SAVAGE 7

3.4K 113 3
                                    

Suara riuhnya lapangan membuat suasana kelas tak nyaman, walaupun sekarang memang tak belajar. Tapi bagi Naya, kelaslah tempat ternyamannya.

Hari ini ada turnamen futsal, dan karena sekarang yang tanding adalah Taksa dan kawan-kawan, jadilah satu sekolah rusuh. Bukan hanya karena kegantengannya tapi karena memang Taksa dan kawan-kawan mewakili sekolah jadilah semuanya gaduh.

Dari kejauhan Naya memandang cara bermain Taksa yang menurutnya cerdik, bahkan semua taktik dikuasi oleh dirinya, tak salah sekolah memilihnya menjadi kapten basket. Pluit berbunyi menandakan permainan telah usai. Semuanya bersorak gembira karena team Taksa memenangkan pertandingan.

Sesekali Naya menajamkan penglihatan dan benar, ia melihat Kara yang mendekati Taksa dan mengulurkan air minum dingin serta tisu untuk Taksa. Dan dengan bangsatnya Taksa menerima pemberian dari Kara.

"Ganjen banget dasar"

Karena ada pertandingan jadilah semua siswa di pulangkan cepat. Begitu pula dengan Naya, seperti biasa ia selalu menunggu ojek online di pangkalan.

"Nay ayok balik" Naya menatap sinis ke arah sang pengemudi motor, siapa lagi kalau bukan Taksa.

Diam, Naya mencoba mengacuhkan kehadiran Taksa. Namun dengan tanpa sopannya Taksa malah duduk di sampingnya dan melepas helm full face.

"Gue tadi nyariin Lo, Lo dimana?" Kembali Naya diam tak menganggap Taksa ada

"Gue tadi menang loh, Lo nggk mau ngucapin selamat gitu pacar Lo menang?" Naya menatap sengit ke arah Taksa.

"Nggak minat!"

"Ye elah, tau gini gue nongkrong aja tadi sama Gantion!" Gantion, Ganteng Limite edison.

Gantion itu nama geng Taksa, yang beranggotakan 4 orang dan sialnya memang semaunya tampan.

"Tapi karena gue sayang sama Lo, jadi gue sempetin nganter Lo. Kurang baik apa coba Taksa?" Sombongnya yang dibalas putaran mata dari Naya .

"Gue janji nggak mampir lagi ke club" ujar Taksa sambil menyengir tanpa dosa, seoalah tau pikiran Naya yang takut di amuk sang Ayah karena pergi ke club.

Karena memang tak ada pilihan lain, Naya mau diajak pulang oleh Taksa.

Memang Taksa menepati kata-katanya untuk tidak membawa Naya ke club namun, Taksa malah membawa Naya ke sebuah taman. Memang tidak ada otak!

"Emang Lo itu nggak bisa di percaya" ucap dingin Naya

"Lah? Emang gue salah? Gue cuma ngomong nggak akan bawa Lo ke club. Dan taman beda sama club" Balas santai Taksa sambil tersenyum damai ke arah Naya.

Naya terduduk menikmati luasnya taman. Taksa datang dengan es krim di tangannya.

"Nih makan es krim! Biar Lo nggak galau Mulu" Naya mencebikkan bibirnya namun tetap menerima es krim dari Taksa. Mau bagaimanapun sikap Naya, Naya juga wanita yang akan luluh dengan es krim yang manis.

"Nay" Setelah sekian lama hening, Taksa mulai membuka suara.

"Lo kenapa kok sering diam?" Tanya Taksa sambil menatap lekat Naya

"Nggak ada" Balas singkat Naya

"Gue heran aja, Lo selalu diam dan yang gue liat Lo nggak ada teman"

" Bukan urusan Lo!"

"Ya jelas urusan gue lah! Sekarang Lo pacar gue! Jadi gue harus tau keseharian Lo. Dan masalah yang buat Lo diam kek gini" ujar Taksa sambil menatap sebal Naya. Namun dalam hati Naya, ia tersenyum karena Taksa tengah memperhatikannya dengan tampang lucunya.

"Atau mereka nggak mau berteman sama Lo karena Lo pacar gue?" Naya melotot mendengar penjelasan dari Taksa.

"GR"

"Loh? Bukan gitu?" Tanya Taksa

"Lo terlalu PD" sahut Naya

"Padahal gue itu termasuk jajaran orang yang digemari banyak orang loh, dan setau gue orang kayak gue gini layak untuk diperebutkan"

"Lo gila ya?" Balas Naya sambil terkekeh mendengar peruntutan dari Taksa.

"Iya gue gila karena tergila-gila sama Lo!" Ucap Taksa sambil menatap Naya lurus.

"Apaan sih" Naya mengedarkan pandangannya karena tak kuat jika melihat Taksa yang tengah serius menatapnya.

"Ayok pulang!" Ajak Naya

"Lo nggak usah takut di marah Ayah Lo, gue udah izin sama dia" ucapan Taksa membuat langkah Naya terhenti.

"Kapan Lo ketemu sama Ayah gue?" Naya menatap tajam ke arah Taksa.

"Lo punya handphone buat apa neng? Punya teknologi canggih tuh di manfaatkan"

"Dapat dari mana kontak ayah gue?"

"Apasih yang nggak bisa Taksa dapat? Hati Lo aja perlahan akan jatuh ke gue sepenuhnya! Ingat kata-kata gue" Balas Taksa sambil menyeringai.

Menyendiri di ujung sambil mendengarkan musik lewat headset adalah keseharian Naya saat di kelas. Mungkin kebanyakan siswa lainnya saat jam kosong akan teriak-teriak nggak jelas dan menggibah sesuai kelompok. Namun berbeda dengan Naya, ia lebih memilih duduk diam sambil mendengarkan musik dan menutup matanya.

Pemandangan Naya sekarang sudah dianggap wajar oleh teman sekelasnya, dan bahkan mereka semua tak akan mengusik Naya karena memang sikapnya begitu. Tapi akhir-akhir ini Naya harus rela membuang sedikit waktunya untuk menanggapi Kara, yang menurutnya sangat menjengkelkan.

"Naya!!" Naya mendengus sebal kala mendengar panggilan dari Kara.

"Mm, si Bayu pengen ketemu kamu" Ucapan Kara membuat Naya memandang Kara datar.

"Dia nungguin kamu di gudang belakang sekolah pulang nanti" sahut Kara sambil tersenyum antusias. Balasan dari Naya hanya menganggukkan kepalanya dan tak berminat menambahkan kata-kata.

Sesuai perkataan dari Kara tadi, Naya ke gudang belakang sekolah menghampiri sang ketua OSIS yang katanya ingin bertemu dengan Naya.

"Aku kira kamu nggak akan datang" Ujar Seseorang yang Naya yakini itu adalah Bayu

"Mau apa?" Balas Naya langsung

"Nay, aku pengen kita kaya dulu" Naya menatap datar ke arah Bayu.

Nggak bisa Bay

"Aku ingin kamu nggak menghindar dari aku, aku ingin melihat Naya yang dulu yang selalu marah jika ada yang mendekati"

"Pejuang yang tak kenal lelah ya" Ucapan seseorang membuat Naya menengok kebelakang.

Taksa, dengan gaya angkuhnya berjalan mendekati Naya dan Bayu.

"Gue bangga sama perjuangan Lo, tapi sorry Naya nggk akan mau sama Lo!" Naya memutar mata jengah, setelah ini pasti akan adu mulut yang tak kenal ujungnya.

"Gue nggak nyuruh Lo kesini!"

"Emang nggak ada yang nyuruh gue, cuma inisiatif otak pintar gue sih. Gue mau balik"

"Balik ya balik aja, ngapain kesini"

"Gimana mau pulang kalau tempat pulang gue masih ada disini" ujar Taksa sambil tersenyum menatap Naya.

"Udahlah Bayu, Lo Ketua OSIS, ganteng, pintar. Banyak kali cewek yang mau sama Lo!" Kekeh Taksa dan secara langsung dibalas tonjokan mantap dari Bayu.

"Gue memang sesempurna itu! Tapi hati gue cuma untuk Naya dan Lo? Nggak ada hubungannya!" Bentak Bayu.

"Kalian kalau mau berantem lanjutin aja, gue mau balik" final Naya dan meninggalkan Taksa dan Bayu yang menurut Naya sangatlah kekanak-kanakan.

"Gue peringatan sekali lagi sama Lo! Kalau Lo cuma buat Naya sebagai mainan lebih baik Lo tinggalkan dia!"

"Sebelum Naya bertekuk lutut dengan gue, lupain aja tuh pikiran Lo buat gue ninggalin Naya"

Aku nggak ngerti banget , ini cerita bisa ada yang baca wkwk
Dan part ini bonus untuk 1k++
Jangan lupa follow akun Ig @CoconutMd_

Next???

SAVAGE ( HIATUS )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang