2

10.8K 919 89
                                    

Percayalah para readers yang buat semangat bikin ff tu kalian lah yang komen sumpah itu bener-bener ngasih semangat,jadi jgn lupa vote and comen org baik:)









Hari ketiga Pete di kurung di dalam kamarnya, ya si memang kamarnya lengkap apa saja yang diinginkan Pete di wujudkan Ae dalam sekejap.

Tentu saja ini hukuman untuk Pete, bisa bisanya ia terluka?

Sudah di katakan kelelahan pun Pete tidak boleh apalagi terluka.

Seperti biasanya, Pete berdiam diri didalam tenda kecil dalam kamarnya.

Anggap saja piknik.

Matanya berbinar saat pintu kamarnya terbuka dan suara yang dirindukan nya seharian ini mencarinya.

"Sayang?"

"Ae? Kau sudah pulang?"

Pete berlari kecil menghantam tubuh Kokok tinggi semampai si suami, dengan sigap Ae menangkapnya.

"Sudah kubilang jangan berlari,nanti kakimu sakit sayang"

Suara Ae mulai serius.

Tak ada jawaban hanya anggukan sebagai gantinya.

Ae mengecup pipi lembut Pete sebelum beranjak ke kamar mandi.

.

"Ae aku bosan, ingin keluar"

"Empat hari lagi Pete, kau lupa seminggu hukuman mu?"

Pete berjalan menghampiri suaminya yang sibuk berkutik dengan laptop.

Naik ke pangkuan Ae dan melepas kacamata yang melingkari mata Ae.

Ae paham betul, pasti istrinya menginginkan sesuatu.

"Ada apa hm?" Tangan kekar itu kini melingkari tubuh indah milik istri.

"Menginginkan sesuatu?" Pete mengangguk dan menenggelamkan kepalanya ke perpotongan leher suami, mengendus bau maskulin favoritnya.

"Aku ingin bayi Ae" elusan Ae pada pinggang nya terhenti.

Sungguh sulit menahan tawa. Bagaimana bisa bayi menginginkan bayi?

"Ae?? tidak dengar?"

Pete mendongakkan kepalanya.

"Sayang,kau tidak bisa mengurus bayi"

"Kenapa? Aku sudah belajar cara buat susu formula Ae sungguh,aku lihat di YouTube"

"Itu saja tidak cukup sayang"

Matanya sudah berkaca-kaca hidungnya pun memerah, Suaminya meragukkan kemampuannya membuat susu?

"Nanti saja ya,tunggu umur mu pas 20 kita cari bayi"

"Masih lama Ae! Ingin sekarang,ingin sekarang!" Pete meronta di atas pangkuan Ae memukul pelan dada Ae, ritme suara Pete tanpa sadar menaik. Membuat Ae menautkan alisnya.

"Ulangi nadamu barusan peacahya?" Dingin dan datar, tatapan Ae begitu menusuk.

Pete pun tersadar nadanya sedikit menaik,dengan cepat Pete kembali memeluk leher Suaminya dan menggeleng ribut.

"T-tidak tidak Ae,iya nanti ya saat  20 tahun aku ingin bayi"

Seperti biasa caranya meredam emosi adalah menghembuskan pelan nafasnya, tadi nafasnya sempat sesak sepertinya Ae butuh nafas buatan.

Ae menarik Wajah Pete dari lehernya, membuat mata mereka bertemu, dan mengusap bibir bawah Pete dengan ibu jarinya.

Tentu Pete mengerti, maksudnya.

'Ae bilang,ini untuk menormalkan nafasnya yang sesak karena ulah Pete, jadi Pete lah yang harus bertanggung jawab'

Pete menempelkan bibirnya ke bibir Ae, melumat pelan, Ae sengaja diam saja kerena ini adalah tugas Pete.

Ae terkekeh,ciuman istrinya benar-benar selucu Pete, lalu Ae menarik pinggang Pete agar lebih rapat lagi dan mendominasi ciuman tersebut.

Melumat cukup lama,bermain lidah hingga Saliva mereka bertukar, tercampur hingga menjuntai di dagu Pete, Pete mendorong dada Ae.

Ae paham, tentu saja si cantik butuh oksigen.

Sekejap, mengangkat tubuh si mungil lalu merebahkan pelan tubuhnya ke kasur, sangaaat pelan,takut hancur jika terlalu keras .

"Ayo kita buat bayi sayang"



.

Seminggu akhirnya berlalu, akhirnya Pete bisa menginjakkan kaki lagi di rumput hijau depan mansion milik Ae.

"Ah nyonya!" Teriakan beberapa Maid menghampiri Pete, Pete berlari lari di rumput hijau tanpa sandal?

Tanpa sandal?!!!!

Nyawa para Maid dan beberapa bodyguard disana serasa berhenti, pasalnya di sudut manapun Ae memasang CCtv untuk melihat kegiatan istrinya selama di mansion.

Dan sekarang? Pete berlari lari tanpa alas kaki?

Beberapa Maid menjerit dan tegang, mereka langsung mencari sandal dan berniat memakaikannya pada kaki Nyonya Intouch.

Pete yang sadar beberapa Maid hendak menghampirinya bersemirk 'seru ni' batin Pete.

"Nyonya tolong, ja... ah nyonya jangaaaannn!!!"

Pete berlari mengitari halaman luas tersebut tertawa senang saat beberapa Maid mengejarnya.

Umurnya baru 19 tahun, dan selalu di manja.
Jangan heran dengan tingkahnya😌

"Kyaaa wleee,kejar kejar!" Pekikan kegirangan Pete sesekali menjulurkan lidahnya.

Beberapa bodyguard disana terkikik gemas,andai ini bukan milik Ae Intouch.

Akhirnya setelah lelah, Pete duduk di rerumputan nafasnya tersengal sengal, akhirnya ia merebahkan tubuhnya.

Para maid pun sama tengah mengatur nafas,namun semuanya langsung tersentak.

Pete sekarang berguling dirumput? Astaga ini bukanlaha pertanda baik.

Maid pun berlari bersamaan berhamburan membujuk Pete untuk pindah kedalam.



.

Disisi lain, di kantor Ae tepatnya ruangan pribadinya matanya menajam rahangnya mengeras Setelah memandang kegiatan istrinya melalui komputer nya.

Awalnya Ae tertawa geli melihat tingkah istrinya mengerjai Maid disana, sebelum matanya menangkap kakinya tanpa ber-alasan.

Bagaimana keadaan kaki Peacahya Intouch?

Berliannya tiduran dirumput?

Berlari tanpa alas kaki?


Kenapa Pete bandel sekali?









TBC

POSESIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang