Part 1

2.5K 229 22
                                    

Entah itu memang takdir atau hanya sebuah kesalahan belaka, tiga hari sebelum hari ulang tahunnya Uchiha Sasuke datang ke Apartemen Sakura. Dibalik jas hitam mahal yang ia pakai, terdapat satu kotak cincin yang mahal.

Lelaki itu mengatakan, kalau dirinya akan melamar gadis yang ia sukai esok hari, dan kedatangannya ke apartemen Sakura adalah untuk menyempatkan waktu menjenguk sahabat yang selalu memberi saran padanya.

Mereka menghabiskan malam dengan bercerita atau lebih tepatnya hanya Sasuke saja yang bercerita banyak hal tentang gadis ia suka, si pujaan hati yang membelenggu cintanya, gadis tersebut bernama Hyuga Hinata.

Si gadis berambut lavender yang dikenal pemalu, wajahnya imut dengan mata bulat yang membuat siapa saja akan jatuh cinta. Bahkan sewaktu mereka kuliah dulu banyak pria yang memberi cokelat serta bunga untuk menyatakan perasaan pada Hinata, namun dengan sopan gadis itu akan menolaknya.

"Sakura terimakasih sudah memberikan banyak saran padaku, kau akan selalu menjadi yang pertama bagiku." Begitu kata Sasuke malam itu, dia memeluk tubuh gadis musim semi tersebut erat mengabaikan tatapan sendu yang ditampakkan di balik punggungnya.

Kecewa? Sangat. Dirinya benar-benar sakit hati saat itu, namun apa daya jika Sasuke hanya menganggap dirinya seorang sahabat tidak lebih dari apapun. Berniat membuang perasaannya sejauh mungkin dan berlayar cinta dengan orang lain, begitu rencana Sakura.

Akan tetapi, seolah semuanya sudah direncanakan. Malam tepat satu hari menjelang ulang tahunnya, pemuda itu datang ke Apartemen Sakura dengan keadaan yang amat kacau dan berantakan.

"Apa yang terjadi Sasuke-kun?!" pekik gadis itu tatkala melihat kondisi sahabatnya yang tidak baik-baik saja, kemeja kotor dan rambutnya berantakan.

"Hinata ... Dia membuatku kecewa."

Tubuh tegap itu ambruk begitu saja, dengan cepat Sakura memapah Sasuke menuju kamarnya. "Sasuke-kun, ayo!"

"K-kenapa harus Naruto?"

Lagi-lagi ia meracau tak jelas, dengan telaten gadis musim semi itu membuka sepatu Sasuke. Berjalan menuju kamar mandi untuk mengambil handuk dan air dingin, dia menyeka keringat yang pastinya membuat Sasuke tak nyaman.

Gadis musim semi tersebut menaikkan selimut sebatas dada Sasuke, berniat pergi dari sana sebelum tangannya ditarik keras membuat dia jatuh ke pelukan Sasuke.

"Sasuke-kun?"

"Temani aku Sakura."

Kepalanya mengangguk, "Baiklah."

Tapi tubuhnya bergetar saat pelukan pemuda itu semakin rapat dan juga intim. Perlahan ia mendongak dan menatap mata hitam Sasuke yang menggelap, ia tak tahu apa yang akan terjadi.

Saat bibir tipis pemuda itu menciumnya lembut membuat Sakura terbuai, tangan besar Sasuke bergerak menggerayangi tubuhnya. Menaikkan baju yang ia pakai dan menjelajahi leher putihnya dengan ciuman panas.

Katakan saja Sakura bodoh karena tidak menolak perlakuan Sasuke, hanya ada satu alasan untuk itu semua, yakni biarkan Sakura memiliki Sasuke seutuhnya untuk malam ini saja. Karena kedepannya, gadis itu yakin bahwa Sasuke akan marah dan membenci dirinya.

Tak terasa mereka benar-benar melakukan hubungan intim, puncak kenikmatan itu tiba, Sasuke menumpahkan semua benihnya pada Sakura. Membuat wanita itu mendesis saat merasakan cairan hangat memenuhi rahimnya. Tak hanya sekali, tapi berkali-kali hingga membuat Sakura lemas tak berdaya.

"Aku menyayangimu, Hinata!"

Satu kalimat itu membuat mata Sakura berkaca-kaca, dia terlihat begitu menyedihkan sekarang. Memang kalau dirinya tak berharap banyak, tapi mendengar fakta itu seolah mencekik lehernya dengan kuat.

Dia mulai memejamkan mata, mengistirahatkan perasaan dan tubuhnya yang lelah. Hingga saat fajar belum menyingsing, wanita itu terbangun dari tidurnya. Dia beranjak dari tempat tidur dan berjalan tertatih untuk memakai kembali pakaiannya.

Tak mempedulikan tubuhnya yang lengket, Sakura berjalan menuju lemari. Mengeluarkan koper miliknya dan mulai memasukkan semua baju yang ada, setelah dirasa selesai, bergegas Sakura berjalan menuju pintu kamar.

Dia kembali menatap sosok Sasuke yang masih tidur dengan tenang di atas ranjang. Tersenyum sendu dengan mata yang mengeluarkan cairannya, "Aku mencintaimu Sasuke-kun. Maaf karena sudah bertindak seperti ini, tak apa, yang rusak hanya aku, yang akan menanggung semuanya juga aku. Jadi, sku harap kau tidak membenciku setelah ini. Sampai nanti."

Lantas menutup pintu dengan pelan kemudian keluar dari apartemen, Sakura pergi meninggalkan semua kenangan yang ada, cintanya serta sesuatu yang sangat privasi dan penting, yakni buku hariannya.







*****

bersambung.

halo semua! akhirnya aku bisa nulis lagi. aku bakal nyiapin beberapa cerita yang ada di draft dulu, dan untuk yang tidak suka, cukup tekan tombol kembali dan selesai. jangan membuang-buang waktu dengan meninggalkan komentar buruk, terima kasih. 

jangan lupa jaga kesehatan.

He's AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang