16 : with him (2)

153 39 227
                                    

Jangan lupa vote sama komen!!

•••••

Setelah kejadian menyenangkan— ah salah maksud gue memalukan tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian menyenangkan— ah salah maksud gue memalukan tadi. Keadaan pun menjadi sangat canggung, sehingga pada saat makan suasana pun sangat mencekik. Kalau boleh jujur dalam lubuk hati gue yang paling dalam gue seneng dipeluk sama dia. Tapi di satu sisi gue juga bingung dengan perasaan beomgyu sendiri.

Dan setelah makan tiba-tiba beomgyu mengajak gue ke timezone. Iya timezone, lagi-lagi sikap dia membuat gue heran. Tapi apa boleh buat, kalau gue nolak bisa-bisa gue ga dianter pulang sama dia. Yaudah mau gamau gue mengikuti keinginan dia untuk bermain timezone.

Oke gue sekarang sudah berada di depan timezone dan beomgyu sangat kegirangan sampai dia menarik gue masuk tidak sabar, "Bener-bener kayak lo pas masih pacaran ya.." Gumam gue pelan dan berharap dia tidak mendengar itu.

Dia membawa gue ke mainan alat capit boneka dan gue menatap dia heran, "Boneka buat siapa gyu?"

Dia mengalihkan pandangannya ke gue, "Lo." Dan dia tersenyum manis ke arah gue.

Gimana engga salting ini hati? Pasti gue salting, pipi gue memanas dan seperti ada kupu-kupu di perut gue sekarang. Gue langsung memukul lengan dia pelan, "A-apaan sih."

"Lo mau boneka yang mana? Coba pilih," Tanya dia.

Gue tampak melihat-lihat boneka tersebut dan terdapat satu boneka yang menarik perhatian gue, boneka beruang yang berwarna coklat muda dan dengan cepat gue menunjuk-nunjuk boneka tersebut.

Dia mengangguk dan hendak memasukkan koin ke alat main tersebut tapi tindakan dia terhenti kemudian dia menatap gue, "Lo gamau kasih gue tantangan gitu biar seru?"

Gue tampak berpikir sebentar, "Kalau lo berhasil dapetin bonekanya dalam 1 kali coba aja, gue bakal nurutin 1 permintaan lo," Ucap gue yakin.

Pernyataan itu berhasil membuat beomgyu semangat dan dengan segera dia memasukkan koinnya ke permainan tersebut. Dengan lihai dia memainkan itu, hanya dalam hitungan detik dia berhasil. Dan boneka tersebut sudah bisa diambil oleh kita.

'Mampus gue salah kasih tawaran.' Gue merutuki diri gue sendiri karena tawaran yang gue kasih sendiri.

Dia berjongkok untuk mengambil boneka tersebut dan berdiri kembali untuk memberikan bonekanya kepada gue, "Ini, gampang~ yaudah lo harus nurutin permintaan gue sekarang ya?" Goda beomgyu puas.

Dengan kesal gue memukul lengannya dan meninggalkan beomgyu sendiri dibelakang, tapi dengan cepat beomgyu menyusul gue dan menggandeng tangan gue.

Sontak gue kaget dengan sikapnya yang tiba-tiba itu, gue coba melepaskan genggamannya itu tapi bukannya dilepas, tapi dia malah mengeratkannya, "G-gyu l-lepasin."

Dia menggeleng keras, "Ini permintaan gue, jangan dilepas." Kemudian dia lanjut berjalan sambil tetap menggandeng tangan gue.

'Sial hati gue ga baik-baik aja.' Ucap gue merutuki diri gue sendiri.

Dengan paksaan dia, kita saling bergandengan sampai di parkiran. Akhirnya dia melepaskan tangan gue, sebenarnya gue senang bisa digandeng kayak gitu lagi setelah sekian lama. Tapi sekarang kita kan sudah menjadi mantan, apakah pantas kita melakukan itu lagi?

Kemudian dia mengantarkan gue pulang seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Padahal tadi terjadi kejadian yang sangat besar dan sangat berdampak untuk hati gue yang bermental kapas ini.

•••••

Dia memberhentikan mobilnya pas didepan rumah gue, dengan cepat gue melepas seatbelt dan segera keluar dari mobil tersebut tanpa mengucapkan satu kata pun, bahkan gue belum mengucapkan terima kasih ke dia karena gue sekarang lagi gugup banget sama perilaku dia daritadi dari di rumahnya sampai di mall. Tindakan itu berhasil membuat wajah gue memerah seperti tomat.

Beomgyu tertawa gemas melihat diellza langsung keluar dari mobil tanpa mengucapkan satu kata pun, keliatan banget dia lagi salting sekarang. Dia bener-bener engga berubah.

Senyuman beomgyu mengambang dengan besar di wajahnya itu. Diellza sama sekali tidak berubah, dia menyukai itu.

drrt drrt

Pria itu membuyarkan lamunannya tentang diellza dan segera mencari ponsel yang masih saja berdering. Dan melihat dengan cepat siapa yang sedang menelfonnya, dan dia adalah,

Ayahnya.

Beomgyu merotasikan bola matanya malas sebelum menekan tombol hijau di layar berbentuk persegi ponsel dia.

"Halo pa kenapa?" Tanyanya dingin.

"Kamu dimana? Kenapa belum pulang? Habis ngapain bersama diellza? Kamu lupa diellza bisa habis ditangan saya?" Tanya dia dengan nada yang memperingati di seberang sana.

"Kamu lupa saya mengawasi anda?"

Beomgyu memegang erat stir mobilnya dan mengehela nafas berat mendengar kemudian baru menjawab pertanyaan itu dengan nada yang dingin, "Jangan apa-apain dia, beomgyu cuma nganterin dia pulang, kenapa?" Beomgyu balik bertanya.

"Calon istrimu mau kesini, cepat datang kita harus sambut keluarganya dengan baik." Ucap dia kemudian mematikan telfonnya secara sepihak.

Lagi-lagi beomgyu mengehela nafasnya kasar dan menyibakkan rambut dia tak kalah kasar, "Ini bakalan yang terakhir ya gue sama diellza? Maafin gue za.. maafin gue.." Dia mengepalkan satu tangannya dengan erat.

"Emang gue sepecundang itu didepan bokap.."

Kemudian dia melajukan mobilnya meninggalkan kediaman diellza dengan perasaan yang sangat kacau dan sialnya perlahan demi perlahan buliran air mata bening mulai membasahi pipi dia itu. Pria itu hanya bisa terisak pelan dan meracau karena ia kecewa dengan dirinya sendiri. 

Dia hanya ingin bersama dengan gadis pilihannya. Gadis yang ia sayang. Tapi apakah salah?

Choi Beomgyu membutuhkan bahu untuk membagi bebannya itu. Tapi dia menyembunyikannya dengan rapat dan sempurna.

-TBC-

N.b : udah malam minggu lagi nih, masih jomblo kan?! 😙

Jadi buat chap² selanjutnya siapkan mental kalian! Gatel banget ini tangan mau up chap selanjutnya wkwkwkwkwk

Yaudah! Selamat bersenang-senang menikmati malam minggu para jomblo!

✓ Semesta | Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang