15. Help me-!

245 111 112
                                    

Sebaik apapun,
Kita adalah tokoh antagonis dalam cerita kehidupan orang lain






.
.
🍎

"Wahh nemu duit di akhir bulan gini berasa nemu harta karun!" ucap Lon dengan berbinar-binar saat menemukan uang 20k terselip di tumpukan bukunya.

Weekend ini ia manfaatkan untuk membersihkan kamarnya sekaligus membersihkan serpihan kenangan dari Soraru yang masih membekas disana.

"Sambil denger musik enak nih." Lon pun mencari CD lagu favoritnya di rak sebelah televisi dan segera memutarnya.

"Apa ini?" gumam Lon sambil mengotak-atik tipinya yang berwarna hitam putih. "Kok begini gambarnya-"

Lon memicingkan matanya. Ia memperhatikan video itu dengan seksama. Saat ia menyadari konten dari video yang terputar di tipinya itu, matanya pun membulat. Ia menutup mulutnya yang setengah menganga karena terkejut.

"I-ini kan...."






.
.
🍋

"Kenapa isinya malah lagu dangdut! Pasti waktu itu gue salah ambil!" Mafu mengemudi mobilnya dengan kecepatan tinggi padahal saat itu hujan turun dengan derasnya.

"WOI PELAN-PELAN BANGSUL! Kerupuk bini gue melempem cok... cok...." seorang pengendara sepeda yang basah kuyub mengumpat ke Mafu karena semburan air dari ban mobilnya.

Mafu masih mempercepat laju mobilnya. Dengan dahi berkerut ia fokus menatap ke depan. "Semoga dia belum sempat lihat!" kata Mafu sembari memukul setir mobilnya, lalu tak lama mengelusnya dan meminta maaf karena telah memukul setir mobilnya itu.

Saat ia fokus menatap ke depan, melewati sebuah jembatan dengan kecepatan 40km/jam, tiba-tiba ia melihat seorang gadis bersurai blonde berlari ke arah yang berlawanan dengannya. Wajah Mafu menegang. Ia segera memutar balik mobilnya, mengejar gadis itu dan berhenti di depannya.

Tidak peduli dengan derasnya hujan, Mafu segera turun dari mobilnya dan menghentikan gadis itu.

"Lon! Mau kemana!" teriak Mafu di tengah hujan deras.

"Dasar penjahat!!!" Lon memukul Mafu dengan tangannya yang mungil. Ia mengetahui fakta tentang insiden kapal itu.

Video tadi berisi rekaman CCTV dari bagian mesin kapal. Saat itu Mafu masih sangat kecil, berumur sekitar 7 tahun. Ia sangat kesal sebab dimusuhi temannya hanya karena barcode di pipinya itu tidak bisa membayar petasan banting yang ingin mereka beli.

Mafu pun menyendiri, berlari ke ruang mesin kapal. Namun karena emosinya, ia tak sengaja melemparkan action figure bergambar dirinya dan mengenai mesin kapal sampai mengeluarkan percikan api sehingga berujung pada insiden tersebut.

Pemuda bersurai putih itulah penyebab kecelakaan kapal beberapa waktu silam. Namun media memberitakan hal tersebut karena kesalahan nahkoda yang merupakan ayah Lon. Meskipun tidak dituntut ganti rugi karena ayah Lon juga menjadi korban, namun dampak dari pemberitaan itu membuat Lon sering dibully di sekolahan juga karena ayahnya yang dianggap bersalah itu.

"Lon... Maaf," Mafu menarik Lon dalam dekapannya agar gadis itu tenang. "Gue masih anak-anak waktu itu...."

Lon mendorong Mafu sampai pemuda bersurai putih itu hampir terjatuh. "Trus? Kau seenaknya meng-kambinghitam-kan ayahku?! Padahal ayahku bukan kambing! Kau-"

Ucapan Lon tertahan. Ia menatap logo salah satu perusahaan multimedia di kaos Mafu. "Apa kau... anak dari... tuan Aikawa?"

Ayah Mafu adalah CEO perusahaan tersebut.

➌ 『𝕿𝖍𝖊 𝕮𝖍𝖔𝖎𝖈𝖊』 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang