ꜱᴇᴍʙɪʟᴀɴ

50 11 1
                                    










|| selamat membaca ||








"pulang?" bukannya menjawab, justru Jendra bertanya balik.

"iya pulang"

"ke rumah?"

Tristan yang bingung pun mengangguk pelan, tanda tidak yakin. "what's wrong with my question?" batinnya.

Jendra sekali lagi tidak menjawab, melainkan mendengus seperti ada yang mengganjal di dalam dirinya.

"ga semua rumah itu bisa jadi rumah, tristan"

itu pertama kalinya Jendra memanggil nama nya dengan sebutan itu, yang hari-hari biasanya memanggil sebutan 'tan' saja.

Tristan hanya membungkam mulutnya, tidak berniat berbicara. Menunggu kalimat selanjutnya yang akan dikeluarkan oleh Jendra.

benar saja, Jendra mulai menceritakan apa yang sebenarnya ia alami selama ini, yang ia rasakan selama ini dirumah.

singkatnya, disaat Jendra berulang tahun ke-13 mama Jendra meninggal dikarenakan sakit jantung padahal sebelumnya keliatan sehat dan bugar seperti tidak punya penyakit, Jendra dan papa nya pun tidak mengetahui hal itu. Dan 2 tahun kemudian papa Jendra memiliki seorang wanita yang tidak Jendra kenal sebelumnya, sempat juga dibawa ke rumah buat temuin ke Jenda. Namun, karena Jendra ga pernah sudi punya sesosok ibu baru, akhirnya ia memilih untuk pergi dari rumah. Ditambah lagi, papa nya itu sangat jarang pulang ke rumah kecuali di hari libur nya saja dengan alasan harus menafkahi Jendra. Semenjak itu Jendra mulai menjadi anak yang bandel, susah dibilangin, hingga sering kabur dari rumah.

terdengar seperti dramatis bagi Jendra, namun kenyataan yang Jendra alami begitu ada nya.








mendengar cerita yang diceritakan oleh Jendra sendiri, Tristan merasakan gejolak untuk pertama kali nya agar ia harus merasa di sisi nya bagaimana pun caranya itu. Pikirnya.

Tristan tak kunjung bicara setelah selesai mendengar cerita Jendra yang selama ini ia tak ketahui, ia hanya bisa memeluk dengan kehangatan yang ia berikan Jendra saat itu.

ia melepaskan pelukannya dan kemudian memegang tangannya seperti kain sutra. Lembut dan halus.

"denger, gue tau kalau gue belum pernah ngerasain hal itu sebelum nya. Gue tau perasaan yang lo pendem selama ini, lo berupaya buat keliatan seneng di depan banyak orang, terutama depan temen-temen lo. Tapi ngga sama gue, lo boleh nangis, lo boleh ngeluh sama gue kapanpun. Dan mungkin pandangan lo ke bokap lo itu bukan baik tapi bukan buruk juga. But he build your family like how he was grow. Lo gaboleh ngebenci bokap lo sendiri, karena gimana pun itu akan tetep jadi bokap lo. Mungkin lo ga sayang juga, tapi lo harus ngehormatin dia, Jendra"

Jendra yang tadinya menahan air mata nya, disaat itu juga meneteskan air mata nya. Bagaikan hujan yang semula-semula gerimis menjadi deras.

"how lucky I am to find someone like you" ucap Jendra yang kali ini memeluk Tristan.

satu kalimat itu sukses membuat Tristan hati nya meleleh seperti es krim yang terkena teriknya matahari di siang hari.

"oh hampir lupa"

"ada apa?" tanya Jendra sembari mengendurkan pelukannya Tristan yang sejak tadi ia peluk. Ia hampir lupa melepaskannya saking nyaman nya ia berada di pelukan Tristan.

"gue tau pertemuan awal kita kenalan tuh ga baik, berantem mulu. Jadi, gue boleh buat kenalan sama lo lagi?"

tangan lentik nya Tristan terangkat seperti ia ingin berjabat dengan orang kenalan baru di hadapannya.

"kenalin, gue Tristan Abiyaksa si ketua kelas" ucap nya tegas namun terlihat lembut.

"Jendra Derwantara, si calon pacar nya ketua kelas"

"calon? pacar kali"

terlihat wajah Jendra yang cukup kaget dan tidak tahu ingin merespon apa. Ia tak salah dengar kan?

"g-gimana? coba ulang"

"gak. Pernyataan itu cuma boleh sekali"

"ulang donggg" ucap Jendra seperti anak kecil yang tidak dikasih permen.

"udah yuk ah, cabut"

"gamau ke kelas"

Jendra tetap berada di posisi nya, dengan kaki bersilang tanpa berniat beranjak sekali pun. Sedangkan Tristan yang sudah beranjak sejak daritadi.

"siapa yang mau ke kelas?"

Jendra kebingungan dengan kata yang dilontarkan Tristan. "maksudnya lu ngajak gua bolos gitu?"

"bawel ah cepet!"

buru-buru dua sejoli itu meninggalkan gedung sekolah, dan pergi tanpa tujuan entah kemana.













T B C
votement <3

Medicine; JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang