Hari itu terkahir kalinya aku melihat Saga. Kudengar Saga memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan disalah satu perusahaan besar dan ternama di negeri tempat Saga menyelesaikan pendidikannya.
Hingga hari ini aku bertemu lagi dengannya. Ia menyapaku terlebih dulu, dengan senyum manisnya.
Sayang pertemuan yang sangat kuinginkan berakhir dengan rasa kekecewaan diatas momen bahagia seseorang.
Tidak pernah kusangka, Saga dan pendampingnya menjadi salah satu client-ku. Memakai jasaku untuk acara pernikahan mereka.
Setelah menyelesaikan pekerjaan yang belum sepenuhnya selesai aku bergegas untuk pulang. Ada janji yang harus kutepati. Seseorang dari jauh telah menungguku untuk bertemu. Ia berjanji akan singgah ke apartemenku malam ini.
Setelah sekian lama tak jumpa, ia memaksaku untuk bertemu.
"Nara..." panggil Saga dari dalam mobil yang kebetulan lewat didepanku. Disampingnya duduk seorang wanita cantik yang kutahu siapa itu. "Mau pulang? Bareng aja yuk." Tawar Saga.
"Iya Mba Nara, bareng aja yuk." Wanita disamping Saga menimpali.
"Gak usah Ga, aku dijemput kok." Tolakku lembut.
Tak lama dari kejauhan sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam membunyikan klaksonnya. Tara. "Tuh udah sampe jemputannya." Ucapku sambil menunjuk kearah mobil Tara.
Dengan sedikit menundukkan kepala tanda pamit kepada Saga dan wanitanya, aku berlari kecil menghampiri Tara.
"Siapa kak?" Tanya Tara saat aku telah duduk dan tengah memasang sabuk pengaman.
"Siapa?" Tanyaku balik.
"Itu, tadi yang ngobrol sama kakak."
"Oh, Saga." Jawabku cuek.
Aku tahu, ada respon terkejut yang ditahan oleh Tara, ada pertanyaan-pertanyaan yang menaungi isi kepalanya. Atas nama yang baru saja kusebutkan dan ekspresi datar yang kuberikan.
•
Melihat ekspresi datar dari kakaknya setelah menyebutkan nama yang cukup sakral untuk sebuah kisah yang pernah didengar Tara dari Dimas, membuat beribu-ribu pertanyaan dikepala Tara.Saga? Apakah Saga yang itu?
Benarkah itu Saga?
Saga yang dipikirkannya?
Saga yang pernah membuat kakak yang teramat disayangnya begitu patah hati, hingga membuatnya menutup hati?
Saga yang membuat kakak satu-satunya menjalani hidup bagaikan mati rasa pada sebuah cinta?
Apa benar itu Saga?
Bagaimana bisa?
Apa lagi rencana semesta?"Kok bisa?" Tanya Tara gamang.
"Apanya yang kok bisa?" Tanya balik Kanara, bingung.
"Kok bisa ada Saga?"
"Mau nikah dia." Jawab Kanara santai. Ah, seperti sudah terbiasa. Meski sesak dalam dadanya saat mengucapkan kata-kata itu, namun Kanara mampu menjaga ekspresinya untuk terlihat biasa saja. Lakon yang sudah terlalu lama diperankan, begitu mudah kini dimainkannya.
"Pake WO kakak?" Tanya Tara lagi.
"Iya."
"Kok diterima?" Tanya Tara, tanpa sadar nada suaranya meninggi.
"Ada duitnya." Lagi-lagi jawaban Kanara santai. Tara hanya membalas dengan helaan nafas berat dan kembali memandang kedepan. Terlihat wajah geram Tara, ingin sekali ia membabi buta menghajar seorang Saga saat ini, yang telah membuat kakaknya bagai manusia tak berperasaan.
"Seenggaknya kasih respon marah kek, kecewa kek, atau bahkan nangis didepan gue juga gak masalah kak. Dibanding lo kayak gini. Udah kayak mayat hidup yang gak punya perasaan. Brengsek." Ingin sekali Tara berteriak didepan wajah Kanara.
•
"Jauh yaa perjalan jarak tempuh 30 menitnya." Protes seseorang yang telah lama menunggu di lobi sebuah apartemen cukup mewah dikawasan pinggir ibukota."Sorry sorry, kerumah bunda dulu tadi. Bunda masak sop iga soalnya." Rayu Kanara memohon maaf kepada yang telah menunggunya lama.
"Dua jam Kanara. Gimana bisa 30 menit yang lo bilang..." belum juga selesai bicara Kanara telah mendorong laki-laki bertubuh besar itu kearah lift menuju lantai atas.
"Sop iga-nya boleh lo abisin. Semuanya buat lo!" Sogok Kanara, agar si laki-laki tak lagi merajuk.
Saat pintu lift terbuka, hanya berjalan sedikit sudah sampai dimuka pintu apartemen Kanara. Dengan menekan tombol password berupa angka pintu itu pun terbuka.
"Kangen." Bisik laki-laki itu sambil memeluk Kanara erat, sesaat setelah mereka masuk dan pintu tertutup.
•
KAMU SEDANG MEMBACA
S A G A
RandomKanara yang menyimpan rasa untuk seorang laki-laki bernama Saga. Berawal dari mengagumi hingga membuatnya jatuh hati. Saga berusaha untuk menyimpan perasaannya begitu dalam membiarkan perasaannya terkubur. Meski tahu ada hati yang akan tersakiti ya...