Men and Cruelty

119 11 2
                                    

Seberapa jauh langkah kaki? Ayo temui hewan malam, lalu kita lihat siapa yang akan menang. 



----------------------------



"Dominic sialan! Aku benar-benar akan membunuhnya suatu hari nanti!" 

Shine membiarkan suara teriakannya melambung diudara. Sebatas untaian tidak akan merusak nada. Sebagai pelampiasan rasa muak, ia perlu memperlihatkan kepada Arthur jika kemarahan bukan kekecewaan semata.  Usia tua terkadang tidak membuat seseorang menjadi dewasa. 

Dominic dungu, dan pria membangun citra menyebalkan terhadap putrinya sendiri. Shaun Arthur si pengusaha kaya pun tidak memiliki perbedaan. They live in cruel ways for the sake of showing strength. Shine menyumpahi persahabatan kedua manusia tidak berguna itu. Mereka hanya selalu membuat jiwa terkekang. 

"Jangan mengumpat dihadapanku, Sunshine. Telinga terkadang dapat menyebabkan banyak masalah. Di tempat ini seseorang dapat mencuri dengar, lalu merekam suara indahmu. Well, Dominic akan sangat marah jika mendengarnya."

Dengusan terlempar dari mulut Shine. Hari belum berganti malam namun suasana diantara mereka berhasil tercemar. Shine mencibir teguran bernada ancaman tersebut. Membiarkan Arthur memperhatikan setiap umpatannya. 

"This mouth speaks out not you. Stop acting like you have a right here. We're definitely not that close."

"So little toddler you don't understand. Your life is no longer Dominic's responsibility. I have the right to do anything in my house, including torture you."

Shine tertawa hambar. Melemparkan pandangan menghina, dan memiringkan kepala menantang kecerdasan Arthur. 

"Mungkin pria sialan itu menyerahkan kekuasan atas diriku. Tapi dengar tuan kaya raya, aku bukan seorang balita! Kau tidak dapat mengancamku, karena bahkan ketakutan itu tidak pernah ada."

Shine mengangkat tangannya setinggi ujung bibir. Menekuk siku kirinya, lalu memainkan jari tangan seolah pembicaraan diantara mereka semakin terasa membosankan. 

"Jika sikap putri seorang Dominic membuatmu tidak nyaman, kau bisa mengembalikan gadis ini kepada ayahnya."

Di atas sofa Arthur mengangguk geli mendengar jawaban sarkastis gadis bermata kecil itu. Ia mungkin hanya seorang pria single. Tapi bukan berarti karena kedekatan dirinya dan Dominic, Shine dapat bersikap seenaknya. Arthur memperbaiki letak duduknya. Memutar tubuh sedikit menyamping dan menatap wajah Shine.

"Bisa kita hentikan ini, sayang? Aku masih harus menemui para pekerja dan mengawasi lapangan. Aku tidak memiliki banyak waktu, Sunshine. Kita harus cepat membahas ini."

"Siapa perduli?!"  sela Shine cepat.

Gadis itu berjengit, nyaris melompat dari atas ranjang, jika saja Arthur tidak menghentikan gerakannya dengan berucap tajam. Bisikan lembut nyatanya tidak berpengaruh kepada putri seorang Dominic

"Tentu saja kau! Kau harus perduli, sayang... Karena perubahanmu keuntungan bagiku. Kau bisa kembali kepada Dominic jika berhasil menjalankan semua perintahku."

Ya Tuhan, ambil saja nyawanya, dan kirimkan jiwa sucinya ke dalam surga. Mungkin dengan begitu Dominic akan merasa bahagia.  "Apa lagi ini?!"  Shine mengacak rambutnya frustasi. Meraung keras lalu melemparkan bantal ke segala penjuru ruangan.  

Tidak perduli meski Arthur tetap berada di sana, Shine melampiaskan kemarahannya pada ranjang yang tak berdosa. Gadis ini berguling seperti ban rusak, lalu kembali berteriak mengumpati ayahnya.

Crazy RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang