Hai hai hai I'm back
Kayaknya udah seminggu aku gak update
Huhu mengsedih tapi beginilah adanya
Mungkin kedepannya bakal susah buat update dua hari sekali karena lagi sibuk-sibuknya sama tugas sekolah
Maap😭🌅🌅🌅
"Percaya sama gue, Kak. Please hati-hati sama sekitar karena beberapa oknum yang katanya Alfabentharius lagi berusaha nyari tau tentang lo. Mereka lagi nyari cara supaya Kak Kala mau buka mulut tentang siapa lo. Jangan sampai mereka nyakitin lo."
Shaula menarik kembali tangan kirinya yang masih digenggam Visha. Tentu saja Shaula tidak mempercayai gadis di sebelahnya.
"Thanks udah ngingetin. Btw, salah satu oknumnya bukan lo kan?"
Ekspresi khawatir Visha langsung lenyap ditiup angin. Bahkan ia baru sadar kalau tangan yang tadi ia genggam sudah terlepas. Sesuai dugaan, Shaula tidak akan semudah itu mempercayai orang asing macam dirinya.
"Lo gak percaya sama gue?" Visha berucap pelan tanpa ekspresi.
Shaula mengendikkan bahu. "Lo yang nyuruh gue hati-hati sama sekitar. Dan di dalam kalimat lo tadi gak ada kata 'kecuali gue'. Jadi gue juga harus hati-hati sama lo kan?"
Visha menghela napas. Berusaha sabar menghadapi Shaula juga berusaha memaklumi ketidakpercayaan kakak kelasnya itu.
"Gue hanya mengingatkan. Terserah mau percaya apa nggak. Btw, gue numpang ngadem di BE ya."
Si gadis ber-hoodie army itu tentu tidak suka dengan sikap tidak sopan Visha yang datang seenaknya dan hendak masuk ke perusahaan miliknya seolah ia anak dari yang punya perusahaan.
"Mending lo pulang. BE gak dibuka untuk umum," usir Shaula secara halus.
Tanpa mau menunggu respon Visha, Shaula memilih untuk meninggalkan gadis itu begitu saja dipemberhentian taksi. Membiarkan gadis itu berpikir kalau dirinya tidak memiliki sopan santun.
Shaula hanya terlalu malas untuk masuk lebih dalam ke masalah fans fanatik Alfabeth ini. Walau bisa saja nyawanya terancam akibat ulah mereka.
Sementara Visha memilih untuk tidak mengejar apalagi menghalangi langkah Shaula. Ia paham betul kalau Shaula secara tidak langsung melarangnya masuk ke dalam gedung BE. Dan Visha tidak segila itu untuk nekat masuk.
Jadi, Visha merogoh saku rok abu-abu kemudian menarik keluar ponsel miliknya. Mengingat uang jajannya habis untuk jajan dan juga untuk membayar taksi, terpaksa Visha menelpon supir untuk menjemputnya pulang.
"Iya, Nona?" ucap sang supir.
"Pak, jemput Adek ya. Di depan gedung BE."
"Loh, Nona ngapain di situ? Gak pulang sama Den Jenggala?"
"Ternyata Kak Gala masih sibuk. Dia nyuruh Bapak jemput, takutnya Adek nunggunya kelamaan."
"Baik, Nona. Bapak meluncur sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita
Genç KurguSelagi waktu bergerak lambat, segala warna masih bisa dinikmati. Entah itu biru, kuning, jingga, merah, atau pun ungu. Maka dengan senang hati ia menikmati warna-warna yang disediakan sang waktu tanpa tau ada warna hitam yang sebentar lagi datang da...