Hill Rivers Close 2

79 10 0
                                    


Just Gone!!! 


-------------------------------




"Sure. I know, dude,,, but idon't have another best choice. Only a little bit of nature will help improve the girl's way of thinking."

"You have that! Just trying to dodge it, Nic. How can you say that nature can help while your girl is living in the city?!"

Jeritan Arthur terdengar pitchi. Nic terkekeh geli.

Ia tidak berniat melanjutkan kekekesalan Arthur, karena bisa saja pria itu mematahkan batang lehernya. Lagipula Nic enggan menjadi buah bibir para pemetik buat tomat.

"Kau tidak mengerti, bung. Ini perasaan seorang ayah. Ayah yang sangat mencintai putrinya."

Arthur mendengus keras, dan Nic kembali tertawa geli. Sesaat kemudian keduanya terdiam. Nic dan Arthur sama-sama menengadah, menatap gumpalan awan yang perlahan menyelimuti langit biru.

"Terkadang aku ingin menyerah. Tapi melihat wajahnya, aku merasa bersalah. Semua karena kesalahanku. Jika saat itu aku tidak meninggalkan Joa, mungkin Shine tak akan menderita."  bisik Nic pedih.

Luka itu nyatanya tetap tinggal, meski sang pemilik kunci telah menghilang jauh.

Arthur menghela napas berat. Pandangan pria itu turun ke permukaan tanah. "Braigle menggantikannya dengan baik. Tolong jangan bicara seperti itu, seolah kehadirannya membawa permasalahan baru. Wanita itu mengalah demi mengembalikan senyum putrimu."

Nic menggeleng tegas. Tidak ada maksud dalam pembicaraannya untuk mencemooh Braigle. Nic mencintai Braigle sama besarnya seperti Joa. Dan Nic tidak pernah menyangkal kehadiran pengganti akan membutuhkan banyak pengorbanan wanita kecil itu. 

Tapi ia juga tidak bisa membiarkan Arthur kembali salah paham. 

"Itu bukan poin dari percakapan kita, bung. Kau tahu aku sangat mencintainya. Sama seperti Joa, aku menempatkan Braigle di tempat yang sama. Jangan menyalah-artikan pembicaraan dan membuat kesalahpahaman baru, Shaun."

"Of course. Sorry, I need time to clear my mind. The presence of your daughter is quite inviting. You know, this morning Shine tried to negotiate."

Nic terkekeh tanpa bisa dicegah. Putri kecilnya sungguh sulit di tebak. Tapi semenyebalkan apapun gadis itu Nic tetap menyayanginya. Shine adalah putri satu-satunya. Peninggalan istri terdahulu yang tidak dapat digantikan oleh apapun.

Selama ini Nic berusaha menjadi buta. Menulikan kedua telinganya untuk mengabaikan gadis itu. Melihat bagaimana liarnya gadis itu, Nic hanya berpikir Shine membutuhkan pelampiasan atas kematian ibunya.

Lebih dari perbuatan nakal tersebut Nic tidak pernah memikirkan itu.

Tapi mendengar desas-desus dari bibir karyawannya sendiri, darah Nic mendidih. Putrinya menjelma menjadi seorang gadis bayaran? Demi Tuhan, Nic tidak bisa menerima itu. Joa akan menghukumnya di neraka jika benar itu terjadi.

"Kau hanya perlu mengawasinya lebih sering. Bukankah kau menganggapnya seperti putrimu sendiri? Kita sudah membicarakan ini."

Dalam kegamangan Nic mencoba tetap waras. Ia mengepalkan tangannya di dalam saku celana manakala Shaun memicing geli. Udara dingin terasa semakin menusuk.

Crazy RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang