Hai yang baca, gue udah balik. Setelah sekian lama akhirnya gue mutusin buat lanjut cerita ini. Maaf kalo gaya penulisannya agak beda soalnya gue udah lama gaknulis. Btw, selamat tahun baru kalian, semoga tahun ini tahun yang berkah bagi kalian.
Selamat membaca
-•-
“Oke. Kalau gak ada kendala lain, gue bakal nyampein apa kata ketua osis tadi. Jadi, mulai besok kalian harus pake papan nama, dari karton, terus kalungin di leher, yang cewek pake tali merah, yang cowok tali biru. Nama kalian tulis di karton, harus tulisan tangan. Itu harus di pake sampai acara penerimaan ini selesai,”
Serius nih? Karton di kalungin?
“Gak usah besar. Sebesar ini juga gapapa, yang penting ditulis pake tangan di karton, oh ya, jangan lupa tulis gugus kalian dibawah nama, oke?” Kak Natsu mastiin sambil rapatin tiga jarinya, nunjukin ukuran karton buat nama.
Oh, gue ngangguk paham.
“Oke sih, gitu doang. Sekarang kalian boleh nanya-nanya, kita bakal jawab, apapun,” kata kak Natsu. Gue diem, mikir, kira-kira gue harus nanya apa ya?
“Kak, lo gak kelupaan sesuatu gitu?” tanya kak Rin. Kak Natsu ngernyitin dahi dia, mikir, kira-kira apa yang lupa? mungkin.
Gak lama kemudian, kak Natsu jentikin jarinya, “Ahh! Inget. Sebelum tanya-tanya, kita pilih dulu siapa yang bakal jadi ketua gugus selama 5 hari kedepan,” kata kak Natsu.
Oh, pemilihan ketua gugus ya? Gue mikir, kira-kira siapa yang cocok jadi ketua, ya?
Asik mikir, ada anak yang ngunjuk jari. “Dilihat dari segi objektif nih kak, jelas banget gue yang cocok. Kenapa? Ga ada yang spesial, ya, cocok aja gitu,” kata dia. Siapa? Tenma lah, siapa lagi kalo bukan dia? Anak sok ngartis yang pedenya minta ampun. Ga deng, dia emang artis.
“Ok, lo. Ada saran lain gak?” tanya kak Natsu lagi, agaknya gak yakin sama Tenma. Gue juga gak yakin nih, akhirnya gue angkat tangan.
“Yo, lo pengen jadi ketua gugus, Kir? Ambisius juga lo,” kata kak Kuroo. Gue sebel, natap dia sinis.
“Bukan gue, kak. Gue cuma mau ngusulin Akashi biar jadi ketua gugus. Soalnya anaknya lebih bisa dipercaya dari pada Tenma,” Gue ngusul begitu. Iya ih, gue pengen banget ngelihat Akashi mimpin gitu ea.
“Ra? Kok gue?” Akashi natap gue, tatapannya ngomong, serius lo?!
Gue nge-peace in Akashi, sori banget kalo lo gak mau, tapi gue mau gugus kita yang terbaik, hehe. Biar bisa dipanggil kepanggung sama kakak ganteng nanti. Kalo lo gak mau naik, gue aja perwakilannya udah. Lo kan gak pernah dan gak mau kalah, Kash, hehe.
Akashi mendengus, seakan udah baca semua yang dipikiran gue. Ngeri juga.
“Ok, gue terima saran lo. Ada yang lain lagi gak, yang pengen mencalonkan?” tanya kak Natsu lagi.
“Kalau boleh kak, saya pengen mencalonkan diri. Menjadi ketua gugus itu sesuatu merupakan sesuatu yang membutuhkan tanggungjawab, tanggungjawab adalah sesuatu yang murni dan indah, dan saya suka sesuatu yang indah,” Ryuugazaki Rei ngusulin diri, gue gak yakin sumpah.
Gue colek Ino di depan, Ino paham arti colekan gue langsung angkat tangan, “Kak, dari pengelihatan saya, kayaknya emang cocok Akashi jadi ketua deh, soalnya dia doang yang gak aneh-aneh,” kata Ino.
“Dari hipotesis saya, kalau Sumeragi Tenma yang jadi ketua gugus, semuanya bakal bergaya terlalu ... lebay? Pasti pake sesuatu yang berhubungan dengan bintang-bintang gitu, jelas tampak alay. Terus, kalau Ryuugazaki Rei yang jadi ketua, maaf banget nih, tapi kayaknya gugus ini bakal aneh,” Asawo kasih pendapat, gue kaget dong. Dia dukung pilihan gue, hehe. Gue tandain lo, Asawo jadi bestie gue ok sip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossover!!
Hayran KurguSama seperti judulnya, ini cuma kisah tentang anime-anime sport kesukaan gue yang semuanya gue bikin jadi satu sekolahan. (•‿•) Gimana ya, jadinya kalo cogan klub volli dari Haikyuu!!, cogan klub basket dari Kuroko no Basket, cogan klub renang dari...