Alfareza Kavindra Bagaskara, cowok yang awal mulanya bersikap cuek dan dingin ke semua orang akhirnya berubah setelah bertemu dengan seorang gadis.
Aqilla Putri Alterio, gadis yang telah membuat Reza berubah.
Seiring berjalannya waktu, mereka menyad...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang laki-laki dengan setelan seragam sekolah abu-abunya tengah memarkirkan motornya di parkiran sekolah.
Setelah selesai memarkirkan motornya, kemudian ia berjalan dengan tergesa-gesa memasuki lingkungan sekolah, dikarenakan ia terlambat dari 20 menit yang lalu.
Keadaan sekolah terlihat sangat sepi, mungkin semua kelas saat ini sudah melaksanakan KBM-nya.
Kegiatan lengannya yang ingin membuka knop pintu ia urungkan, kala ada seseorang yang menahan lengannya secara tiba-tiba.
Karna penasaran, ia pun menengok ke arah belakang. Dan...
"Apa kamu dirumah punya jam?" tanya seseorang yang menahan lengan orang tadi.
"Ya jelas punya lah, Pak! Ngapain Bapak nanya kaya gitu? Mau ngambil jam dirumah saya, ya?" balas orang yang dipegang lengannya.
Orang yang menahan lengan orang tadi pun akhirnya melepaskan pegangan lengannya.
"Kalo kamu punya jam, lantas kenapa datang ke sekolah terlambat, Rezi?" tanya nya.
Ya, orang itu adalah Rezi. Dan orang yang menahan lengan Rezi adalah Pak Bambang.
"Susugedong!"
"Apa itu susugedong?"
"Suka-suka gue dong!"
Laki-laki paruh baya yang memakai kacamata nya itu mati-matian menahan amarahnya.
Pak Bambang menghela nafas, "Kenapa harus suka-suka kamu? Kamu pikir sekolah ini punya Nenek moyang kamu, hah?"
"Yang bilang sekolah ini punya Nenek moyang saya siapa, Pak?" tanya Reza dengan menaikkan sebelah alisnya.
"Tidak ada!"
"Yaudah."
Pak Bambang membulatkan kedua matanya tak percaya. Bisa-bisanya seorang murid main-main dengan guru nya sendiri.
"Kamu harus ikut saya, Rezi. Saya akan kasih kamu hukuman karna sudah terlambat datang ke sekolah."
"Gak ada kata terlambat buat belajar!"
Namun, bukan Pak Bambang nama nya jika tidak memaksa. Pak Bambang kemudian menjewer telinga Rezi dengan keras dan membawa nya berjalanya.
"Awwww,"
"Sakit, Bambang!" lanjut Rezi.
Pak Bambang hanya diam tanpa membalas amukan Rezi yang memberontak agar dilepaskan jewerannya.