Part 2

1.8K 230 14
                                    

Malam mulai berganti menjadi pagi, matahari bersinar dengan terang hingga cahayanya menembus masuk ke semua tempat yang bisa tercapai, termasuk kamar kecil yang dihuni oleh seorang Ibu dan anak gadis kecilnya. Si wanita berambut merah muda tampak bangun lebih dahulu, dia tersenyum menatap sang anak yang masih tidur dengan tenang sembari memegang kelingking nya.

Sebuah hal yang menjadi kebiasaan bagi anaknya, disaat orang lain tidur nyenyak sambil memeluk guling maka berbeda dengan gadis kecilnya yang akan tidur nyenyak saat memegang jari kelingking sang Mama.

Melepaskan tautan itu dengan hati-hati. Lekas Sakura beranjak untuk membersihkan diri, setelahnya Sakura berjalan menuju dapur untuk memasak sarapan. Ketika dirinya sibuk mengaduk sup, tubuhnya tersentak saat merasakan tangan kecil yang memeluk pahanya.

Sudah dapat dipastikan kalau itu adalah gadis kecil kesayangannya. Terbukti dengan sapaan yang selalu dia dapatkan setelah mendapat pelukan.

"Pagi Mama," sapa gadis itu dengan suara yang masih serak.

"Pagi juga sayang, Salad sudah bangun? Sudah cuci muka Nak?"

"Belum Mama." Si gadis kecil menggelengkan kepala, dia melepaskan pelukannya dan menggosok mata dengan tangan.

Sakura mematikan kompor dan berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Sarada, wanita itu tersenyum dan menarik tangan anaknya yang asyik menggosok mata, "Kalau begitu pergilah cuci muka lalu mandi, jangan gosok matanya, nanti sakit."

"Baik Mama, Calad mandi dulu."

"Anak pintar." Sakura memandang punggung kecil sang putri yang kembali memasuki kamar untuk mengambil handuk, gadis kecil berusia 3 tahun itu memasuki kamar mandi. Sarada memang sudah bisa melakukan sesuatu secara mandiri, tapi Sakura akan tetap membimbingnya.

Kembali melanjutkan pekerjaan yang tertunda, Sakura mulai memasak telur dan sup tomat untuk Sarada. Tidak lupa pula Sakura membuatkan segelas susu untuk penunjang nutrisi di tubuh sang anak. Setelah selesai dia mulai menata semua hidangan di atas meja, yang ada di ruang tengah, tempat biasa mereka makan.

Mereka tinggal di sebuah flat sederhana yang terdiri dari satu kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan ruang tengah. Walaupun begitu kecil tapi mereka tetap bersyukur karena flat tersebut tampak nyaman dan bisa melindungi mereka dari panas dan hujan serta menjadi tempat ternyaman untuk mereka pulang setelah beraktivitas seharian.

Sakura benar-benar bersyukur dengan kehidupan yang sederhana tapi cukup ini, terlebih dengan kehadiran Sarada disampingnya membuat Sakura merasa sangat bahagia dan tidak kesepian seperti dulu lagi.

Sejak kecil Sakura dibesarkan di panti asuhan, tak pernah tahu bagaimana rupa kedua orangtuanya, serta tak pernah juga ada yang ingin mengadopsi dirinya. Fakta tersebut selalu membuat Sakura sedih, seolah ia ditakdirkan untuk sendiri, tapi sekarang itu tidak berlaku lagi karena Sakura memiliki Sarada di hidupnya.

Gadis kecil ceria yang membuat hari-hari Sakura bermakna, melihat senyumnya saja Sakura sudah ikut bahagia. Dia berjanji di dalam hati kalau dirinya akan melakukan apapun agar putrinya itu bahagia dan tetap bisa tersenyum.

"Calad ciap!" Teriakan Sarada membuat Sakura tersadar dari lamunannya, dia tersenyum dan menatap sang anak yang berjalan mendekat. Duduk di depannya dan bertepuk tangan saat melihat makanan kesukaannya, "Yey ada tomat, Calad cuka."

"Makanlah sayang."

"Hum."

Lagi-lagi Sakura mengulas senyum melihat Sarada yang makan dengan lahap, gadis kecil itu sesekali akan bertanya mengenai sesuatu yang tidak dia ketahui, seperti bagaimana tomat hidup, kenapa tomat bentuknya bulat dan lain sebagainya menyangkut tomat.

He's AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang