R.I.P Andelyn Part 10

121 8 0
                                    

"Andelyn?" suara khas serak basah Justin menghentikan langkah Wayne yang tengah menuntun seorang gadis berambut coklat dan berantakan, pun bibirnya mulai membiru. Keduanya menoleh ke arah empunya suara, Justin.

Wayne? Bersama Andelyn? Tengah malam begini? Ada apa? Ia semakin tak mengenal Andelyn. Namun, ia tetap tak bisa mengabaikan ini. Ia lekas menarik Andelyn dari tangan Wayne. Seketika itu juga tubuh dingin Andelyn lemas, ia pingsan.

"Andelyn?" seru Wayne tiba-tiba. Entah, sejak kapan ia mulai peduli dengan tubuh yang Cassandra pinjam, padahal ia sendiri tau bahwa Cassandra baru saja pergi dari tubuh Andelyn.

Jemari Justin menahan dada Wayne agar tak mendekat. Lelaki berambut gold itu lekas melepas mantel bulunya. Ia bergidik kedinginan, tapi tubuh dingin Andelyn bahkan hampir membeku, ia lebih membutuhkan mantel itu.

"Justin, kumohon..."

Justin menyela sebelum Wayne menyelesaikan ucapannya. "Kau baru sadar bahwa kau hampir membunuhnya?" Ia sangat geram, rasanya ingin menghajar laki-laki ini, namun ia harus segera membawa Andelyn pulang.

"Kleinstern..." bujuk Wayne. "Biarkan aku membantu."

"Kau sama sekali tak membantu!" gumam Justin sembari menutup pintu mobilnya. Ia menggenggam tangan Andelyn, lebih dingin dari udara di luar. Mesin penghangatnya sudah menyala, tapi sepertinya tak terlalu memberikan dampak. Perlu banyak waktu untuk menghangatkan kembali tubuh Andelyn. Justin tampak lebih panik dari sebelumnya, keadaan hipotermia yang terlalu lama bisa saja membuat Andelyn...ah, ia tak ingin memikirkan itu. Segera ia menangkupkan kedua tangannya dan menggosoknya kedua telapak tangannya beberapa saat, lalu menempelkannya di leher dan pipi Andelyn.

Biiiippp!
Pesan masuk dari Ethan muncul di layar ponsel Justin. Beberapa saat ia mengabaikannya dan fokus dengan Andelyn. Tapi kemudian ia terpikir, bahkan Ethan akan lebih khawatir sekarang jika ia tak mengabari. Beberapa jam lalu Ethan yang memintanya mencari Andelyn di daerah sekitar rumah Wayne atau Noah.

"Halo?" suara Ethan dari seberang sana terdengar. Justin akhirnya menelepon setelah tubuh Andelyn sedikit hangat dari sebelumnya.

"Andelyn sudah bersamaku, beberapa waktu lalu dia bersama Wayne tanpa pakaian hangat. Sepertinya dia mengalami hipotermi, haruskah kubawa ke rumah sakit?" jelas Justin.

"Tidak, jangan! Andelyn tak suka rumah sakit, bawa pulang saja dia. Kutunggu di depan rumah."
***

"Daddy, aku tak pernah menghadapi hal semacam ini sebelumnya. Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan Andelyn? Aku bahkan berharap agar tak melihat keadaannya sekarang," keluh Ethan yang masih termenung di tepi ranjangnya dengan sinar biru yang hanya mampu dilihat olehnya.

Maapkeun baru update setelah bertahun tahun..btw, ada yg baru looohh, judulnya Memories...intiiip yuukks

R.I.P AndelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang