Hei aku balik
Akhirnya bisa konsisten lagi update nya
Kayaknya cerita ini belum berasa apa-apa ya soalnya baru empat part
Semoga seiring berjalannya cerita kalian jadi makin ngerti🌅🌅🌅
Gedung yang dulunya atas nama sang ayah kini telah resmi berganti menjadi atas namanya. Benedicta Entertainment namanya atau biasa dipanggil BE. Dan layaknya gedung-gedung pencakar langit yang ada di Jakarta, gedung ini memiliki 15 lantai dengan tambahan satu lantai sebagai rooftop. Di dalamnya, tak hanya ada Alfabeth tapi juga beberapa grup band lain serta beberapa artis yang memilih untuk solo karier.
Terbukanya kedua pintu mobil secara bersamaan membuat beberapa manusia yang kebetulan melihatnya secara otomatis terpaku. Di area gedung ini, siapa yang tidak mengenal sepasang kekasih itu? Yang bisa dibilang sudah sukses diusia muda. Rela menghabiskan sebagian besar masa remaja mereka untuk bekerja dan menghasilkan uang.
"Sekolah baru aman?" tanya salah seorang staff yang juga baru datang.
Dengan kompak sepasang kekasih itu tersenyum manis kemudian mengangguk. "Aman."
"Habis lulus jangan lupa nikah ya. Apa-apa udah kompakan soalnya hihi."
Setelah berbasa-basi, akhirnya keduanya memutuskan untuk masuk ke dalam gedung mengingat jam latihan sebentar lagi akan dimulai. Di pintu masuk, keduanya disambut baik oleh sang security dan juga beberapa staff yang kebetulan lewat.
Tidak ada yang spesial di lantai dasar mengingat ruang latihan dan teman-temannya berada di lantai dua ke atas. Walaupun hanya dipakai oleh beberapa staff, untuk masalah kebersihan dan kerapihan tidak usah ditanya lagi. Sedikitnya peralatan kantor membuat lantai dasar terlihat lebih luas ketimbang lantai yang lain.
"Tar tepat di depan pintu masuk gue mau pajang foto tujuh member BTS gede-gede biar orang-orang yang dateng ke sini tau kalok yang punya gedung itu ARMY hihi."
Dengan riang Shaula menceritakan apa saja yang ada di kepalanya. Menumpahkan segala macam rasa yang ia rasakan hari ini sampai bibirnya pegal. Sementara yang diajak ngomong memilih untuk mendengarkan hingga cerita selesai. Ia juga akan tertawa bila apa yang Shaula ceritakan terdengar lucu di telinganya. Tak lupa juga mengacak lembut puncak kepala Shaula jika gadis itu bertingkah menggemaskan.
Saat telunjuk Kala hendak menekan tombol lift, mendadak ia ingat sesuatu kemudian menolehkan kepala ke arah gadisnya. "Maaf, gue lupa."
Shaula mengangguk saja. Tangan kanannya saat ini sedang digenggam erat oleh Kala dan ditarik pelan menuju tangga. Shaula merasa hangat walau nyatanya Kala selalu seperti ini. Untuk soal akhlak, mungkin Kala sedikit minim. Namun untuk urusan orang-orang yang dia sayang, Kala tidak akan tanggung-tanggung menyirami orang itu dengan cinta.
"Kenapa, hm?"
Mode Kala yang seperti ini biasanya membuat jantung Shaula berhenti berdetak. Masih dengan tangan tertaut, Kala menoleh ke arah Shaula kemudian tersenyum manis hingga kedua matanya menyipit. Laki-laki itu bahkan mengelus pelan punggung tangan Shaula yang sedang ia genggam. Tangan gadisnya selalu hangat dan sangat pas jika digenggam olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita
Novela JuvenilSelagi waktu bergerak lambat, segala warna masih bisa dinikmati. Entah itu biru, kuning, jingga, merah, atau pun ungu. Maka dengan senang hati ia menikmati warna-warna yang disediakan sang waktu tanpa tau ada warna hitam yang sebentar lagi datang da...