10. It'll Be Beautiful at The Right Moment

294 37 13
                                    

Cast :
           - Joy Red Velvet
           - Jennie Blackpink
           - Sunny SNSD
Author : kesyhadey

Dikeheningan yang menyelimuti diri sendiri duduklah seorang gadis ditengah ramainya ruang kelas, ia asik dengan dunianya sampai lupa dengan sekitarnya yang sedang asik berbincang satu sama lain, karna ia terlalu fokus, ia tidak sadar bahwa sedang ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dikeheningan yang menyelimuti diri sendiri duduklah seorang gadis ditengah ramainya ruang kelas, ia asik dengan dunianya sampai lupa dengan sekitarnya yang sedang asik berbincang satu sama lain, karna ia terlalu fokus, ia tidak sadar bahwa sedang di pantau dengan seorang guru dari pintu depan kelasnya, hingga salah satu temannya menyadari,

"Kenapa Bu?" tanya Jennie yang menghampiri Sunny.

"Tolong panggilkan Joy ya nak, dari tadi ibu perhatiin gak sadar dia, ibu tunggu di sini ya." perintah Sunny.

Jennie yang diberi amanah pun mengangguk dan langsung masuk menghampiri Joy lalu menepuk pelan pundaknya Joy,

"Joy..." panggil Jennie.

Joy pun yang terkaget langsung melepaskan earphone yang menyangkut pada telinganya dan menoleh,

"Hum? Iya kenapa Jen?"

"Itu dipanggil Bu Sunny, beliau nunggu didepan kelas tuh, samperin gih."

Joy pun kebingungan, dan hanya bisa mengangguk tanpa menjawab apapun, ia langkahkan kaki nya menuju pintu kelas, setelah mendapati Sunny sedang berdiri didepan kelas ia langsung menghampiri,

"Bu? Memanggil saya? Ada apa Bu?" tanya Joy.

Sunny pun langsung menoleh ke sumber suara dan tersenyum,

"Gimana hari-hari kamu selama dikelas nak?"

"Yaa... seperti biasanya Bu."

"Baik, ibu cuma mau tanya satu Joy, dari semua murid yang ada di kelas mu, ada beberapa murid yang tidak mengikuti SNMPTN dan test seleksi masuk PTN lainnya termasuk kamu, kenapa?"

Joy yang mendengar pertanyaan Sunny pun hanya tersenyum canggung, dan memutar ulang semua perkataan orang tuanya beberapa hari silam dalam pikirannya,

"Pa, Ma, Joy ikut SNMPTN atau Ujian seleksi PTN jalur lainnya ya? Teman-teman Joy semua nya ikut serta, cuma Joy yang belum mengurus berkas-berkas nya."

Dengan jantung yang berdegup kencang menunggu respond dari kedua orang tuanya, Joy sembari berdoa didalam hati agar keinginan nya dapat terlaksana kali ini, mendengar orang tua Joy menghela nafas dan siap untuk menjawab Joy langsung memusatkan kedua matanya menatap kedua orang tuanya,

"Tidak perlu Joy, kamu lulus sekolah nanti langsung bekerja saja, tidak usah kuliah, kamu liat kemampuan kamu sendiri, nanti malah tidak selesai kuliah mu." jawab sang Mama.

Ya... Keinginan nya dipatahkan dengan mudah.

Serendah itukah kemampuan Joy? tidak ia bisa menyelesaikan dan membuktikan bahwa ia mampu menjalankan nya, tapi ia hanya seorang anak berusia 17tahun yang masih harus mengikuti apa yang orang tuanya katakan, belum ada kekuatan untuk dirinya sendiri berucap dan memenangkan argumennya sendiri, orang tua Joy hanya melihat seorang gadis kecil yang masih harus di tuntun tanpa ditanya apa keinginan nya sendiri.

Terlalu larut dalam lamunan nya Joy kembali disadarkan oleh jentikan jari Sunny didepan wajahnya,

"Hey.. Joy? Ko melamunin sih?"

"Eum.. Bu, saya mohon izin untuk tidak mengikuti Ujian SNM maupun Test PTN jalur lainnya nanti."

"Lho kenapa? Kamu ada peluang buat masuk PTN Joy, kenapa tidak mau coba?"

"Orang tua saya tidak mengizinkan Bu, maka dari itu saya tidak mengurus apa-apa tidak seperti yang lain."

Sunny pun yang mendengar penurutan Joy hanya mengangguk, "Yasudah, kalau begitu ikuti apa kata orang tua mu ya Joy, semoga ada baiknya buat kamu kedepannya nanti."

"Baik Bu, terimakasih, saya masuk kembali ya Bu, permisi" Ucap Joy dan langsung masuk kedalam kelas dan bergabung kembali dengan teman-temannya yang lain.

💫💫

Tersenyum, ia hanya bisa tersenyum mengingat kejadian beberapa tahun silam, cita-cita yang ia harapkan lenyap sudah, latihan yang di lakukan setiap seminggu sekali hanya menjadi sebuah kegiatan untuk mengisi kekosongan di kala weekend, sekarang ia terduduk disebuah ruangan yang berisikan komputer dan beberapa tumpukan berkas deadline yang harus diselesaikan.

Joy wanita muda yang harus mengubur semua impian untuk bisa melanjutkan jenjang pendidikan yang diinginkan semasa setelah sekolah menengah atas dulu, kini menjadi wanita yang bisa dibilang berkarir atas kemauan orang tuanya, mungkin ia sebal dengan dirinya sendiri mengapa terlalu menurut dan mengiyakan apa kata orang tua nya yang selalu mematahkan peluang kesempatan untuk dirinya berkembang.

Benci? tidak, tidak ada kebencian dalam diri Joy dengan orang tuanya, sekalipun banyak luka yang ia terima tapi ia tetap menjalani apa yang sudah ia pilih sejauh ini. Pasrah? Tidak, Joy hanya mengikuti dan ingin membahagiakan kemauan orang tua nya, sambil mencari kebahagiaan yang selama ini hilang.

Berat? Iya, sangat berat ia harus mejalani keadaan yang menurutnya ia tidak bisa bagi ke siapapun. Butuh sandaran? Sangat, tapi sampai saat ini Joy belum bisa membuka diri lagi tentang perasaannya yang ia pendam selama ini untuk di ceritakan ke orang lain bahkan dengan orang tua nya sendiri pun ia sangat tertutup. Ingin berhenti? Pikiran ini sering terbesit di saat semua sudah lelah, disaat apa yang selama ini ia lakukan hanya sia-sia dan tidak di hargai sama sekali.

Menjalankan sesuatu seperti robot, yang sudah di setting sesuai keinginan orang tua bukan hal yang mudah, terkadang Joy lelah, sangat lelah, menjadi seseorang yang selalu diandalkan dalam hal keluarga membuat ia suka mengeluh terhadap keadaan.

Bukan ia tidak bersyukur, ia amat sangat bersyukur dengan apa yang ia jalani dan ia terima selama ini, Joy selalu berfikir semua orang mempunyai masalah dengan kadar yang berbeda, mungkin semuanya yang ia alami ini, masih terbilang rendah dibanding dengan orang lain diluar sana.

Sepintas pikiran negatif yang kadang suka menyelimuti dirinya hanya dianggap sebuah angin lalu, sejauh Joy tenggelam dalam keadaan terpuruk ia selalu bisa kembali dengan keadaan yang lebih baik, berfikir bahwa dirinya sanggup menjalani apa yang sudah ada, sanggup menerima keadaan apapun nantinya, berdiri tegak dengan kedua kaki dengan prinsip yang ia sudah tetapkan dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Karna, semua usaha yang dilakukan dengan sepenuh hati dan dijalani dengan ikhlas, akan menuai hasil yang memuaskan nantinya, percaya....

"Semua akan indah pada disaat yang tepat."

.
.

Gatau ini sesuai atau enggak, but enjoy guys!

Kananta ConstellationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang