36. Another Stalker

3.2K 459 297
                                    

Klik di atas untuk mendengarkan lagu Lorde - Team

🌼🌼🌼🌼🌼

"Got you, Sean Xiao."

.

.

.

Madison Carrington Apartments
01.03 PM

Xiao Zhan perlahan membuka mata. Kepalanya terasa sangat sakit, pemuda itu menatap sekelilingnya, masih dalam keadaan linglung.

"Ugh ... what happened ...."

Xiao Zhan perlahan bangun, kesadarannya mulai terkumpul. Pemuda itu mendapati dirinya berada di atas ranjang dalam sebuah ruangan yang sedikit redup. Dilihatnya sekeliling, Xiao Zhan baru menyadari bahwa di dinding ruangan itu, fotonya tertempel dalam jumlah yang sangat banyak. Foto itu dari berbagai sisi. Kebanyakan background foto itu berada di kampus.

Saat itu, Xiao Zhan merasakan bahaya. Pemuda itu ingat apa yang terjadi sebelum dirinya pingsan. Profesor Wallace, pria itu adalah orang yang terakhir dia lihat.

Xiao Zhan menggerakkan tubuhnya, berusaha merangkak turun dari ranjang dengan kondisi kepala yang masih pening. Aneh sekali ... tubuhnya terasa begitu panas. Udara di sekitarnya terasa panas. Dan dia menyadari bahwa kemaluannya terbangun.

Bruk!

Masih di ranjang, tubuh Xiao Zhan kembali jatuh terkulai. Tatapannya mulai berkunang-kunang. Pemuda bergigi kelinci itu merasa sangat lemas dan tidak mampu menggerakkan tubuhnya. Seperti sedang terbakar, napasnya memburu, keringatnya bercucuran menahan rasa panas di tubuhnya.

"Ugh ... Yibo ... help-me ... it hurts!" rintih Xiao Zhan sambil menatap langit-langit ruangan.

Di saat bersamaan, pintu kamar terbuka. Wallace masuk ke dalam ruangan itu dengan seringai licik.
"Kau sudah bangun, Honey?"

Xiao Zhan mengalihkan tatapannya, setetes air mata mulai mengaliri pipinya. Pemuda itu terisak dengan pandangan sayu. "Hiks ... no ... please ...."

Profesor Wallace mendekat, kemudian duduk di tepi ranjang.
"Sean, apa kau tidak merasa panas, heum? Kau ingin aku membantumu?"
Pria itu tersenyum puas mengetahui bahwa aphrodisiac yang dia berikan kepada Sean kini mulai bekerja.

Xiao Zhan menggeleng lemah sambil masih terisak. "No ... no ... don't ...." jika bisa, Xiao Zhan ingin berlari sekencang-kencangnya. Namun anehnya, tubuh Xiao Zhan tidak mau menurutinya. Tubuhnya terasa begitu lemas, dan hanya bisa berbaring pasrah di atas ranjang itu.

Dengan kurang ajarnya, sang profesor mulai memainkan jemarinya di leher Xiao Zhan.
"Sean Xiao, kulitmu sangat halus." Pria itu menelusupkan tangannya dari bawah sweater, meraba dada rata Xiao Zhan dengan gerakan sensual.

Xiao Zhan merasa kulitnya begitu sensitif. Setiap sentuhan dari sang profesor membuatnya serasa terbakar.

"Enh ... no ... akhhh!"
Xiao Zhan memekik ketika pria itu meremas dan menarik nipple-nya.

Wallace tersenyum puas. Pria itu naik ke atas ranjang dan mulai melepas dasinya. Di matanya, Xiao Zhan terlihat sangat cantik. Tatapan sayu itu begitu menggoda. Sang profesor tidak kuasa untuk menahan diri. Pria itu melucuti sweater Xiao Zhan. Pemandangan dada dan perut ramping Xiao Zhan membuat sang dosen menelan ludahnya kasar.

"Hiks ... no ... hiks ... please ...."

Air mata Xiao Zhan tidak membuat Wallace iba. Pria itu justru menarik rahang Xiao Zhan, membungkuk hendak menciumnya.

Ting ... Tung ...
Ting ... Tung ...

Belum sempat pria itu menyentuh bibir Xiao Zhan, dia mendengar suara bel pintu apartemen yang ditekan dengan tidak sabaran.

Castle Of Glass(YIZHAN) Diterbitkan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang