KILLING THEM

278 20 8
                                    

Untuk yang kurang suka adegan berdarah langsung skip aja kali ya.

Hepi reding, ne.

Citt

Bunyi ban berdecit rendah di garasi apatement Alfa. Yaya orang mengendarai mobil itu turun dan memutari mobilnya untuk mengambil sang adik yang kini tertidur pulas.

Digendong ala koala, Arga menyamankan diri di gendongan sang kakak.

Sesampainya dikamar sang adik, Yaya meletakan Arga di kasur king size dan mengganti pakaian sang adik dengan piyama dongker bermotif bintang bintang.

Setelah selesai, Yaya keluar dari kamar adiknya untuk mengganti pakaian sekaligus membalut lukanya.
.
.
Setelah akhirnya selesai, Yaya pun melangkahkan kaki jenjang yang tengah tertutup hot pants hitam setengah paha dan sepatu sport maroon.

Tubuhnya yang tadinya tertutup pakaian putih kini digantikan oleh kemeja maroon yang lengannya digulung hingga siku, dan rambut merahnya diikat satu tinggi di bagian samping kepalanya.

"Apa tikus tikus sudah diambil?"

"sudah, Queen."

"Tunggu aku."

"Ba-"

Tuttttt

Sepertinya yang jadi bawahan Yaya itu harus punya kesabaran extra, belum selesai dirinya bicara bahkan 1 kata, sang Queen malah mematikan sambungannya.

.

.

.

.

Markas Light Y/M, 22.00

Tap

Tap

Tap

"Queen"

"Hm, Jangan ganggu aku ketika aku bermain"

"Baik Queen."

.

.

.
"No..nona, ampuni kami"

"i..ya no..na, tolong lepaskan kami"

"Kami tidak akan begitu lagi"

Bla..bla..bla

Omongan orang orang itu hanya ditanggapi dengan pandangan dingin Yaya. Setelah mereka lelah, mereka pun diam.

"sudahkan bicaranya? Maka mari kita bermain."

Yaya berbalik menghadap alat2 yang biasa dipakainya menyiksa korban. mulai dari pisau kecil sampai pisau daging, gergaji, kapak, pedang, pistol, bahkan alat Pemanggang pun ada.

Sreetttt

"Arghhhhh"

Yaya memotong satu telinga dari salah seorang  preman.

Jleb

Ditusuknya lengan salah seorang preman yang lain.

Yaya kini mengambil pisau, dan mulai mengiris daging di paha preman yang sudah membuat adiknya terluka.

Srattt

"ssshh arhhh"

Shhh

Bunyi terdengar kala Yaya menaruh daging itu di taruh di pemanggang, setelah dirasa matang. Yaya mengangkat daging itu dan menaruhnya, kembali pada tempatnya

"ARGHHHH"

Daging panas itu membuat si preman menjerit keras,karena kini daging itu tepat diluka bekas sayatan daging itu.

To You( Yaya X...)  [pindah Akun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang