Park Hyuri, gadis yang mengalami kesengsaraan sejak usianya masih dini, pengalaman hidupnya hanya dipenuhi dengan siksaan. Namun semenjak kehadiran seseorang, semuanya berubah 180 derajat, ia diperlakukan bak seorang putri dalam Negeri Dongeng.
Aka...
Karena ini chapter terakhir, baca perlahan ya ,Chingu^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Voment cuseyeo!
Happy Reading!
.
.
.
Ini adalah detik-detik ketika dadanya terasa sesak, matanya begitu nyeri dan hatinya terasa begitu ngilu oleh hantaman denyut-denyut kehampaan. Hyuri menutup kedua matanya perlahan. Untuk ke sekian kalinya ia berjuang keras menahan diri agar matanya tidak meneteskan apa pun lagi, namun selalu gagal.
Angin malam menerpa wajah putih pudarnya, suara gelombang air laut di bawah sana menjadi pengiring yang sempurna untuk sebuah kehancuran dalam lubuk hati. Toh, untuk apa? Hidupnya memang sudah mati untuk waktu yang lama.
Alih-alih menutup mata untuk meminimalisir sesak, kegelapan dalam pejamannya justru membawa sebuah bayang-bayang kenangan yang berputar rapi bagaikan potongan film. Hyuri menyaksikannya dengan jelas, lengkap dengan gema dari suara kesayangan yang selama ini menemaninya.
Ia menutup mata semakin memejam, jalannya sungguh penuh dengan keraguan.
Perempuan itu tetap duduk tenang, mengabaikan suara kendaraan besar yang melintas di belakangnya, tak memedulikan bahwa sapuan angin malam semakin dingin dan piama yang ia kenakan tidak cukup tebal untuk melindungi tubuh rapuhnya berada di luar seperti ini.
[****]
Hyunsuk melangkah tergesa menyusuri koridor Apartemen. Hari ini ia telah menyelesaikan pertemuan penting mengenai perusahaan induk D.AN CORP. Mengenakan pakaian formal, kemeja putih berdasi, dan jas yang disampirkan pada lengan kiri, Hyunsuk sudah pantas dilihat sebagai direktur utama.
Laki-laki itu menghela napas letih. "Aku tidak peduli. Sudahku temukan semua barang bukti, kau hanya perlu mengurus sisanya. Mengerti?!'' Ponsel yang menempel di telinga menjadi alasan pertamanya untuk marah. Hyunsuk memutuskan panggilan secara sepihak, ia menarik napas mencoba untuk tenang.
Percakapan kali ini sungguh mengundangnya masuk dalam api.
Baru saja ingin memasuki lift, pintu tersebut tiba-tiba terbuka, menampakkan seseorang keluar dari sana membuatnya terkejut. Pasalnya orang itu berhenti tepat di hadapan Hyunsuk dengan napas terengah-engah.
Perawat Alysse?
Dia adalah seorang perawat yang ditugaskan menjaga Hyuri setiap harinya. Alysse datang dengan wajah panik.
"Tuan! Nona Hyuri, Nona Hyuri menghilang!"
Mata Hyunsuk melebar. Setelah mendengar kabar itu, ia langsung melesat pergi tanpa menjawab, bahkan ia rela menaiki tangga dari pada menunggu pintu lift terbuka kembali.