Villainess

ayah

"Bisakah aku sedikit egois hanya untuk cinta seorang ayah?"
[Jesna]

***
Jesna duduk di ayunan sambil melihat xavier bermain dengan raihana dan aiden walau sebenarnya kedua laki laki itu terlihat kaku di sana.

Jesna bersyukur karena ia bisa mewujudkan keinginanya untuk melihat raihana di akui oleh ayahnya. Walaupun di novel raihana akan bahagia pada akhirnya tapi ia tak ingin jesna mengalami penyiksaan terdahulu sebelum dirinya.

Tidak seperti takdirnya yang tidak di anggap oleh keluarganya hingga maut menjemputnya. Saat ini ia tak tahu ia bisa kembali atau akan terus berada di sini. Tapi harapannya ingin membahagiakan raihana dan aiden mungkin? Ia sudah tak memperdulikan hidupnya lagi. Jika memang nanti jika kedatangan protagonis wanita akan membuat xavier  jatuh cinta maka ia akan suka rela meninggalkan rumah ini.

Jesna pernah mendegar kata kata seperti "cinta pertama seorang anak perempuan  adalah ayahnya bukan?"

Lalu jesna juga pernah mendegar "anak perempuan akan menyandarkan kepalanya pada bahu tegas milik ayahnya lalu membiarkan air mata membasuh bahu milik ayahnya "

Kata kata itu terus tergiang di kepala jesna. Ia ingin tahu bagaimana kasih sayang itu, jesna ingin merasakannya juga. Bahu ayahnya terlalu jauh untuk ia gapai dan terlalu banyak ujaran kebencian yang ia dengar dari mulut ayahnya.

Di balik sikap kejam dan dingiinya, di dalam jesna juga seseorang yang rapuh. Di balik semua kesempurnaannya ada kecacatan yang tersembunyi.

Jesna tak ingin mencintai laki laki lain kecuali ayahnya. Ia tak pernah membuka hati cukup ayahnya lah yang menjadi kerapuhan dan kelemahannya.

Dan selain tidak di anggap diringa juga ternyata tidak di inginkan.

Ayahnya pernah bilang ia tak ingin mempunyai anak perempuan karena ia lemah.

Maka dari itu jesna masuk ke dalam dunia bawah dan menjadi kuat dan sempurna tapi lagi lagi itu hanya angin lalu bagi keluarganya.

Dan jesna tak ingin raihana kekuarangan kasih sayang ia ingin jesna merasakan masa kanak kanaknya. Bukan seperti dirinya yang harus terus belajar tanpa melihat betapa banyaknya warna di dunia ini. Bukan hanya warna abu abu hitam dan putih seperti hidpunya.

"Mommy" lamunan jesna buyar kala aiden memanggilnya.

"Yah sayang?" Tanya jesna lembut.

Aiden menghapus air mata jesna yang mengalir di pipi chubby milik mommy nya.

"Kenapa menangis hmm?" Aiden bertanya dan berjongkok di depan jesna sambil menggengam kedua tangan mommy nya.

Jika kalian ingin tahu umur aiden saat ini 15 tahun. Saat setelah ia lahir xavier telah membawanya ke china tanpa memperlihatkan aiden kepada ibunya.

Dan barulah sekarang ia kembali ke negara ia lahir dan sesekali xavier melihat keadaannya di sana.

"Mommy tidak apa apa" jesna memberikan senyum terbaiknya dan membalas genggaman tangan aiden.

Terlihat xavier mendekat bersama raihana yang ada dalam gendongannya.

"Ada apa?" Tanya xavier dan di balas gelengan oleh jesna.

"Sayang apakah kamu bersenang senang?" Tanya jesna lembut dan menggambil alih raihana ke pangkuannya.

"Yah mommy laihana cangat belcenang cenang!" Ucap raihana girang dan bertepuk tangan kecil.

Empat anggota keluarga itu bersenang senang di taman seharian.

'Bersenang senang lah dahulu, sebelum aku meregut kebahagiaan itu' batin seseorang di dalam mobil yang memperlihatkan aktifitas keluarga itu.

***

Jesna dan xavier berada di kamar mandi dan sesekali jesna berceloteh dengan banyak hal yang ia lihat di taman tadi, xavier hanya tersenyum tipis dan sesekali menimpalinya dengan kata

'Hmm'
'Oh'
'Ya'

Setelah keluar dari kamar mandi jesna menghentak hentakkan kakinya dengan kesal karena respon yang di berikan oleh xavier. Xavier hanya menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah istrinya yang luci itu.

Drtt..drtt
Suara dering telfon yang berasal dari hp raihana menghentikkan acara ngambeknya. 'Papa' nama yang Tertulis di layar hp miliknya.

Jesna kembali mengingat ayahnya di kehidupan nyata. Saat awal masuk ke dalam novel dirinya tidak terlalu berinteraksi dengan kedua orang tua jesna karena mereka super sibuk di tambah lagi sehari sebelumnya ia langsung berangkat untung pernikahannya.

Cukup lama jesna tak mengangkat telfon itu sampai xavier menyenggol lengannya.

"Halo pa?" Tanya jesna kikuk

'Halo putri papa, apakah kamu baik baik saja di sana?'

"Of course I'm very good" ucap jesna tersenyum kecil dan xavier yang memeluknya dari belakang sambil menempelkan telingannya juga di hp jesna.

'Syukurlah, jika butuh apa apa atau suami mu itu tidak mengiginkanmu maka pulang lah pada papa' ucapnya lembut

Xavier mendelik mendengarnya dan jesna hanya terkekeh kecil. Ia belum mengatakan bahwa xavier sangat baik bukan seperti dalam pikiran mereka yang menyebutnya tiran karena membunuh istri pertamanya dan musuh musuhnya.

"Maaf papa mertua, aku mencintai istriku!" Ucap xavier dingin. Dapat jesna pastikan papanya pasti sangat terkejut mendengar suara xavier.

'Ah maaf'jawab papa jesna kikuk. Lagi lagi jesna hanya terkikik geli.

"Dan kabar papa bagaimana?" Tanya jesna

'Papa sangat baik, apalagi telah mendengar suara putriku' ucap papanya sambil tersenyum walau tak di lihat jesna.

'Baiklah, sampai di sini dulu abangmu sedang merengek karena di marahi oleh mama mu'

"Yah,sampai jumpa pah"

'Sampai jumpa, papa mencintaimu putriku'

Jesna hanya diam, ada rasa iri dan hangat dalam hatinya saat papa jesna mengucapkan kalimat cinta. Ia sadar bahwa ia bukan jesna yang asli tapi kali ini ia ingin egois satu kali saja.

'Sayang?' Panggil papanya. Jesna mengigit bibir bawahnya menahan tangis
"Ya..h j..eje juga sangat mencintai papa" ucap jesna dan mematikan telfonnya. Ia  mendongkak agar air mata tidak jatuh dari matanya.

"Ada apa hmm?" Tanya xavier dan membalikkan badan jesna kemudian memeluknya. Xavier berfikir mungkin istri kecilnya  sedang merindukan papanya.

Bintang👇💙