Kalo ada Typo Maapin📚💡
•
•
•Jam Istirahat hampir habis namun, tak ada tanda-tanda bahwa Auri akan sadar hal itu membuat Inez kelimpungan ditambah lagi tidak ada petugas UKS satu pun.
"Kita bawa ke rumah sakit aja yok lah," Cemas itulah yang dirasakan oleh Inez saat ini.
"Yaud- ..." Ucapan Jovanka terpotong kala melihat pintu UKS terbuka dan tampak lah wujud dari Adam.
"Belum sadar juga Auri?" Hanya dibalas gelengan oleh kedua sahabat Auri.
Mendekat ke arah bangsal dimana Auri berbaring, dapat dilihat bahwa wajahnya sangat khawatir ditambah dengan Auri yang semakin memucat.
"WOII, DIMANA PETUGASNYA GAK GUNA BANGET!" Teriaknya marah sembari menengok kanan kiri guna mencari petugas namun, tak ada satupun petugas.
"BANGSAT!" Umapatan tersebut membuat Inez terkejut tapi tidak untuk Jovanka.
Tanpa menunggu lama Adam langsung menggendong tubuh Auri keluar UKS menuju Rumah Sakit diikuti Inez dan Jovanka.
Berjalan cepat dengan mulut yang terus menyuruh agar Auri bertahan, Sungguh Adam sangat khawatir saat ini. Bagaimana tidak?, Melihat orang yang dicintai kondisinya seperti ini membuat Adam terus menyalahkan dirinya sendiri karena tak bisa menjaga gadis yang dicintai. Walaupun cintanya tak terbalas Adam
Tetapi Adam tak mempermasalahkan itu, ia tau perasaan seseorang itu berbeda-beda mungkin akan ada saatnya dimana dia yang dicintai bukan dia yang mencintai.Tanpa sepengetahuan ada seseorang yang melihat kejadian tersebut mengeraskan rahangnya dengan tangan terkepal kuat.
.
.
Di rooftop Anggota inti The Falcon tengah duduk-duduk diselingi dengan candaan agar suasana tidak canggung."Ehh, tadi si Auri tumben banget dah pingsan biasanya kagak," Ujar Gilang seraya memakan cireng yang dibeli di kantin tadi.
"Hooh dah, mana pucet banget lagi kek mayat" Chiko yang sedang Mabar ML bersama Gerald ikut menimpali.
"Iya juga, gak biasanya Auri pingsan kita udah sering liat dia dihukum tapi baru kali ini dia pingsan" Ujar Aydan sembari mengusap dagunya.
"Kagak sarapan kali tuh bocah," Ucapan Chiko dihadiahi bahu acuh Gilang dan Aydan.
Sementara itu Lentera hanya menatap kosong lapangan tempat dimana Auri dihukum tadi.
"Tadi si ketos keliatan khawatir banget,"
Hanya dibalas anggukan saja setelah itu hanya ada keheningan, tak berapa lama bel masuk berbunyi tapi mereka tak pindah posisi sama sekali.
"Bolos Ter?" Tanya Gilang kepada Lentera yang tengah menatap lapangan.
Tak mendapat balasan Gilang mengalihkan pandangan ke arah dimana mata Lentera menatap kebawah dan Gilang bersmirk kecil.
"EKHEM, ada yang panas tapi bukan minyak," Ucapan Gilang membuat mereka semua menatapnya bingung.
Dengan gerakan mata yang dilakukan Gilang membuat mereka mengalihkan pandangan ke arah lentera.
"Kalo suka ya di perjuangkan bukan ditinggalkan," Ucapan Gerald lantas membuat Lentera tersadar dan mengalihkan pandangannya.
"Panas lu liat begituan?, Giliran Auri nyamperin sok-sokan," Mendengar cibirian yang diberikan Chiko membuatnya memutar bola mata malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA
Humor"Aku suka kamu, tapi kenyataan kembali menamparku." -Auri Lovata ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ⊰⊹ฺ [FOLLOW DULU YUK, SEBELUM BACA]