2. Bertemu dengan ayah dan ibu

836 144 2
                                    

"Jika aku kembali sekarang, aku masih bisa kan kembali kemari?"

Aku menatap penuh harap pada Yoongi yang berdiri di hadapanku. Saat ini kami berdua sudah berada di dalam perpustakaan dan berdiri di depan pintu perpus, menunggu waktu yang tepat untuk aku kembali.

Yoongi mengangguk dan mau tak mau aku langsung berbalik untuk membuka pintu perpus, hal itu ku lakukan karena waktu sudah menunjukkan pukul 15.15.

Saat pintu perpus sudah ku buka, dengan cepat aku keluar dari sana. Ku lihat sekelilingku dengan ragu namun keraguanku berubah saat ku dengar Jungkook memanggil namaku.

"Yn, kau dari mana saja?. Tadi aku mencarimu di dalam tapi kau tak ada"

Sontak aku pun berbalik lalu membuka pintu perpus di belakangku, dan betapa terkejutnya aku saat mendapati keadaan perpus yang sama di masaku.

"Benar, aku sudah kembali"

Aku menunduk sedih lalu berbalik menghadap Jungkook yang berdiri di belakangku.

"Sudah kembali?, maksudmu apa?"

Jungkook menatapku bingung dan aku hanya menggeleng lalu pergi dari hadapannya.

"Aneh"

Ku dengar Jungkook bergumam namun aku hanya acuh sembari berjalan kembali ke kelas.

Tak ada yang berubah di sini. Waktu masih menunjukkan pukul 12.16 dan itu berarti 4 jam di masa lalu sama dengan 4 menit di sini.

.

Aku menghela napas kasar saat mendapati keadaan rumah yang kosong. Selalu saja seperti ini, ibu sangat sibuk di kantornya, sama seperti ayah yang juga sibuk di kantor hingga mereka lupa bahwa aku kesepian.

Ini sudah kesekian kalinya untukku pulang dari sekolah dan mendapati ayah dan ibu tak ada di rumah.

Dengan cepat aku pun bergegas masuk ke dalam kamarku, mengganti pakaian ku dan mulai terlelap tidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

"Jika seperti ini terus, ayah dan ibu benar benar akan berpisah"

"Kalau begitu aku harus kembali ke masa lalu, setidaknya dengan itu aku akan membuat ibu menyukai ayah dan mereka tak akan bercerai"

Sontak aku terbangun dari tidurku, meraih jaket yang berada di dalam lemari ku lalu keluar dari rumah sembari berlari. Takut waktu tak cukup untuk kembali ke sekolah, atau lebih tepatnya ke perpus yang akan membawaku ke masa lalu.

.

"Semoga masih bisa"

Penuh harap aku berdiri di depan pintu perpustakaan yang terkunci, setelahnya aku mengeluarkan kunci cadangan yang sebelum pulang sekolah tadi aku pinjam dari Pak Namjoon, guru yang biasanya bertugas di perpus.

Tepat saat jam sudah menunjukkan pukul 21.21, dengan cepat aku memutar kunci ke dalam knok pintu lalu membukanya dan masuk ke dalam.

"Kenapa lagi kau kembali?"

Yoongi berdiri di hadapanku sembari menatapku tajam saat aku baru saja masuk ke dalam perpus.

"Bagaimana bisa-- kenapa di sini masih sore?"

Aku melihat bingung sekelilingku. Seingatku aku datang ke sekolah saat malam hari tapi saat aku sudah berada di sini, bukannya malam ku dapat tapi sore.

"Akan ku jelaskan padamu, 1 jam di sini sama dengan 1 menit di sana namun 1 jam di sana sama dengan 1 menit di sini. Mungkin ke dengarannya aneh tapi ini lah yang terjadi. Waktu di tempatku sudah menunjukkan pukul 21.21 menit tapi di sini hanya menunjukkan pukul 15.25 menit"

"A-apa?"

Aku benar benar bingung, tak menyangkah dan terkejut di buatnya. Saat aku hendak memberi protes kepada Yoongi, pintu perpus tiba tiba saja terbuka hingga membuatku menoleh ke belakang.

"Kau lagi?, apa yang kau lakukan di sini dan pakaianmu kenapa bisa--"

Ayah memandangku bingung dan aku hanya bisa tersenyum canggung di buatnya.

Jika tahu waktu di sini tak singkron dengan waktu di masa ku, tak seharusnya aku pergi ke sekolah dengan memakai pakaian tidur bergambar kodok dan sendal rumah berbentuk kodok yang lupa ku ganti tadi.

Ingin rasanya aku menangis dan berteriak malu, bukan malu kepada ayah tapi malu kepada teman teman di belakang ayah yang sudah tertawa melihat penampilanku sekarang.

Ayah, kenapa waktu itu ayah membelikanku pakaian tidur seperti ini sih?. Aku malu, ayah.

.

Aku mendengus kesal setelah keluar dari kamar mandi, dan kini penampilanku sudah berubah menjadi sewajarnya dengan memakai seragam sekolah pemberian Yoongi kepadaku. Katanya ini seragam cadangan punya sekolah jadi setelah aku pergi nanti, aku harus mengembalikannya.

"Lain kali jika kau ingin kemari, lihatlah waktu dengan tepat agar tak malu seperti tadi"

Yoongi berdiri di hadapanku sembari tersenyum miring.

Ya aku tahu, dia pasti ingin menertawai ku juga tapi ya sudahlah, salah ku juga yang tak tahu waktu.

"Jadi apa yang kau lakukan di sini? Kenapa kembali lagi?"

"Ayah dan ibuku akan bercerai dan aku tak ingin itu terjadi. Makanya aku kembali ke sini lagi dengan tujuan membuat ibu menyukai ayahku, dengan begitu di masa depan mereka tak akan bercerai"

Aku tersenyum tipis pada Yoongi dan ku lihat ia hanya diam sembari mempercepat langkah kakinya. Kini kami berdua memang tengah berjalan jalan di sekitaran sekolah, melihat seperti apa sekolahku dulu sebelum di renovasi.

Rasanya sekolah yang ini jauh lebih asri dari pada sekolahku sekarang. Di sini pohon pohonnya sangat banyak, berbeda dengan sekolahku yang tak memiliki pohon sebanyak ini, ada tapi hanya beberapa saja, itu pun hanya ada di pinggir lapangan.

"Kau mungkin akan kesulitan"

"Maksudmu apa?"

"Ibu mu bernama Min Yoonie kan?, dia adikku dan dia sangat membenci ayahmu, Kim Taehyung"

"APA?"

Jadi Yoongi adalah kakak ibu, berarti dia pamanku tapi kenapa aku tak pernah melihatnya, jangan jangan di masa depan dia sudah.

"Tak usah kaget seperti itu. Aku tahu kau baru pertama kali melihatku kan?. Wajar kau tak tahu aku karena aku memang--"

"Aku tahu kau kok, maksudku aku kenal paman hanya saja wajah paman di masa depan kan sudah tua makanya aku tak mengenali paman"

Bohong. Jelas jelas aku tak tahu dia. Sepertinya di masa depan Yoongi memang sudah tak ada, makanya aku tak pernah melihatnya.

"Jangan memanggilku paman, itu terlalu tua. Panggil Yoongi saja"

"Oh- ok. Eh, itu ibuku tapi dia bersama siapa?"

Aku yang sudah berada di pinggir lapangan sontak di buat terkejut dengan kehadiran ibu yang berjalan beriringan bersama seorang lelaki.

"Itu paman Seokjin?"

Jadi benar ibu menyukai paman Seokjin?, itu terlihat jelas dengan wajah ibu yang berseri seri saat ada di dekatnya.

Ibu, jangan seperti itu. Kasihan ayah. Ibu tak tahu kan bahwa di masa ini ayah sudah menyukai ibu. Ayah sendiri yang menceritakannya saat kami berdua tengah liburan bersama.

"Kau lagi?"

Ibu menatap tak suka padaku saat ia dan paman Seokjin tepat berdiri di hadapanku dan Yoongi.

Apa ibu tahu tentangku atau kehadiranku membuat ibu kesal karena itu mengingatkan ia pada sosok ayah?.









TBC

Back To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang