Megumi

519 56 4
                                    


Manik gunmetal blue terbuka ketika indera pendengarnya menangkap suara kicauan burung bersautan. Membuatnya kemudian terpaku pada wajah di hadapan yang tak lain adalah wajah sang suami.

Fushiguro memeluk Fuyumi dalam tidurnya. Menerpakan nafas hangat menjadikan Fuyumi tersenyum senang sekaligus lega. Ia meraih wajah suaminya mendaratkan ciuman singkat di bibir.

Namun Fushiguro menarik tengkuknya menyatukan kembali kedua bibir mereka. Memberi lumatan kecil hingga Fuyumi terbuai. Berakhir keduanya menyatukan dahi, membuahkan cengir bahagia Fuyumi. "Selamat pagi." Katanya.

Sejenak Fushiguro terpaku pada bibir dan deretan gigi putih membentuk senyum tersebut. Berlanjut tangannya mengelus sisi wajah sang istri, lalu mendekat tuk mencium lagi bibir ranum Fuyumi.

Tapi si empu membungkam mulut kala rasa mual menyerang membuatnya beranjak menuju wastafel terdekat. Tentu saja Fushiguro panik. Ia menyusul memasuki kamar mandi hingga mendengar istrinya muntah.

Satu tangan langsung diletakkan di punggung Fuyumi sementara tangan yang lain menyingkirkan surainya ke belakang agar tak terkena muntahan. Sengaja Fushiguro tak berkata apapun, karena ia menunggu Fuyumi menyelesaikan urusannya. Tapi, beberapa kali dia mual, tetap saja dari mulutnya tak mengeluarkan apapun.

Jadi ketika Fuyumi menyalakan kran untuk mengusap daerah sekitar mulutnya, Fushiguro menyentuh kedua bahunya dengan cemas.

"Kau salah makan? Atau justru..kau belum makan makanya begini?"

Fuyumi menggeleng lemah.

"Ini karena..ugh--"

Lagi, rasa mual itu datang. Fuyumi kembali menjatuhkan kepala menghadap wastafel. Membuat Fushiguro semakin khawatir dan memijat leher istrinya seperti yang biasa orang lakukan.

"Fuyumi-chan!!"

Nobara pelaku teriakan itu.

Saat memasuki ruangan, yang pertama menarik perhatiannya adalah suara Fuyumi di kamar mandi. Jadi ia segera menuju tempat tersebut. Disusul mimik terkejutnya mendapati Fushiguro berada di sana juga.

"Fu..Fushiguro..., kau..!! Syukur--"

"Panggilkan Ieiri-san, dia mungkin tahu kenapa Fuyumi seperti ini."

"Uhn? Ah, itu..?"

Nada bicara Nobara seakan memberitahu Fushiguro gadis itu mengetahui sesuatu. Ia menaikkan satu alis menunggu perkataan berikutnya.

"Fuyumi-chan hamil."

Sontak Fushiguro melotot lebar. Memandang Nobara menunjukkan keterkejutan. Satu tegukan ludah menjadi respon Fushiguro selanjutnya sebelum pria ini bertanya. Pertanyaan yang mendasari dirinya yang tak menduga.

"A-apa..?"

Pintu kamar mandi kembali dibuka. Menampilkan wanita cantik berdiri di ambang pintu.

Ieiri Shoko, segera memasuki ruang Fushiguro saat sebelumnya mendengar pekikan Nobara memanggil nama sang penyihir tampan. Tiga pasang mata langsung terarah memandang wanita ini, hingga empunya berjalan cepat menghampiri Fushiguro dan meletakkan tangannya di wajah pria itu. Kecemasan terpancar jelas dari maniknya.

"Kau..-kau baik-baik saja?"

"Ya. Daripada itu--"

"Tolong periksa dulu kondisinya seperti apa, Ieiri-san." Potong Fuyumi menjauhkan diri dari sentuhan Fushiguro. Melangkah menghampiri Nobara dan menyambar tangan gadis itu. "Saya keluar dulu bersamanya."

Please be My Husband! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang