24. Kembali untukmu

591 132 20
                                    

Siang ini, aku hanya berbaring di kamarku sembari membaca webtoon. Tok tok tok, pintu kamarku diketuk dari luar dan saat aku menoleh, ibu berdiri diambang pintu dengan senyum simpul yang mengembang di wajahnya.

"Pamanmu datang." Ucapnya yang berhasil membuatku tersenyum senang lalu bangkit dari kasurku dan berjalan menghampirinya

"Benarkah?. Aku sangat merindukan paman Taehyung, di pasti masih sangat tampan." Balasku sembari memujinya di hadapan ibu

Ibu terkekeh lalu menarik hidung mungilku. "Dasar anak ini. Sudah, turunlah kebawah dan temui dia."

Aku mengangguk dan berlari turun ke lantai satu. Sesampainya aku di bawah, bisa ku lihat paman Taehyung tengah berbicara dengan ayah di ruang tamu rumah kami.

"Paman Taehyung..." Panggilku dan berlari menghampirinya

Paman Taehyung menoleh ke arahku, berdiri dari duduknya dan melebarkan kedua tangannya saat aku sudah cukup dekat dengannya. Aku lantas memeluknya dan membenamkan wajahku di dadanya.

Rasanya masih tetap sama. Hangat dan nyaman, pelukan paman Taehyung yang amat aku rindukan. Aku pun mengeratkan pelukanku padanya sembari menatap kosong ketika aku merasakan ada sesuatu yang hilang dari hatiku.

Setelah memeluk paman Taehyung, aku duduk di samping ayah dan ibu sembari mendengarkan cerita paman yang baru saja cerai dengan bibi Yoonie. Dari raut wajahnya ada rasa sedih yang tergambar di sana namun sebisa mungkin ia terlihat baik-baik saja di hadapan kami bertiga.

Sedih melihat paman Taehyung yang mencoba tegar seperti itu. Jika aku bibi Yoonie, aku tak akan melepaskan orang yang amat mencintaiku sepertinya.

"Yn, aku menyukaimu."

"Hah???." Aku tertegun kaget saat tak sengaja mendengar suara bisikan seseorang yang mengatakan bahwa ia mencintai ku

Ayah, ibu dan paman Taehyung melihat bingung kearahku hingga membuatku jadi malu sendiri.

"Ada apa?. Apa kau sakit?." Tanya ayah yang mulai menatap khawatir kepadaku

Aku menggeleng dan tersenyum tipis. Setelahnya aku berdiri dari dudukku lalu berlari kecil menaiki tangga menuju kamarku yang berada di lantai dua.

"Benar-benar menyebalkan... Bagaimana bisa aku malah berhalusinasi seperti tadi... Aish, mungkin ini efek karena aku tak pernah jatuh cinta." Gerutuku kesal sembari masuk ke kamarku dan membaringkan diriku dengan tengkurap di atas kasur

.

Keesokan paginya, aku sudah siap berangkat ke sekolah baruku bersama ayah dan ibu yang mengantarku. Di dalam mobil, aku hanya diam sembari melihat keluar jendela.

"Tampan." Pujiku saat melihat pengemudi sepeda motor yang berhenti di samping mobil kami saat lampu merah

Sosok lelaki itu menoleh ke arahku dengan raut wajah yang serius. Apa dia mendengar pujianku tadi?. Dengan cepat aku memalingkan wajahku dan berpura-pura tak melihatnya.

Tak lama kemudian, mobil pun kembali melaju, begitupun dengan sosok lelaki tadi yang ikut melajukan motornya didepan kami.

Jika aku perhatikan, lelaki itu memakai seragam sekolah yang sama denganku, dan itu berarti aku akan bertemu dengannya lagi. Membayangkannya saja sudah membuat hatiku senang.

Tunggu?. Aku tersenyum karenanya?. Apa ini yang dinamakan jatuh cinta?.

"Kau kenapa?." Tanya ibu sembari menoleh ke arahku

Aku lantas menggeleng dan menutup wajahku dengan tangan.

"Sudah tak sabar ke sekolah baru mu ya?. Atau tak sabar bertemu Jungkook?." Sambung ibu hingga membuatku tersadar akan sosok yang di bicara ibu kemarin

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang