To You( Yaya X...) [pindah Akun]

HELAI MAROON

Silahkan membaca:)

.
.

.

.

.

.

Srakk

Duak

Krak

Duak

Bunyi-bunyi itu saling bersahutan dalam ruang kerja seseorang. Seseorang pemilik ruangan itu sendiri kini sedang dihajar habis-habis oleh tamu tak diundang.

"ah, aku sangat suka tingkah penurut mu ini." ucap tamu tak beradab itu.

Syuuutt

Prankk

Duakk

Ceklek

"Ay-CUKUPP, berhenti, berhenti sakiti jiejie!" amuk bocah yang baru masuk ke dalam ruangan dan syok dengan keadaan diruangan itu.

"hei, nak. Tenanglah sayang, jiejie mu tidak apa apa kok" terang salah satu tamu yang ada diruangan itu.

Ohh, lupa untuk memberi tahu, tamu-tamu tak diundang itu tak hanya satu orang. Mereka ada 4 orang. 2 pria dan 2 wanita. Dan tak perlu dijelaskan lagi, bahwa yang menyiksa Yaya, sang pemilik ruangan, adalah mereka.

"tap-tapi tapi tapi-"

"sudahlah, nak. Kamu keluar dulu. Oh bibi Nan mau bertanya apa luka mu, masih sakit? Kalau masih sakit bilang nak, jangan dipendam sendiri. Karena-"

"tidak bibi nan, luka ku sudah mulai kering kok" potong arga,bocah yang tiba-tiba masuk keruangan.

"Ya sudah arga keluar dulu yaa"

"Baiklah"

Akhirnya arga memilih untuk mengalah dan meninggalkan kakaknya diruangan karena dia percaya orang-orang itu tidak mungkin menyakiti aya jiejie nya.

Arga tidak tahu, tubuh sang kakak yang sedari tadi tersembunyi dibalik tubuh kekar pria di depannya sudah harus mengambil napas layaknya ikan sekarat.

Namun, meski begitu Yaya lebih memilih diam dan membiarkan semua ini.

"Jadi, gadis bodoh. Bagaimana cara yang kau pilih dalam menjaga adik mu hingga ia tergores begitu, Hah?! "

"Kau sudah membunuh sahabat kami, dan berlaga seolah semua baik-baik saja"

"bahkan kau menutupi kematian sahabat kami dari dunia dan bahkan adik mu sendiri. "

"Kau benar-benar gadis pembawa sial"

"Jika sahabat kami tidak menolong mu mere-hiks-ka hiks masih hi-hiks-dup hiks hiks hingga saat ini"

Yaya yang sedari tadi hanya mendengar celoteh Mereka hanya dapat diam dengan pandangan kosong.

Namun, ketika mereka mulai berbicara tentang tewasnya orang tuanya, dia mulai panik.

Dengan susah payah dia bangkit dan merangkak

"ku-kumohon ber-hen-ti mem-bi-ca-ra-kan ke-ma-ti-an o-rang tua ku huhh huh huh ak-"

"DIAM ANAK SIALAN"

SYUTTT
DUAKKK

Bunyi hantaman begitu keras bergema di ruang itu lagi. Setelah dengan sadisnya sosok yang dipanggil bibi Nan oleh arga menjambak dan membenturkan kepala Yaya sekuat tenaga ke meja kerja Yaya.

Darah semakin deras mengucur dari dahinya.

TO BE CONTINUE