Castle of Demon

115 11 0
                                    

Hei, bukankah awan bermain terlalu jauh? Berhenti saja di sini, lalu biarkan hujan melanjutkan.





-----------------------------



Setelah kepergian Arthur, Shine menarik malas kakinya. Ia memasuki kamar mandi, lantas bergumam kecil. Di ruangan yang hanya berisikan satu bathtub dan kaca besar, Shine memandang wajahnya remeh. 

Lusuh. 

Hanya satu kata itu saja, tetapi menggambarkan semua keadaannya. "Menyedihkan sekali dan pria itu melihatnya. Shit! Dominic benar-benar mempermalukan putrinya sendiri." 

Pipi memucat, mata membengkak, bibir kering, Shine menggerutu tidak terima dan mengacak rambutnya. 

Tidak ada hal yang lebih menyedihkan dari kehidupan gadis terbuang. 

Mendekati bak mandi berbetuk beruang besar, Shine menuangkan cairan sabun sembari menghela napas panjang. Beberapa tetes cairan bercampur dengan kucuran air, setelah Shine berhasil membuka keran kecil di kepala beruang.  

Shine terkekeh menatap setiap sudut ruangan. Ruangan ini terlihat kekanakan dengan ukiran bunga hitam. Namun kemudian gadis ini mengendik tidak perduli. Lalu menghirup senang udara, ketika buih gelembung secara perlahan memenuhi isi bathub. 

Aroma vanila memenuhi indera penciumannya. Well, ia merasa seperti tengah berada di dalam rumah. 

Sepertinya Dominic memasukkan beberapa peralatan pribadi miliknya ketika ia tertidur lelap.  

Tapi jika dipikir kembali, bagaimana bisa ayahnya itu mengingat semua kebiasaannya. 

Mungkinkah Braigle? 

Shine mengangguk. Pemikiran itu jauh lebih masuk akal. Dominic tidak mungkin bersedia menyusahkan diri hanya untuk menyiapkan beberapa botol wewangian. 

Seiring sunyinya keadaan Shine melepaskan semua pakaiannya. Kamar mandi yang terlampau luas sempat membuat Shine merasa khawatir. Namun saat memandang hutan di pantulan kaca, Shine mengeyahkan pikiran buruk. 

Ia kemudian menggulung semua rambutnya dan masuk ke dalam bathtub.  Air yang hampir memenuhi bibir bak menyembunyikan tubuh mungil seolah tubuh ramping tidak terlihat. 

Tidak ada shower di atas kepala namun dirinya merasa baik-baik saja. Shine tersenyum semakin lebar manakala merasakan usapan dingin air yang seperti menghipnotis rasa marah.

Tidak ada Dominic ataupun mantan kekasih nan menyebalkan. 

Itu poin bagus dalam hal ini. 

Jari tangan Shine memainkan busa di bawah air. Menimbulkan riak yang mau tidak mau membuatnya tertawa kecil.

"Well, ini cukup baik. Apakah aku harus menambahkan tetesan vanila? Hmmmm,— ku rasa sedikit lebih banyak." gumam Shine lebih kepada dirinya sendiri. Lantas kembali tertawa bodoh.  

Menikmati gumpalan busa selalu menjadi kegiatan rutin yang hampir setiap hari Shine lakukan. Di kediaman Dominic, Braigle menyediakan semua varian sabun dari berbagai macam buah. Wanita tua itu menggilai aroma perisa manis, dan begitu saja mewariskan kepada dirinya. 

Crazy RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang