11. Dibonceng Lentera, Check!

20 18 1
                                    

Kalo ada Typo Maapin📚💡



Bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi. Murid Pancasila berbondong-bondong pergi meninggalkan sekolah.

Sedangkan dikelas XI IPA 3 hanya tersisa Auri, Inez dan Jovanka sedang mencatat materi dipapan tulis.

"Udah belum Au?" Tanya Inez sembari membereskan buku-bukunya dan memasuk-kannya ke tas.

"Belum sebentar lagi, kalian duluan aja." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya pada papan tulis.

"Beneran? Kita tunggu aja deh." Ucap Jovanka, ia takut temannya digondol Setan.

"Iya bener Jovan, gapapa Auri pulang sendiri." Auri tak ingin merepotkan teman-nya, ia tau kedua temannya juga lelah seharian sekolah.

"Oke kalo lo maksa. Kita balik tapi inget kalo udah selesai langsung pulang lo jan kelayapan ntar diculik setan." Pesan Jovanka. Mau bagaimana pun, Auri adalah seorang perempuan tak baik berjalan sendirian disaat hari semakin petang.

"Iya-iya Auri paham. Udah sana." Usir Auri.

"Yee ngusir. Yaudah kita duluan. Ati-ati, Bye."

"Bye, Waalaikumusalam." Ucap Auri.

"Assalamualaikum." Jawab Inez dan Jovanka berbarengan. Aneh memang.

Setelah kedua sahabat Auri pergi dirinya tinggalah seorang diri di kelas yang amat sunyi itu. Hingga deheman seseorang membuat Auri terlonjak kaget.

"Astaga, kamu ngagetin aja." Kesal Auri.

"Lo lama gua tungguin juga." Dia tak lain dan tak bukan adalah Lentera.

"Ya sabar dong, siapa suruh nungguin aku."

"Suruh gua lah, cepet elah pegel nih" Lentera adalah spesies aneh pikir Auri.

"Kan ada bangku, tinggal duduk." Jengah Auri.

"Males, udah cepetan." Auri hanya memutar matanya malas.

Tak lama kemudian akhirnya Auri sudah menyelesaikan catatan-nya. Segera mengemasi barang-barangnya karena takut Lentera menunggu lebih lama lagi.

"Udah, ayok." Lentera yang sedang fokus pada ponsel-nya menoleh ke Auri yang sudah menggendong tas-nya.

"Ayok." Lentera jalan terlebih dahulu meninggalkan Auri, walau tak terlalu jauh. Auri berlari mengejar Lentera yang sudah berjalan duluan.

"Hosh...hosh...hosh Kamu cepet banget sih." Dengan napas tersengal-sengal Auri berujar.

"Oh ada orang, kirain gua jalan sendiri tadi. Gak keliatan sih." Jahil Lentera menunduk menatap Auri yang sedang mengatur napasnya.

"Ihh, nyebelin." Auri mengerucutkan bibirnya dan menggembungkan pipinya. Lentera yang tak kuat melihat hal tersebut lantas mengacak-acak rambut Auri.

"Ish, rusuh banget sihh! Berantakan nih." Gerutu Auri merapihkan rambutnya.

"Iya-iya maaf, udah ayok cepet nanti keburu ditutup gerbangnya." Ucap Lentera merangkul kedua pundak Auri lalu berjalan bersama. Jangan tanya Auri seperti apa kondisi jantugnya sekarang, sudah pasti sedang berdisko dengan efek jedug-jegud.

Mereka sampai diparkiran sudah sepi hanya tinggal beberapa motor dan mobil milik Guru, mungkin. Murid yang mengikuti Ekskul juga sudah pulang.

"Pake." Lentera menyerahkan jaket kebanggaan Tha Falcon kepada Auri.

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang