Hai semua akhirnya aku balik
Tumben ya update pagi-pagi
Enak juga rasanya
Masih ada yang nungguin cerita ini kah?
Makasi buat yang udah mau nunggu🌅🌅🌅
Setelah hari pemotretan disetujui oleh kedua belah pihak, maka tibalah hari ini. Tepat sehari sebelum ulang tahun SMA Rajendra. Hari yang seharusnya digunakan Alfabeth untuk gladi bersih namun harus membuat surat ijin karena hari ini tidak bisa ke sekolah sebagaimana mestinya, termasuk juga Shaula.
Selepas melaksanakan sarapan bersama, kini kelima bujang Alfabeth yang sudah siap dengan balutan pakaian kece sedang dimake up sedikit. Mengingat tema majalah yang berbau alam, baju pertama yang mereka gunakan rata-rata berwarna hijau dengan motif yang berbeda.
Dengan kaos putih polos yang dibalut kemeja hijau muda, Kala dan Albi tampak tampan dan juga manis. Bahi juga tak kalah keren dengan kemeja pantai berwarna army nya. Terakhir, Jenggala dan Eloi kompak memakai hoodie berwarna hijau lumut dengan tulisan 'handsome' di bagian dada.
Sementara itu, Shaula memilih untuk duduk di pojok ruang make up sambil bermain ponsel. Walau pun begitu, kedua iris amber nya tak pernah lengah memperhatikan para bujang Alfabeth. Ketika kelimanya meminta sesuatu, maka Shaula adalah orang yang akan mereka cari. Sekarang, Shaula terlihat seperti seorang ibu yang sedang mengantar anak-anaknya pawai.
"Ula, minta sisir," pinta Bahi.
Sekali lagi Shaula menghela napas kemudian merogoh tas ransel milik Bahi. Setelah mencelupkan tangan selama sepuluh detik, sisir kesayangan Bahi sudah ada di tangan Shaula. Dengan hati yang lapang, Shaula bangkit dari duduk kemudian menghampiri Bahi yang sudah tampan, mungkin hanya rambutnya saja yang belum ditata.
"Makasi." Bahi tersenyum manis ke arah Shaula lantas memberikan sisirnya ke sang penata rambut.
Belum sempat Shaula kembali ke tempat duduk, tangan kanannya langsung ditarik oleh Kala. Laki-laki tampan yang bibirnya sedang cemberut itu menatap Shaula dengan tatapan memelas. "Temenin gue sampe selesai make up."
Si gadis ber-hoodie hitam mendengus kemudian mengangguk patuh. Shaula menarik sebuah kursi plastik yang kebetulan tak berpenghuni kemudian turut duduk di sebelah Kala.
Laki-laki dengan iris coklat cerah itu tengah di tata rambutnya. Jika biasanya Kala suka rambut berponi yang sedikit urakan, kali ini ia terlihat berkali-kali lipat lebih tampan dengan poni yang dibelah menjadi dua. Dan agar memberi kesan lebih bervolume juga lebih badai, si penata rambut mengolesi rambut lembut milik Kala dengan sedikit pomade. Sekarang Kala sudah mirip dengan para idol Korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita
Dla nastolatkówSelagi waktu bergerak lambat, segala warna masih bisa dinikmati. Entah itu biru, kuning, jingga, merah, atau pun ungu. Maka dengan senang hati ia menikmati warna-warna yang disediakan sang waktu tanpa tau ada warna hitam yang sebentar lagi datang da...