Chapter Ⅴ - Akhir Y❦ng Menyedihkan

166 59 5
                                    

+┉┉┅┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ°

Sean berusaha menyembunyikan senyum sumringahnya dan berakting sedih kala orang tuanya akan dimakamkan. Akhirnya setelah bertahun-tahun, dia akhirnya terbebas dari neraka bernama orang tuanya dan menemukan kebahagiaannya sendiri. Sean begitu bersyukur atas apa yang menimpa keduanya malam itu.

Satu per satu para pelayat mulai meninggalkan rumah duka, langit telah menjingga dan lampu-lampu rumah juga taman mulai dinyalakan, wangi karangan bunga semerbak di ruangan tersebut, foto kedua suami-istri yang tengah tersenyum lebar itu dipajang dengan bingkai besar berwarna silver sampai sebuah tangan menyambar satu per satu foto tersebut dan membantingnya ke lantai. Bingkai kaca itu pecah berkeping-keping, berserakan di lantai, Sean berjalan tanpa alas kaki, membuat kedua telapak kakinya terkena pecahan beling hingga berdarah.

"Membusuklah kalian berdua di neraka!" Sean berjongkok, dia berbisik dengan suara dalam penuh dendam. Tangan kirinya memunguti pecahan kaca tersebut dengan tangan kosong, tahu bahwa ada seseorang yang berdiri di depan pintu, bersiap masuk, tetapi berhenti karena terkejut mendengar suara bantingan dari dalam.

Sean menoleh kala pintu itu terbuka lebar, menampilkan sosok pria berjas hitam dengan tatanan rambut klimis, kaca mata minus bertengger dihidung bangirnya dengan tangan kanan yang mengapit dokumen bersampul kuning, berjalan menghampirinya dengan raut cemas. "Apa yang terjadi?"

Sean memamerkan senyum teduhnya. "Tidak ada apa-apa, Paman. Aku tadi hampir jatuh pingsan dan tak sengaja menabrak foto-foto mendiang orang tuaku," jelas Sean. "Paman jangan ke sini, banyak pecahan beling, aku akan membersihkannya dahulu, tunggulah di sana." Sean bangkit, menuju ke ruangan belakang untuk mengambil sapu dan peralatan lainnya.

Disetiap langkah Sean, pria yang sekiranya berusia kepala 4 itu memperhatikan dengan ngeri jejak kaki Sean yang berwarna merah karena darah. Beberapa saat kemudian, ruangan telah bersih, Sean menghampiri pria tersebut setelah membalut kakinya dengan perban dengan senyum mengembang teduh dan duduk bersila di depannya.

"Aku turut berdukacita atas kematian kedua orang tuamu, Nak," ujarnya dan Sean berterima kasih untuk itu. "Tetapi aku tetap harus menyampaikan apa yang harus aku sampaikan." Sean menunggu dengan serius. "Kedua orang tuamu meninggalkan banyak sekali utang, dan kau sebagai satu-satunya ahli waris, wajib membayar semua utang mereka. Rumah dan aset lainnya akan disita oleh bank, kau diberi uang 5 juta won untuk mencari tempat tinggal baru."

Sean lagi-lagi hanya tersenyum, miris. Setelah mereka mati pun, mereka tetap membuat hidup Sean sengsara. "Aku akan, melunasi semua utang mereka." Dan sejak saat itu, Sean tak pernah lagi memanggil keduanya sebagai orang tuanya.

Sean pergi dengan membawa semua barang-barang yang dia dapatkan dari para gadis, dan meninggalkan barang-barang dari Senna dan Adam yang kebanyakan sudah tak layak pakai. Ia awalnya datang ke rumah Sandara, ibu angkatnya dulu, tetapi diusir, Sean lalu pergi ke rumah sanak saudara yang lain, tetapi mereka pun sama, tak ada yang sudi menampungnya. Bagi keluarganya sendiri, Sean adalah sampah yang tak layak dipungut.

Sekolah Sean berantakan, lagi-lagi dia tak naik kelas padahal usianya sudah 20 tahun lebih sementara uang pegangannya kian menipis, jadi dengan terpaksa Sean putus sekolah dan memutuskan untuk berangkat wajib militer. Dia sudah menyelesaikan mendaftannya dan tengah mengemasi barang-barangnya untuk berangkat besok ketika seseorang mengetuk pintu rumah kontrakannya yang berada di pemukiman kumuh di atas bukit.

Siang itu cuaca sungguh panas, Sean bahkan hanya menggenakan celana bahan selutut dan bertelanjang dada karena dia bahkan tak memiliki kipas angin. Sean membuka pintu, namun tak didapati siapa pun di depan rumahnya, hanya ada selembar surat berwarna kusam tergeletak di bawah kakinya tanpa nama pengirim. Ketika Sean pungut dan membuka isinya, isinya adalah uang cek sebesar 666 juta won yang sudah bertanda tangan dan selembar surat singkat yang berbunyi: datanglah ke alamat xxxxxx jika ingin tahu siapa aku.

LONESOME DEVIL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang