My Guardian is A Bitch [ Complete ] || HopeJin NamJin ||

Chapter 8

Malam semakin larut, suara-suara di luar jalanan juga sudah sepi, padahal biasanya sekitar jam delapan hingga sebelas malam, masih banyak anak muda yang nongkrong sekedar untuk berkumpul dan bernyanyi-nyanyi, tapi sekarang jam memang sudah menunjukkan pukul 00.40 pagi.

Keheningan malam ini justru menjadi suasana mendukung untuk kedua orang yang sedang bergumul di atas ranjang mereka, seperti biasa, sepasang suami istri itu sengaja membuka gorden kamar mereka di jam-jam seperti ini, apartemen mereka terletak di lantai atas sehingga sangat tidak mungkin jika orang dapat melihat kegiatan apa yang ada di dalam ruangan.

Hoseok melepas bibirnya yang lagi-lagi di rampas oleh Seokjin. Istrinya yang kini sedang berada di atas tubuhnya dan menahan dadanya itu.

Seokjin suka begini, jika istri manis dan cantiknya itu ingin mendominasi, dia selalu duduk di atas perut atau dada Hoseok dan di mulai dengan melahap bibir suami tercintanya baik dengan lembut ataupun kasar.

Seokjin manyun dan kembali akan mencium bibir Hoseok, namun kali ini, Hoseok menolaknya dengan membungkam bibir Seokjin dengan sebelah tangannya.

“Kenapa kau mabuk, baby?”

Seokjin yang memang wajahnya sudah memerah dengan mata yang sedikit sayup lalu menyingkirkan tangan Hoseok, tak menjawab dan memaksa untuk kembali berciuman namun dengan segera, Hoseok mengulum bibirnya sendiri dan berpaling, membuat Seokjin justru kini mencium tengkuk telinga Suaminya itu.

Tak menyerah, kini istri buas nya malah menggigit kecil telinga Hoseok.

Kesal.

Hoseok menggenggam kedua pundak istrinya lalu menjatuhkannya ke belakang, kini, Seokjin terbaring dibawahnya, yang tadinya kepala mereka berada di atas bagian kepala ranjang, kini justru berada di bawah bagian kasur.

Seokjin menyeringai, tak gentar saat melihat tatapan tajam suaminya, justru mengusap pundak suaminya itu dengan gerakan sensual.

“Aku rindu, hik, aku kacau karena kau, hik, sudah tidak menjamahku—“ Seokjin stress kalau dalam sehari saja dia tidak melakukan seks, padahal Hoseok paling tahu bahwa apapun masalah yang di hadapi istrinya, pasti akan berujung dengan jalan keluar menggunakan sebotol minuman keras.

Seokjin memilih untuk mabuk, karena memang benar, 3 hari ini Hoseok sangat sibuk dan mengabaikan istri cantiknya itu. Tidak menjamahnya barang sekalipun.

“hhn—mau, Hobi, ayo, hentak aku, cepat—aah.” Seokjin memejamkan matanya sambil menggeliat, tangan nakalnya bahkan sudah mengelus penis Hoseok yang masih bersembunyi dalam celana hitam itu.

Hoseok mendecak. Ia baru saja pulang selarut ini, dia sibuk karena sudah hampir mendekat waktu ujian di universitasnya, sebagai guru, tentu Hoseok menyiapkan banyak materi dengan skala yang sesuai dengan  standar luar Negeri. Di tambah lagi, Hoseok juga mengurus dokumen lain untuk pendaftaran masuk ke Universitas terbuka yang jaraknya lumayan agak jauh dari apartemennya.

Dia sangat tahu kegilaan istrinya ini, minimal sehari sekali, maksimal bisa sampai 3-5 kali dalam sehari.

Seks, apalagi. Dengan embel-embel mencintai Hoseok, Seokjin selalu meminta hal ini di sela-sela waktu senggang mereka berdua, dalam 2 sampai 3 tahun pernikahan, Hoseok masih bisa menyanggupi kebutuhan batin mereka, tapi semenjak dua tahun terakhir, Hoseok memang terlalu sibuk sehingga sungguh sulit mencari waktu untuk menyentuh Seokjin, disaat adapun, Hoseok terkadang terlarut dalam waktu istirahat sehingga tanpa sadar Hoseok suka ketiduran.

Sama seperti malam ini, Hoseok sebenarnya lelah, tapi mau bagaimana lagi, sebagai Suami, dia juga harus memberikan kepuasan kepada Seokjin.

Dalam diam, Hoseok kini melepas satu persatu kancing ke mejanya, membuat Seokjin tersenyum kecil melihat aksi yang terlihat sangat menggoda itu.