XVIII. Ayah Pamer (1)

2.9K 306 33
                                    

Beberapa bulan telah berlalu semenjak Chengling melihat WenZhou bercinta. Kini kandungan Laopo sudah berusia 5 bulan.
Bagian perut terlihat semakin membesar. Begitu juga dengan bagian tangan dan kaki, semuanya ikut membengkak. Karena itu, Zishu sedikit kesulitan untuk berjalan.

Semenjak hamil, nafsu makan Laopo semakin bertambah. Manusia normal makan 3 kali sehari. Tetapi tidak dengan Zishu, dia makan 5 kali sehari. Untungnya Empat Musim memiliki Jinie dan Jixiu. Sehingga Laogong tidak repot untuk urusan dapur.

Untuk kebutuhan ibu hamil seperti ramuan, obat, pakaian dan yang lainnya telah diurus oleh Liyu. Dia selalu cekatan dalam mengurus istri tuannya. Dan untuk hal ini, Laogong juga tidak lagi repot. Semua telah diurus oleh para pelayan.

Bagaimana dengan anak - anak murid Empat Musim ? Apakah perguruan telah di bubarkan ?
Perguruan diurus oleh Ye Baiyi. Ia mengantikan Zishu untuk sementara. Awalnya dewa pedang menolak, tetapi karena Wen Kexing meminta bantuan padanya. Akhirnya ia menyetujui permintaan ketua Lembah. Ye Baiyi berpikir itu semua tidak masalah. Asalkan makanan selalu tersedia untuknya.

Penyihir dan Tuan Ketujuh masih tinggal di Empat Musim. Mereka berdua selalu menemani Zishu di masa kehamilannya.

Dan apa yang dilakukan Ketua Lembah ? Jika semuanya telah mengambil pekerjaan masing - masing.

Sesekali Wen Kexing kembali pulang ke Lembah. Ia memeriksa dan mengatur para pasukan dan pelayan Lembah Hantu. Setelah peristiwa besar berlalu, para penduduk desa berbondong - bondong meminta batuan ke Lembah Hantu.
Karena itu Wen Kexing perlu datang ke Lembah untuk melihat hasil pekerjaan mereka. Apakah pasukan Lembah dapat membantu warga desa ? Atau tidak ? Ketua Lembah berusaha melakukan yang terbaik.

~~~wuhu~~~

Hari ini Laogong berniat mengajak Laopo pergi ke pasar. Wen Kexing ingin membeli barang persiapan untuk Wen Kecil bersama Zishu. Karena itu, pagi - pagi sekali dia sudah menyiapkan kereta kayu dan kuda.

Setelah sarapan, keduanya lalu pamit pergi ke pasar. Di belakang kereta kuda, berbaris beberapa pasukan Lembah Hantu yang menjaga.

Kemudian sampailah mereka di pasar. Banyak warga desa yang menyambut mereka di sana. Para ibu tampak berseri memandang pasangan ini bergandengan tangan. Namun berbeda dengan para ayah.

Mereka sedikit kebingungan dan merasa lucu melihat perut mantan Ketua Tian Chuang yang semakin membesar. Di mata penduduk desa, Zhou Zishu sekarang terlihat semakin cantik dan anggun. Sang Ketua Lembah telah merawatnya dengan baik.

Mereka lalu singgah ke salah satu toko pakaian. Toko ini menjual pakaian anak - anak sampai dewasa.
"Salam hormat Pasangan Lembah. Silahkan masuk ke dalam" sambut sang penjual.

Wen Kexing dan Zhou Zishu tersenyum memandang penjual.
"A-xu, kau suka yang mana ? Yang ini atau yang itu ?" tanya Wen Kexing sambil menunjukkan pakaian anak - anak yang terpanjang.

"Aku bingung Lao Wen. Tidak bisakah kita membeli semuanya ?!" balas Zishu.

Penjual itu tertawa mendengar ucapan Zishu.

"Kita bisa saja membeli semuanya. Tapi itu percuma saja. Wen Kecil akan besar juga nantinya. Hahaha" ucap Wen Kexing mencubit idung Zishu.

Zishu tersenyum dan berkata "Kau betul juga Lao Wen"

Mendengar ucapan WenZhou yang barusan. Penjual itu berhenti tertawa. Sekarang ia terlihat menjadi emosi.

Kemudian mereka memilih beberapa pakaian di toko tersebut. Pakaian yang mereka beli tidaklah banyak. Tetapi walaupun begitu, pakaian tersebut bernilai sangat mahal. Hanya kerajaan dan kaum bangsawan yang sanggup membeli.

Wuhu Family (After Word of Honor) | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang