Pertemuan masa lalu tidak selalu sebaik masa depan.
***********************************
Ketika suara jeritan menguasai udara, gadis ini tersentak dan berdiri secara spontan. Matanya menatap sekilas daun pintu. Gorden kamar masih belum terbuka lebar. Hanya sedikit celah tersibak hembusan angin, selebihnya kain tebal itu masih menghalangi matahari untuk masuk.
Pagi terkadang menyebalkan untuk sebagian orang. Matahari membuat lensa mata perih, dan permainan klakson mobil membuat kepala pusing. Para pekerja kantoran seperti pemain dalam drama romansa. Mereka akan berlarian di persimpangan jalan, berteriak kepada pengguna jalanan lain, kemudian,— Shine malas mengingatnya.
Sekalipun ia menjadi salah satu dari orang-orang tersebut, Shine enggan bergerak maju sekedar untuk menarik ujung di sisi kanan. Biar saja kamar ini terasa mati. Bohlam cukup untuk menerangi, bahkan hingga malam kembali datang. Lagipula tangan kanannya terlalu berat untuk diangkat naik. Rasa lapar membuat seluruh otot di tubuh Shine menjadi lemas.
Shine juga tidak berniat memperlihatkan kehidupan kepada orang di luar sana. Tidak sebelum Dominic menghubunginya. Shine belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Apakah benar ayahnya itu memindahkan dirinya, atau Dominic hanya mengasingkannya ke sebuah hotel di daerah terpencil. Jika itu terjadi, maka Shine akan sangat bersyukur. Desa tertinggal dapat membuatnya merasa lebih aman.
Tapi jika Dominic benar-benar mengirimkannya kepada Arthur, Shine akan menangis hingga bola matanya keluar dari pelupuk.
Shine mendekatkan telinganya ke permukaan pintu. Mencuri dengar, memastikan teriakan tidak lagi terdengar. Seperti kediaman kedua Dominic, di salah satu sudut tergelap sebuah kamera terpasang tersembunyi. Shine tersenyum miring. Ia tidak akan terkecoh kali ini. Dominic mungkin berhasil menipunya dengan menyuntikkan obat tidur, tapi Shine tidak akan kalah dengan kamera kecil pengawas.
Dominic terlalu naif jika berpikir ia bisa dikendalikan. Shine terlalu mengenal cara licik ayahnya dalam menyiksa. Pemutusan jaringan komunikasi tidak sama seperti tertipu mantan kekasih. Sial! Shine mengumpat mengingat kembali kebodohan Hutson. Jika pria itu ada di sini, maka Shine akan mencungkil bola matanya. Lihat apa yang pria itu lakukan! Kemungkinan terbesar Arthur tengah mengawasi kegiatan dari tempat lain. Shine menarik mundur tubuhnya.
Ia seperti gadis bodoh berdiri dibalik pintu. Tidak terdengar suara apapun selain langkah kaki dari dua orang beserta seorang wanita? Entahlah, yang jelas suara itu terdengar cukup halus. Sepertinya seseorang tengah mencoba mengunci keberadaannya. Shine mengendik tidak perduli, lalu berjalan perlahan mendekati jendela.
Di kediaman utama Dominic, Briagle memelihara tiga pasang kelinci. Tiga ekor anjing suka berlarian menghancurkan tanaman. Membuat wanita tua itu marah, namun suara berisik mereka membuat rumah itu terasa hangat. Di sini mungkin hanya akan terlihat tanah yang tandus, penjaga yang berlalu lalang, atau koleksi mobil mewah. Arthur adalah orang yang menyukai kemewahan. Tapi ketika Shine mengintip keluar kaca, gadis ini membelalak dan berdecak tidak percaya.
Lautan pepohonan membentang luas di depan sana. Di atas rerumputan lembut sepasang kucing berbulu tebal bermain, dan di ujung pembatas terdapat kolam yang begitu besar.
Tanpa bisa ia cegah sudut-sudut bibir Shine naik tersenyum senang. Rumah ini jauh lebih indah dibanding bayangannya akan rumah berhantu. Tunggu, apa dirinya terlalu berpikir buruk mengenai orang lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Relationship
FanfictionShaun Arthur tidak pernah berpikir jika diusianya yang menginjak dua puluh delapan tahun, ia justru harus menghadapi seorang gadis kecil nan pembangkang.