibat tamparan keras di kepala oleh tangan mulus Naya.
"Kok di tampol sih Nay?!"
"Lo kalau berisik mending balik! Gue males sama Lo!" Balas datar Naya
"Kan kita pacaran! Masa pacaran pulang sendiri-sendiri" Sahut Taksa tak terima.
"Yang pacaran--" Ucapan Naya terhenti kala mengingat perjanjian yang disepakati oleh Taksa.
"Kenapa nggak dilanjutkan? Gue nungguin loh" Sahut Taksa sambil menyeringai menyebalkan.
"Nay?" Panggil ulang Taksa karena Naya kembali diam.
"Oke! Gue ngambek!" Naya menatap Taksa sambil menaikkan alisnya sebelah.
"Ya bodo amat, Lo ngambek nggk buat gue sakit" balas santai Naya.
"Taksa" Naya dan Taksa mencari sumber suara tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
SAVAGE ( HIATUS )
Roman pour Adolescents"dia pacar gue!" Dari satu kalimat tiga kata sebelas huruf tersebut, hidup Alnaya berubah 180°. ⚠️Slow update Sebelum baca cerita ini, lebih dulu baca cerita ku yang berjudul ALAM