Suara langkah yang beradu dengan lantai membuat sosok berambut merah muda itu menoleh, dia tersenyum melihat Sarada yang berlari kearahnya dengan semangat. Baju merah mengembang yang ia kenakan tampak bergerak saat kakinya berlari.
"Mama!" pekiknya keras. Sarada memeluk kaki Sakura dan mendongakkan kepala, dia mengelus perut buncitnya, "Calad lapal!"
"Tuan putri sudah lapar? Baiklah, tunggu sebentar ya, Mama akan meletakkan ini ke dalam piring kemudian kita makan."
Sarada mengangguk, wajahnya tampak begitu ceria seolah melupakan hal menyedihkan yang terjadi kemarin hari. Dia bahkan tak bertanya mengenai pertemuan dengan Sasuke saat membuka mata, Sarada tidak peduli atau mungkin tidak mengerti.
Gadis kecil itu bertepuk tangan saat melihat hidangan yang ada, dia membungkuk untuk mencium aroma makanan, "Mama boleh Calad makan ini?"
"Tentu. Mama membuatnya untuk kita bukan."
"Hum-hum." Mengangguk antusias, dia menerima piring miliknya dengan semangat kemudian duduk dengan tenang, gadis kecil itu makan dengan semangat. Sakura yang melihatnya tampak tersenyum dan mengelus rambut raven tersebut sayang.
"Makan yang banyak sayang."
"Hum, Calad ingin cepat becal dan jadi cantik cepelti Mama."
Wanita berambut merah muda itu terkekeh, mereka kembali melanjutkan sarapan. Sesekali akan bercanda dan berbincang, pun Sakura berusaha sebaik mungkin agar Sarada memakan sayur yang lainnya, makan tomat saja tak cukup untuk membuat tubuhnya sehat. Jadi, Sakura akan mengatakan kalau sayur-sayuran tersebut akan menangis jika Sarada tak memakan mereka.
Sarapan berjalan dengan hangat, Sakura mulai mengemas piring-piring kotor dibantu oleh Sarada, mereka membawanya menuju dapur dan mencucinya bersama. Setelahnya mereka bersiap-siap untuk keluar, Sakura akan pergi bekerja seperti biasanya, membawa Sarada bersama.
Tak membutuhkan waktu lama, kini Ibu dan anak itu sudah selesai dengan kegiatan pagi mereka. Sakura memasukkan bekal yang sebelumnya sudah ia siapkan ke dalam tas, kemudian mereka keluar sambil bergandengan tangan, tak lupa untuk mengunci pintu.
Akan tetapi langkah mereka terhenti tatkala melihat sosok Sasuke yang sudah berdiri di depan gang menuju flat mereka. Sosok yang tadinya bersandar di tembok dan menjadi pusat perhatian beberapa wanita, kini berdiri tegap di hadapan mereka. Sakura menunduk saat Sarada merentangkan tangan padanya, meminta untuk digendong.
"Selamat pagi."
"Apa yang kau lakukan pagi-pagi sekali di sini?" tanya Sakura.
"Aku datang untuk bertemu kalian. Apa kalian akan pergi?"
"Ya, aku harus bekerja." Sakura menjawab seadanya, dia menatap pria itu kemudian menghela napas, sesuai ucapannya kemarin malam, Sasuke benar-benar datang hari ini untuk menemui mereka. Sakura mempererat gendongannya pada Sarada, kemudian berjalan melewati Sasuke. "Pergilah."
"Sakura!"
Pria itu mengejar, dia berjalan di belakang tubuh Sakura. "Bagaimana kalau aku mengantar kalian?"
"Tidak usah, itu akan merepotkan. Jangan membuang waktumu, bukankah seharusnya kau pergi bekerja? Apa gunanya jas rapi itu."
"Tidak ada yang membuang waktu, aku akan mengantar kalian dengan senang hati."
Sakura mengacuhkan, dia tetap berjalan dan menghadap ke depan. Tak mempedulikan sosok Sasuke yang saat ini berjalan di belakangnya.
"Biarkan aku mengantar kalian."
"Jangan ikuti kami, Sasuke."
"Sakura!"
"...."
"Sakura!" teriak pria Uchiha itu lagi, dia memegang bahu Sakura dan membalikkan tubuhnya, "Dengarkan aku, biarkan aku mengantar kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Again
Short StoryLagi-lagi, hanya dia yang bisa membuat Sakura jatuh cinta. Disclaimer © Masashi Kishimoto Story by © bublevanilla