04. Rahasia Lentera

34 31 10
                                    

Kalo ada Typo Maapin📚💡



Setelah mengantar Chiko. Kini Lentera sudah sampai dirumahnya.

"Assalamualaikum." Salam Lentera saat memasuki rumahnya.

"Waalaikumusallam, anak Mama udah pulang. Gimana sekolahnya?" Tanya Ratih Mama Lentera.

"Baik Ma, Lentera mau kekamar dulu ya." Pamit Lentera dibalas anggukan oleh Ratih.

Menaiki satu persatu tangga dan akhirnya Lentera telah sampai didepan pintu kamarnya yang bercat putih. Saat pertama kali Lentera membuka pintu kamarnya aroma Maskulin menyeruak. Dengan perpaduan cat hitam dan abu-abu kamar yang sangat pas untuk remaja seusianya.

Membuka satu persatu kancing seragam sekolahnya menyisakan kaos hitam polos.

Lentera membaringkan tubuhnya, namun saat ingin memejamkam matanya. "LENTERA TETANGGAKU~~MAIN YUK." Teriakan tersebut membuat Lentera menggeram kesal.

Tidak peduli dengan teriakan Chiko. Kebiasaan anak itu kalau tak minta makan ya mengganggu Lentera.

Cklek!

Pintu kamar Lentera dibuka dan tampaklah tubuh tegap Chiko.

"Ck, ngapain lo?" Tanya Lentera Tanpa melihat Chiko.

"Gak ada akhlak lo ya, bukannya bantuin juga." Sungut Chiko.

"Emang lo NGAPAIN BAWA KARDUS?" Teriaknya ketika melihat Chiko membawa satu kardus kecil....apa ya kira-kira isinya?

"Ya ini pesenan lo lah, satu dus Susu Strawberry. Apalagi?" Ucapnya belum menaruh sekardus Susu Strawberry.

Lentera terkejut. Padahal dirinya hanya bercanda akan ucapannya di parkiran tadi. Tak apa lah rezeki anak Mama.

"Taro mana nih? Berat gila."

"Ya tinggal taro dimana serah lo," Tidak tau diri. Sudah dibelikan juga.

"Sialan!" Setelah itu Chiko menaruh sedus Susu tersebut di lantai.

"Udahkan? Sana pulang ganggu lo,"

"Gak tau terimakasih lo ya!"

"Bodo, sana keluar gua mo tidur." Ucap Lentera tanpa melihat Wajah Chiko yang sudah merah menahan amarah.

Dosa apa gua punya temen gini? Batin Chiko.

"Udah sana! ngapain lo masih berdiri disitu." Tanpa memperdulikan Lentera, Chiko ikutan berbaring disebelah Lentera.

"Ngapain lo? Awas sempit gila." Tak dihiraukan Chiko. Lelaki tersebut masih diam dengan mata yang melihat ke langit-langit kamar Lentera.

"Ter..."

"Hm?"

"Gapapa," Lentera yang mendengar itu hanya menatap datar Chiko. Kini mereka sama-sama memandangi langit-langit kamar dengan pikiran masing-masing.

"Ter..."

"Apaansih?"

"Lo homo ya?" Pertanyaan macam apa ini? Segera Lentera menendang tubuh Chiko dan...

Bruk!

Chiko terjatuh dengan kondisi terlungkup. "Ck, apa-apaan sih lo. Sakit anjing." Ucap Chiko kesal, lalu kembali menidurkan tubuhnya disebelah Lentera.

"Lo yang apa-apaan! Meragukan kejantanan gua lo?" Bagaimana tak marah, dirinya dikira Homo Cowok Tulen Lentera itu.

"Ya abisnya lo gak pernah deket ama cewek. Kan gua kira lo gak normal." Ucap Chiko dengan tatapan polosnya.

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang