Sial

1.7K 58 4
                                    

Seorang gadis berambut sebahu dengan setelan kemeja serta celana jeans robek itu dengan santainya mengendarai motor ninja menuju rumah setelah hampir seharian penuh berdiam diri di perpustakaan kampus untuk mengerjakan tugas-tugas yang tak pernah kelar-kelar. Seperti hukuman saja baginya, hampir seharian penuh ia berdiam diri diperpustakaan tanpa boleh keluar sekali pun oleh teman-temannya yang membantu ia mengerjakan tugas-tugas tersebut. 

Tid! 
Sebuah klakson yang berbunyi begitu nyaring membuat seorang Ayana Ayu Wiratmi Kencanasari Putri Handoko terkaget dan refleks menjatuhkan motornya ke trotoar serta membuatnya terjatuh dari motor tersebut, ketika sebuah mobil sedan keluaran teranyar dengan sangat tak berpendidikannya melajur dengan kecepatan tinggi dan hampir menabrak dirinya. Untung saja Ayana bisa dengan cepat menghindar, jika tidak? Entahlah kondisinya akan bagaimana, mungkin saja sudah terbujur kaku dengan darah yang berlumuran ditubuhnya. 

"Woy, bisa bawa mobil gak sih?!" teriak Ayana dengan emosi sambil berdiri dengan mengangkat motornya. 

"Awas ya Lu, gue kejar lu!" gerutunya dengan kesal sambil berdiri dan mengangkat motor yang menimpanya dengan sangat kesal.

Sambil menahan nyeri, Ayana kembali mengendarai motor ninjanya dengan kecepatan sangat tinggi demi mengejar mobil yang menyerempetnya.  Beruntung jalanan lengang membuat Ayana dengan sangat leluasa membawa kuda besinya tersebut dengan sangat cepat dan berhasil menghentikan mobil tersebut. 

Citt! 
Suara decitan ban mobil yang beradu dengan aspal berhenti mendadak membuat Ayana yang menghentikan motornya didepan mobil terarebut tersenyum puas. Mungkin pengemudinya saat ini sudah terbentur dashboard disana. 

Seperti gerakan slow motion, Ayana melepaskan helm dan turun dari motor dengan memainkan rambut sebahunya tersebut kemudian turun menemui sang pengendara yang ugal-ugalan dan membuatnya terjatuh tadi. 

"Woy, turun lo?!" ucap Ayana dengan nada tinggi sembari mengetuk kaca pintu mobil tersebut.

"Turun gak lo!" bentaknya ketika sang pengendara masih berdiam diri di mobil tersebut. 

"Ada apa?" tanyanya dengan kalem menurunkan kaca jendela mobil tersebut membuat Ayana syok, pasalnya orang yang ada dimobil tersebut ialah Candra Aditya Seftian Nugroho, dosen muda sekaligus musuh terbesarnya yang selalu membuat ia pusing dengan tugas-tugasnya 

"Ada apa lo bilang? Lo gak nyadar? Gue jatoh gara-gara lo, kalau gak bisa bawa mobil mending gak usah nyetir!" bentaknya dengan kata-kata pedas sambil memukul pintu mobil tersebut tak peduli orang yang ia bentak itu sangat berpengaruh dalam satu mata pelajaran yang selalu ia ulang ini. 

Namun laki-laki itu hanya mengangguk dan menyodorkan beberapa lembar uang seratus ribuan pada Ayana, membuat Ayana mengernyitkan dahi dalam. Bingung! 

"Ambil saja, anggap saja ini sebagai tanggung jawab saya atas kecelakaan yang saya perbuat," ucapnya dingin. 

"Wah, lo. Dosen sombong! Gue gak butuh uang! Gue cuma mau ngasih tau kalau lo gak bisa bawa mobil, mending diam dirumah! Ingat, ini jalanan bukan punya nenek moyang lo yang seenak jidatnya lo pake tanpa menuruti aturan lalu lintas. untung gue yang lo serempet, coba kalau orang lain? Bisa mati babak belur lo dihabisi warga" cerocosnya dengan nada tinggi. 

"Sudah?" tanya Candra dengan datar kearah Ayana membuat Ayana mengangkat satu alisnya tinggi, heran dengan kelakuan laki-laki dihadapannya yang begitu santuy menghadapi dirinya, musuhnya sendiri.

"Sudah," jawab Ayana dengan wajah kebingungan akan jawabannya sendiri. Candra pun hanya mengangguk dan pergi meninggalkan Ayana yang masih cengo dibuatnya.

Satu detik! 
Dua detik! 
Tiga detik!

Drtt... 

Ayana baru tersadar dari kebinguannya saat ponsel disakunya bergetar namun pandangannya tak sedikitpun beralih dari menatap plat mobil yang perlahan menjauh meninggalkanya pergi begitu saja tanpa ada perkataan maaf sedikit pun dari mulut pengendara tersebut. 

Can Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang