18. Seven Years

240 114 223
                                    

"Anjir Maf! Gue pikir tadi kuntilanak! Ternyata lo! Udah tau lagi senja gini," kata Soraru saat melihat pemuda bersurai putih dengan pakaian senada berkeliaran di tepi sungai.

"Lo... ngapain disini, Sor?" tanya Mafu. Ia agak gugup, khawatir Soraru sudah menyadari tentang Lon.

"Gue mau ke-" Soraru menghentikan ucapannya. Atensinya terfokus pada sesuatu yang dipegang Mafu. "Itu... sandal Lon, kan?"

"I-iya, Sor. Gue lihat ini tadi ngambang disono. Mana warna sendalnya kuning gini, hampir tadi gue salah ambil. Sebelahnya ada kuning-kuning ngambang juga."

Soraru mengambil sandal yang dipegang Mafu. "Apa Lon... jatoh ke sungai ini?!" Seketika pemuda bersurai raven itu berlari secepat kilat, membawa sandal Lon. Ia berlari menuju ke kepolisian, meminta mereka mencari keberadaan Lon.

Mafu berlutut, mengacak tatanan rambutnya. "Lon... mati? Lon maafin gue... plis jangan hantuin gue. Canda hantu."






.
.
🍄

"Hebat, jahitannya rapi," puji Eve kepada Lon yang membantunya menjahit hati salah satu pasiennya yang terluka.

"Terima kasih. Aku... sudah terbiasa melakukannya," balas Lon. Namun dilihatnya Sou nampak menatapnya dengan kesal. "Wah, Sou ganti warna rambut lagi, ya? Keren!" puji Lon saat melihat warna rambut Sou yang diberi warna coklat susu.

Sou yang tadinya kesal berubah tersipu malu-malu bajing. "Ng... biasa aja kok," katanya sambil memainkan poni rambutnya.

"Sou, cepat pasang tabung oksigennya! Itu pasienmu bengek, woy!" tegur Eve.

"Oh ya lupa tadi mau bilang! Persediaan tabung oksigen kita kosong. Pake tabung gas aja boleh kah Ev?"

"Ngadi-ngadi aja! Meledak ntar anak orang!"

"Jadi gimana ini, Ev!"

"Aduh. Lon! Tolong telponkan Rumah Sakit Maju Kena Mundur Jatoh. Bilang, kita butuh persediaan oksigen!" perintah Eve.

Lon segera menuruti perintah Eve dan menelepon pihak rumah sakit. Untungnya pihak rumah sakit cepet datang dan pasien bengek itu dapat diselamatkan.

Eve menyandarkan badannya ke kursi dengan wajah menengadah. Pasien hari ini lumayan banyak yang sakit. Terutama sakit diabetes, karena kebanyakan makan janji manis.

"Lon? Kamu beneran nggak mau balik? Bukannya ngusir, tapi... emang kamu nggak khawatir keluargamu ntar nyariin?" tanya Sou sambil menghitung ceres di permukaan donatnya.

Sebenarnya Lon rindu seseorang, namun ia tidak ingin mengingat bahkan menyebut nama orang itu lagi. Ia benar-benar ingin melupakannya. Teringat sekali betapa orang itu menghancurkan harapannya, bahkan mengirimnya hadiah yang tak pantas.

"Tenang saja. Aku malah sangat bersyukur ketemu kalian. Terimakasih, Eve dan Sou." Lon membungkuk di depan kedua pemuda bersurai fungi itu. "Sou, boleh minta tolong?"

Gadis itu tersenyum kepada Sou sembari memberikan seperangkat alat semir rambut. "Aku sudah mencoba, tapi nggak berhasil. Tolong... ubah warna rambutku... jadi warna hitam."

"Eh?!!" Sou beranjak dari duduknya dan menghampiri Lon. "Why?!"

"Aku nggak mau, mereka yang jahat tau kalau ternyata aku masih hidup. Aku mau merubah penampilanku."

➌ 『𝕿𝖍𝖊 𝕮𝖍𝖔𝖎𝖈𝖊』 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang