12. あなたなんて大嫌い

237 116 138
                                    

"Coklat baunya kok nggak enak banget. Dah busuk nih."

Lon menatap datar pria kang protes di sebelahnya.

"Itu bukan cokelat, Soraru...."

"Lah? Trus?"

"Itu terasi."

"Apa itu?"

Lon memutar bola matanya sambil menghela napas. Tangannya sibuk mengeluarkan mata pancing yang menyangkut dalam perut ikan yang dibelinya.

"Ditanyain malah diem. Mules lo?"

Lon tidak menghiraukan pria bersurai raven di sebelahnya. Padahal beberapa waktu lalu ia begitu manis dan hangat, namun mengapa sifat menyebalkannya muncul lagi. Lon dibuat kesal karenanya.

"Nih," Lon menyodorkan se-baskom ikan yang sudah diberi bumbu rac*ik ikan goreng.

"Taro mana?"

"Akuarium."

"Oh, oke."

"Soraru!!! Itu nah minyaknya dah panas! Masukan ikannya ke situ. Digoreng!" tunjuk Lon ke kompor yang ada di seberangnya. "Kamu nih nggak bisa masak ya?!"

"Hm?" ucap Soraru sembari memasukkan satu persatu ikannya ke penggorengan dengan teknik melempar dari jarak jauh.

Lon menepuk jidatnya. Ia sempat lupa bahwa pria yang bersamanya itu adalah vampir.

"Berhamburan itu minyak, ya ampun...."

"Ikannya meledak, Lon!" tunjuk Soraru ke penggorengan yang minyaknya mulai membuat letupan kecil.

"Nggak apa-apa itu. Biasa aja napa sih."

"Dah lah nggak mau gue goreng ini. Lebih baik menjauh daripada tersakiti."

Lon merasa kesal. Tapi ia juga sedikit terhibur dengan tingkah Soraru.

"Gue cuci piring aja," kata Soraru sembari meraih botol sanlet di dekat wastafel. Namun sayangnya botol itu malah tergelincir dari tangannya dan air sabun pencuci piring itu tumpah ke lantai.

"Yah...."

Lon yang sedang memotong kubis dengan estetik, tiba-tiba menoleh ke Soraru. "Apa lagi—Ya ampun!!! Aduh...." Tangan Lon tak sengaja teriris pisau karena ketidakfokusannya. Saat Lon hendak mencuci lukanya, tiba-tiba Soraru meraih jari gadis manis itu lalu mengulumnya pelan.

Seketika Lon merasa tubuhnya seakan membeku. Atensinya tidak bisa berpaling dari pria ber-aroma Aquatic itu.

"Darahmu, masakanmu, semuanya darimu itu... benar-benar istimewa, Lon," kata Soraru sambil menatap sendu gadis bermanik aquamarine yang juga sedang menatapnya itu.

Lon menarik tangannya lalu mendorong wajah Soraru. "Ka-kamu ngapain?! S-sopan kah begitu?! Ka-kamu tunggu di sana aja!" tunjuk Lon ke meja makan lalu segera mengambil kain untuk membersihkan tumpahan sabun cair tadi.

Gadis itu membelakangi Soraru sembari sesekali melirik ke arahnya. Lon menghela napasnya sambil menatap luka di jarinya yang sudah tidak mengeluarkan darah lagi. Ia bingung, kenapa jantungnya tiba-tiba berdegup lebih kencang dari biasanya?

"Pantesan," gumam Soraru sembari memicingkan matanya, mengamati ikan gorengnya dari kejauhan.

"Apalagi?" tanya Lon.

"Kepala ikannya dibuat saling behadapan gitu. Kan mereka jadi ngobrol. Pantes lama matangnya."

"Oh ya? Apa yang mereka omongin?" tanya Lon penasaran.

"Males gue nge-joke sama lo. Bukannya ketawa malah percaya aja njir—"

"Aduh... gasnya habis." Lon mengambil tabung gas cadangan dan langsung memasangkan pada regulatornya tanpa merasa takut. Lon memang terbiasa mandiri. Ia bahkan kuat mengangkat air galon sendiri dan tidak menjauh saat menggoreng ikan. Sungguh wanita idaman.

🍎

"Kupikir vampir cuma minum darah. Kenapa kamu bisa makan makanan manusia juga?" tanya Lon sembari membereskan meja makannya.

"Yah,sebenernya gue—"

DUARR--

Tiba-tiba petir menggelegar dan membuat listrik kosan Lon padam. Gadis itu mengintip pada kordennya dan nampak angin yang kencang menerpa jemuran Araki sehingga pemilik kosan itu sampai harus manjat tiang listrik untuk mengambil kutangnya yang nyangkut.

"Kayaknya bakal hujan deras," gumam Lon sambil menyalakan senternya.

"Jangan kemana-mana... sampai... listriknya nyala," pinta Soraru dengan suara pelan. Tangannya yang dingin meraih jemari Lon dan menggenggamnya dengan erat.

 Tangannya yang dingin meraih jemari Lon dan menggenggamnya dengan erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lon sangat terkejut ketika Soraru tiba-tiba berbuat demikian. Untung saja lampu sedang padam. Sehingga ia dapat menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Lon hangat," gumam Soraru.

Lon segera melepaskan genggaman tangan Soraru darinya. Ia merasa genggaman tangan itu tidak baik untuk jantungnya, "Ka-kamu belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kamu malah minta aku masak buatmu. Bukan minta yang lain," gumam Lon.

"Minta... yang lain?" tanya Soraru sembari mengusap bibir Lon.

Lon memukul tangan Soraru dengan keras. "M-maksudku, k-k-kamu bukannya minta darah, gitu. Kamu kan vampir!"

"Emangnya gue nggak boleh makan?"

"Bukan begitu... aku... cuma penasaran...." Lon menekuk lutut lalu memeluknya. "Trus juga...apa... maksud Soraru tadi bilang... kalau aku istimewa? Perlakuanmu itu... selalu buat aku bingung... nggak bisa kah kamu jujur sama perasaanmu?" tanya Lon sembari menatap Soraru di sebelahnya, bertepatan dengan listrik yang kembali menyala.

Pupil Soraru melebar, kemudian meredup dan menatap Lon sendu. Ia memegang wajah Lon. "Ya, kamu itu istimewa. Kamu berbeda dari yang lain. Aku menyukai semuanya tentang kamu. Lon, semua yang pernah aku lakukan ke kamu itu... bukan tanpa alasan, tapi... karena aku benar-benar suka sama kamu...." Pria bersurai raven itu tersenyum sambil mengusap pelan pipi gadis bersurai blonde itu.

Mata Lon berkaca-kaca menatap Soraru. Ia menyeka sudut matanya yang basah, suaranya menjadi parau "Setelah secara nggak langsung dibuang sama kerabatku sendiri... kupikir sudah nggak ada lagi orang yang peduli atau bahkan sampai suka sama Aku... terima kasih, Sora—"

"Hee... lo berharap gue bener-bener ngomong gitu ya?" tanya Soraru dengan smirk di wajahnya.

Pupil Lon melebar, buliran air tertahan di pelupuk matanya. "Eh?"

Soraru melipat tangannya di depan dada. "Dasar... lo ini bener-bener haus kasih sayang—"

Tiba-tiba Soraru mendapat siraman air dari Lon. Pemuda bersurai raven itu menoleh dengan tatapan datar. Namun pupilnya melebar saat melihat Lon menatapnya geram dengan berlinang air mata.

"Dasar vampir jahat! Mempermainkan perasaan orang itu nggak baik! Pergi dari sini! Jangan pernah menemui apalagi menegur aku lagi! Selamanya!" Gadis itu mendorong-dorong Soraru agar keluar dari kamar kosnya.

"Lon—"

"PERGI!"

Gadis itu menutup pintu kosannya dengan keras. Soraru mematung di depan pintu kamar kos itu. "Kenapa... dia jadi marah begitu?"

To be Continued
26/6/21

➌ 『𝕿𝖍𝖊 𝕮𝖍𝖔𝖎𝖈𝖊』 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang