"?!...A-apa mungkin..saya baru saja jatuh cinta pada Megumi-san?"
.
.
.
.
.
.Fushiguro menghela pelan. Mengurut pangkal hidung sambil memejam. Pikiran macam apa yang didapat istrinya sehingga menyimpulkan demikian?
"Jangan bercanda. Mustahil kau jatuh cinta padaku hanya dalam tiga hari."
"Memangnya kenapa? Kamu tidak suka saya jatuh cinta padamu?"
"Bukan begitu."
Itu bohong. Benar bahwa Fushiguro tidak suka Fuyumi mencintainya. Dia masih berharap gadis itu mencintai pria lain hingga Fuyumi tergila-gila dan ingin meninggalkannya.
Tidak peduli apa yang gadis itu ucapkan sebelumnya, Fushiguro tetap ingin Fuyumi bersama orang lain.
"Tapi kalau dipikir lagi..., hmmm...."
Bisa didengarnya deheman panjang menunjukkan Fuyumi tengah berpikir.
"Sepertinya memang bukan karena itu."
Fushiguro menghembuskan nafas leganya pelan. "Kalau aku mencintaimu, kau baru saja mengecewakanku."
"Bu-bukan begitu! Saya tidak bermaksud seperti itu. Lagipula tadi kamu yang tidak percaya."
Tersenyum, sang penyihir jujutsu cukup senang berhasil menggoda istrinya.
"Sebentar, saya tahu apa jawabannya. Mau mendengarnya, Megumi-san?"
"Sebenarnya tidak begitu ingin."
"Kenapa kamu mudah sekali membuat saya kesal?"
"Karena kau orang yang tidak bisa bersabar?"
"Huuhh..Pokoknya saya ingin mengatakannya pada Megumi-san."
"Mmn."
"Ngomong-ngomong kamu ada di mana? Sepertinya sepi sekali. Aah!! Apa mungkin kamu di toilet? Kamu sedang berak?! Maaf saya mengganggu begini!! Hg? Tapi daritadi saya tidak mendengar kamu kentut, jadi kamu sebenarnya sedang apa?"
"Kau juga mudah sekali membuatku kesal, ya! Cepat putuskan mau mengatakannya atau tidak."
"Ma-maaf. Euhm...tapi kamu tidak boleh tertawa, ya. Walaupun cukup menggelikan."
Deheman menjadi jawaban Fushiguro. Terlalu malas mengucap sepatah kata untuk gadis itu.
"Mungkin karena saya berpikir kamu adalah keluarga saya."
Fushiguro sama sekali tidak punya keinginan tertawa. Raut yang semula malas dan setengah hati mendengar sang istri, kini berganti sepenuh hati ingin mendengar ucapan Fuyumi selanjutnya.
"Banyak yang bilang meskipun tidak sedarah, bisa menjadi keluarga karena hubungan satu orang dengan orang lain yang sangat dekat. Sementara kamu menikahi saya, yang sepenuhnya orang asing sebelumnya. Kamu menjadikan saya sebagai keluarga, begitupula sebaliknya. Saya pikir ini sama saja dengan dua orang yang dekat seperti keluarga. Saya pikir..dua orang asing yang menikah juga tetap disebut telah menjadi keluarga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please be My Husband! (Completed)
Fanfiction"Menikahlah dengan saya." Hampir saja minuman yang Fushiguro seruput nyembur ke wajah si pengucap. Entah telinganya yang tak waras atau mulut sang pengucap yang setengah stres Photo source from pinterest