06. Perasaan Lentera

35 29 6
                                    

Kalo ada Typo Maapin📚💡



Saat ini Lentera tengah berbaring dikasurnya dengan tangan terlentang. Sepulang dari rumah Auri tadi Dirinya dan Chiko langsung menuju markas untuk mengambil motor dan berganti baju. Lentera memenangkan lomba balapan yang diajukan Sergio padanya.

Mereka berdua sempat terkejut karena melihat rumah Auri yang sangat mewah dan besar, bahkan rumah mereka kalah dengan rumah Auri. Namun mereka dapat merasakan senyapnya rumah tersebut seperti tak ada kehidupan didalamnya.

Alasan Chiko dan Lentera kejar-kejaran dikomplek perumahan Auri karena mereka berdua dikejar Banci tersangka utamanya adalah Chiko. Karena Chiko menggoda banci tersebut.

Sebenarnya tak hanya ada mereka berdua Gilang,Aydan dan Gerald juga ada, mereka berpencar karena banci tersebut membawa pasukan. Dan mereka kembali ke markas dengan keadaan berbeda-beda. Dari gilang yang keadannya paling parah karena dia tertangkap salah satu banci dan menciuminya untung tidak diperkosa membuat kedua pipi Gilang merah dari Lipstik banci itu. Sedangkan Aydan malah membawa sekresek mangga hasil mencuri dipohon orang, saat dikejar banci Aydan melihat ada pohon mangga tak pikir panjang Aydan langung memanjat pohon tersebut, matanya tak sengaja melihat banyak mangga tak ambil pusing dirinya langsung memetik mangga itu , beruntungnya lagi ada kresek dipohon tersebut yang terselip di batang. Lain lagi dengan Gerald dirinya malah berjalan kearah kuburan, karena dasarnya dia takut hantu Gerald pingsan dan ditolong oleh warga yang melihat tubuhnya tergeletak, saat sadar Gerald diantar salah satu warga ke markas.

"Ck, kenapa gua malah pikirin tuh anak si." Ucapnya gusar lalu mengacak rambutnya Frustasi.

Berjalan kearah balkon dengan meminum satu kotak susu strawberry yang diberikan pada Chiko sore tadi.
Inilah keunikan Lentera bila dirinya sedang Frustasi pasti lari kesusu strawberry, berbeda dengan kebanyakan orang yang mungkin melampiaskannya pada Rokok,berduel atau minum alkohol.

Terpaan angin mengusap lembut wajah dan rambut Lentera. Dengan memejamkan mata menikmati angin yang menyapu wajah dan rambutnya.

"Kok belum tidur?" Mendengar pertanyaan sontak Lentera membuka matanya dan melihat disampingnya ada ayahnya. Mereka duduk dikursi yang ada dibalkon kamar Lentera.

"Belum ngantuk pah." Ucapnya seraya menyeruput susu strawberrynya.

"Ada masalah? Gak mau cerita sama papah?" Tanya Rafael Bhalendra papah Lentera.

"Gak tau pah, pusing Lentera."

"Lentera.. Lentera, udah kayak ibu-ibu kehilangan cucian aja." Kekeh Rafael.

Mengusap lembut kepala anak sulungnya. "Kamu masih gak berubah, masih suka Susu Strawberry."

"Mau sampai kapanpun Susu Strawberry tetep dihati Lentera, pah." Rafael hanya terkekeh kecil mendengar penuturan anaknya. Anak dan bapak tersebut sama-sama memandang hamparan bintang.

Setelah keheningan Lentera kembali berucap. "Pah.."

"Hm?"

"Menurut Papah cinta itu apa?" Tanya Lentera.

"Wah, anak Papah sudah besar ternyata." Ucap Rafael sembari mengacak-ngacak rambut anaknya.

"Ish, jawab pah." Paksa Lentera.

"Cinta adalah perasaan ingin memiliki, melindungi dan mempertahankan."

"Bentuk cinta itu menurut papah kayak mana?"

"Gini." Ucap Rafael membuat bentuk Love dan ditunjukan oleh anaknya.

"Ish... papah gak gitu." Kesal Lentera.

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang